Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
STARTUP NalaGenetics telah meluncurkan produk terbarunya, MammoReady, yang merupakan tes prediksi risiko kanker payudara. MammoReady menggabungkan analisis DNA yang komprehensif untuk memperkirakan risiko kanker payudara berdasarkan tiga aspek utama: Risiko Poligenik, Risiko Klinis, dan Risiko Monogenik.
Risiko Poligenik memberikan penilaian berdasarkan skor untuk memprediksi risiko seseorang mengembangkan kanker payudara dalam lima tahun ke depan. Risiko Monogenik mempertimbangkan faktor genetik tertentu dengan memeriksa gen seperti BRCA1 dan BRCA2, yang dikenal terkait dengan kanker payudara. Terakhir, Risiko Klinis mengevaluasi individu berdasarkan kombinasi faktor risiko klinis dan genetik, yang digunakan untuk mengkategorikan mereka ke dalam risiko tinggi atau risiko rata-rata.
Levana Sani, CEO NalaGenetics, mengungkapkan pengembangan produk MammoReady dipengaruhi oleh pengalaman pribadi timnya dalam menghadapi masalah kesehatan dan risiko kanker. Sebuah pengalaman pribadi yang melibatkan kebingungan mengenai langkah apa yang seharusnya diambil dalam situasi yang serupa menjadi inspirasi untuk menciptakan alat deteksi dini seperti MammoReady.
Baca juga: Pemeriksaan Dini Kanker Payudara Perbesar Peluang Kesembuhan
"Tentunya tes prediksi ini tidak terbatas pada penyakit kanker saja, NalaGenetics ke depannya sedang mempelajari berbagai penyakit krusial yang dapat dilakukan tes prediksi sebelumnya,” ujar Levana, Sabtu (21/10).
Konteks yang menjadi latar belakang penting dari MammoReady adalah rendahnya kesadaran deteksi dini kanker payudara. Menurut Samuel J Haryono, seorang spesialis bedah onkologi di RS Siloam MRCCC, kanker payudara menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di dunia. Kanker ini memiliki banyak penyebab, termasuk faktor genetik, gaya hidup, dan faktor hormonal. Untuk mengurangi tingkat kematian dan keparahan kanker payudara, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dini dan screening, terutama bagi perempuan.
Baca juga: Kanker Payudara: Tak Kenal maka Tak Aware
"Hadirnya alat tes prediksi yang cukup mudah digunakan menjadi alternatif pemeriksaan secara dini kanker payudara dan penggunaannya cukup mudah,” tutur Samuel.
MammoReady hadir sebagai alat tes prediksi yang mudah digunakan. Tes ini hanya melibatkan tiga langkah sederhana: pengumpulan sampel dengan swab non-invasif yang dapat dilakukan di rumah, pengujian genetik, dan penerimaan hasil. Hasil tes dapat diharapkan dalam waktu 4-6 minggu, yang akan disampaikan dalam format PDF dan melalui aplikasi seluler NalaGenetics yang dapat diunduh dari Google Play (Android) atau App Store (iOS).
Dalam upaya meningkatkan hasil pasien dan mempromosikan perawatan preventif di Asia Tenggara, NalaGenetics berkomitmen untuk menghadirkan MammoReady sebagai alat yang dapat memberikan dampak signifikan pada industri bioteknologi dan masyarakat umum.
Eric Aria Fernandez, PhD, Risk Prediction Product Manager NalaGenetics, menjelaskan bahwa hasil tes MammoReady akan memberikan prediksi yang mengkategorikan individu ke dalam dua kategori, yaitu Average (risiko yang sebanding dengan masyarakat umum) dan Elevated (risiko yang lebih tinggi dari masyarakat umum).
"Pahami juga bahwa ini bukanlah diagnosa, melainkan prediksi yang memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang sebaiknya didiskusikan oleh dokter yang bertanggung jawab,” ungkap Eric.
MammoReady dirancang untuk memberikan alternatif pemeriksaan dini kanker payudara yang mudah digunakan, memungkinkan individu untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka dan mengurangi risiko yang terkait dengan kanker payudara.
(Z-3)
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Saat ini, penjualan alat kesehatan rumah tangga di Indonesia tumbuh pesat dengan laju 13,6% per tahun, dengan glucometer menguasai lebih dari 40% pasar.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Kegiatan kali ini turut menghadirkan lokakarya/workshop bertema tren perdagangan instalasi gas medik di Indonesia.
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved