Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PSIKOLOG Anak dan Keluarga Samanta Elsener mengatakan pelaku perundungan (bullying) pada umumnya gemar mencari korban yang dianggap lebih lemah untuk diintimidasi.
"Umumnya profiling yang dilakukan adalah mencari kekuatan diri korban yang lebih lemah dari pelaku. Dia (pelaku), selalu mencari korban yang bisa dijadikan tempat pelampiasan emosi negatifnya karena ketidakmampuannya menyelesaikan konflik," kata Samanta, dikutip Selasa (10/10).
Samanta menuturkan rasa ingin mengintimidasi korban yang telah diamati lebih lemah itu, timbul karena pelaku ingin membangun citra yang lebih berkuasa dan berkedudukan lebih tinggi dari korban.
Baca juga: Pemkot Jakut Bentuk Satgas Pencegahan dan Pengawasan Kekerasan di Sekolah
Intimidasi pun akan dilakukan dengan sikap yang amat mendominasi, agresif serta impulsif. Pelaku merasa, jika merudung orang yang lebih lemah, akan menghilangkan kekesalan atau perasaan negatif lain yang dirasakan.
Alasan lain dari intimidasi yang dilakukan oleh pelaku adalah ingin menutupi kekurangan dalam dirinya atau penilaian diri yang dipandang negatif. Pelaku juga tidak memahami perilaku tersebut merupakan tindakan yang salah dan tidak berempati pada korban.
"Meskipun diingatkan berulang kali untuk tidak mengganggu atau menyerang temannya, pelaku tidak bisa mengontrol dirinya dan justru terus mengintimidasi korban," katanya.
Baca juga: KPAI Catat 2.355 Kasus Kekerasan di Sektor Pendidikan dari Januari-Agustus 2023
Menurut Samanta, sikap intimidasi dan perudungan yang dilakukan pelaku dapat disebabkan oleh kurangnya bentuk kasih sayang di rumah. Situasi itu membuatnya ingin mencari pembuktian atas kemampuan dirinya dengan memperoleh kekuasaan yang sama dengan orangtuanya di lingkungan sekolah.
Penyebab lain yakni pelaku sempat menjadi korban kekerasan baik di lingkungannya maupun di rumah oleh orangtua.
"Bisa juga karena pelaku tidak memiliki hubungan yang baik dengan orangtua, seperti ada pengabaian emosi, penelantaran dan penolakan dari orangtua,'ucapnya.
Perempuan yang juga tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) itu menyarankan agar pemerintah memasukkan program penyuluhan di kurikulum sekolah untuk mengatasi maraknya kasus perundungan yang utamanya terjadi di lembaga pendidikan.
Di dalam kurikulum tersebut, bisa diselipkan pentingnya anti-bully di sekolah, sehingga anak-anak dapat belajar perilaku yang membedakan antara tindakan main-main, konflik dan perundungan.
Kemudian, pemerintah perlu mengadakan evaluasi secara berkala terkait kondisi psikologis anak-anak, sehingga bila ada anak yang membutuhkan bantuan profesional, dapat segera mendapatkan konsultasi guru BK di sekolah.
Seandainya peran guru BK di sekolah belum optimal, pemerintah diharapkan bisa membantu orangtua untuk mencari profesional di luar sekolah supaya kondisi anak-anak jauh lebih baik.
"Akan lebih baik untuk mengadakan program-program secara berkala di sekolah yang bisa membuat anak-anak jadi selalu kompak dan bisa mengatasi konflik-konflik yang dihadapi. Tingkatkan juga literasi anak supaya mereka memiliki pemahaman sosial yang lebih baik," ucap penulis buku psikologi tersebut. (Ant/Z-1)
Pahami materi bullying: pengertian, jenis, penyebab, dan cara mengatasinya. Edukasi lengkap untuk cegah bullying di sekolah dan lingkungan.
SISWA Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Maccini I/1 di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia diduga karena mengalami perundungan oleh teman sekolahnya.
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Sidang menampilkan tiga terdakwa yaitu Taufik Eko Nugroho, Sri Maryani, dan Zara Yupita Azra
Kasus perundungan dan pemerasan PPDS Anestesi Undip Semarang tersebut masih dalam penanganan jaksa penuntut umum.
Wildan juga mengalami pemerasan hingga Rp500 juta untuk membiayai pesta seniornya.
Film Rumah Untuk Alie akan tayang mulai 17 April 2025 di biskop.
KETUA Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait menyebut tindak kekerasan anak terus bertambah. Bahkan catatan di tahun 2024, meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Melalui ToT Program Tagar Ayo Balas Baik, diharapkan lahir 20 fasilitator baru yang siap menjadi agen perubahan dalam mengampanyekan budaya antikekerasan di dunia pendidikan.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama pada 31 Januari - 2 Februari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved