Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bacapres Tidak Diundang di Puncak Hari Santri

M. Iqbal Al Machmudi
06/10/2023 16:51
Bacapres Tidak Diundang di Puncak Hari Santri
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tegaskan Bacapres tidak diundang dalam peringatan Hari Santri(Antara)

KETIGA bakal calon presiden (Bacapres) tidak diundang pada puncak perayaan Hari Santri yang akan diselenggarakan pada 22 Oktober mendatang. Puncak peringatan Hari Santri tersebut akan digelatrdi Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Gaada, kita enggak akan mengundang bakal calon presiden," ucap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam launching logo dan tema hari santri 2023 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat (6/10).

Pada hari H akan diselenggarakan apel di Tugu Pahlawan Surabaya yang di hadiri Presiden RI Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

Baca juga: Hari Santri 2023 Usung Tema Jayakan Negeri dengan Jihad Intelektual di Era Transformasi Digital

"Inspekturnya nanti Insya Aallah nanti Presiden Joko Widodo dan setelah itu akan ada beberapa acara yang menurut saya ini buat media akan sangat menarik," ungkapnya.

Hari santri tahun ini mengusung tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri' tema tersebut dapat dimaknai secara historis dan kontekstual. Secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa para santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: LPBKI MUI Gelar Peringatan Hari Santri dan Sumpah Pemuda, Tekankan soal Literasi Islam

"Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober itu mengacu pada resolusi jihad yang dimaklumatkan oleh Kiai Hasyim Asyari. Resolusi Jihad itu berisi seruan kepada seluruh masyarakat agar berjuang menolak dan melawan penjajah," tegas Gus Men, panggilan akrabnya.

"Bahkan dikatakan bahwa berperang melawan penjajah adalah kewajiban setiap individu bagi yang berjarak 94 km dari kedudukan musuh," tambahnya.

Secara kontekstual jihad santri jayakan negeri menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata.

"Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital," pungkasnya. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik