Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, Aminudin Aziz membeberkan sejumlah kendala pelestarian aksara daerah di Indonesia.
Aminudin menyebutkan, sebagai kendala pertama pelestarian aksara daerah adalah tidak semua guru bahasa daerah memiliki kemampuan menulis aksara bahasa daerah.
"Kesulitan ini kami tangani dengan melibatkan para pegiat, sastrawan, atau budayawan yang memiliki kemampuan menulis aksara daerah menjadi bagian dari program revitalisasi bahasa daerah (RBD)," terang Amin kepada Media Indonesia, Senin (4/9).
Baca juga : Bahasa Suku Kaili Perlu Dilestarikan Agar Tidak Punah
Sebagai kendala kedua, ungkap Aminudin, banyaknya para penutur banyak yang beranggapan bahwa aksara daerah sudah tidak fungsional lagi, kemudian tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak punya prospek ke depannya.
"Kendala ini kami tangani dengan memberikan pemahaman tentang makna dan manfaat memiliki kemampuan menulis aksara daerah, termasuk peluang ekonomi ke depannya," tandasnya.
Baca juga : Bahasa Daerah dalam Himpitan Zaman
Selama ini, Aminudin mengatakan, pelestarian aksara daerah menjadi bagian tidak terpisahkan dari program revitalisasi bahasa daerah (RBD).
Menurutnya, tidak semua bahasa memiliki aksara. RBD dilakukan pada bahasa-bahasa yang memiliki aksara saja.
"Tahun 2023 ini kami melakukan RBD terhadap 72 bahasa/dialek di 25 provinsi. Tidak semua bahasa tersebut memiliki aksara," ujarnya.
Dalam RBD, Badan Bahasa membidik para penutur muda dan masyarakat mulai jenjang usia sekolah SD dan SMP. "Mereka akan belajar menulis aksara daerah dalam proses pembelajarannya," ujar Aminudin.
"Aksara dari bahasa Sunda, Jawa, Batak, Bali, Lampung, Bugis/Makassar, termasuk di antara yang kami revitalisasi," pungkasnya. (Z-4)
Aksara Bali adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 18 hingga 33 aksara dasar, tergantung pada bahasa yang digunakan.
Memasuki abad ke-20, muncul kesadaran untuk menjadikan Aksara Sunda sebagai simbol identitas budaya masyarakat Sunda.
Saat ini terdapat 8 aksara nusantara yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia.
Literasi merupakan keterampilan esensial yang tidak hanya mencakup membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan mengolah informasi untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan menggelar Bulan Bahasa Bali Tahun 2024 dengan tema “Jana Kerthi-Dharma Sadhu Nuraga” yang dilangsungkan di kantor kelurahan setempat, Rabu (31/1)
Keberhasilan upaya revitalisasi bahasa daerah tergantung kepada masing-masing kepala dinas di kabupaten/kota.
FTBIN merupakan selebrasi berbahasa daerah oleh para pelajar yang telah mengikuti program revitalisasi bahasa daerah sejak tahun 2021.
Kerja sama kebahasaan kawasan serumpun kembali dipererat dalam Forum Ketua Majelis Bahasa Brunei Darussalam–Indonesia–Malaysia (MABBIM)
Badan Bahasa kembali menegaskan komitmennya dalam pelestarian sastra lisan bangsa melalui partisipasi aktif dalam kegiatan Memperkasa Pantun Nusantara Ke-4, 2025
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Perubahan bentuk dan makna bahasa di media sosial menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan kebahasaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved