Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ORGANISASI Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), bakal menggelar musyawarah nasional atau munas alim ulama dan konferensi besar atau konbes pada 18-20 September mendatang. Tema yang diangkat dalam agenda tersebut yaitu Mendampingi umat, memenangi masa depan.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf, tema itu dipilih karena pihaknya sedang merancang satu set agenda dan program yang diorientasikan pada pendampingan masyarakat di akar rumput. "Terkait berbagai macam hajat hidup mereka sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (2/9).
Adapun NU memaknai tema memenangi masa depan dengan akselerasi dan adopsi kemajuan teknologi yang dibutuhkan agar masyarakat lebih siap menghadapi serta mengantisipasi dinamika yang terjadi. Selain teknologi, Gus Yahya menyoroti dinamika internasional dan situasi ekonomi sebagai tantangan yang mesti dihadapi masyarakat.
Baca juga: Tujuan Pendirian Nahdlatul Ulama serta Visi Misinya
Dari segi ekonomi, pihaknya menilai Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. NU sepakat dengan berbagai pakar ekonomi bahwa saat ini Indonesia mencapai titik krusial yang harus dihindari. "Sekarang mencapai titik krusial untuk menghindari middle income track," jelas Gus Yahya.
Munas dan konbes merupakan dua agenda yang berbeda. Munas Alim Ulama merupakan kegiatan yang menghadirkan para ulama di lingkungan NU untuk membicarakan berbagai macam masalah agama, khususnya terkait kehidupan bangsa serta hajat masyarakat adat.
Baca juga: Keturunan Syekh Sewulan, Muhadjir Mengaku Akrab dengan Tradisi NU
Konbes adalah forum yang diisi para pengurus NU di tingkat provinsi seluruh Indonesia untuk membahas organisasi. Dua acara itu, lanjut Gus Yahya, bakal digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur. "Insya Allah akan dibuka oleh Presiden RI Ir H Joko Widodo," pungkasnya. (Z-2)
KAPOLDA Metro Jaya Karyoto menyambangi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/5) malam.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Erick yakin Yahya yang tak lain ialah murid Said akan terus menjadikan PBNU sebagai organisasi yang menjadi pilar kemajuan bangsa dan negara.
TERPILIHNYA Gus Yahya menjadi Ketum PBNU, mengingatkan Gubernur Ganjar pada sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pemerintah akan mencanangkan 2022 sebagai tahun toleransi. Kerukunan dan toleransi masyarakat Indonesia dikagumi berbagai negara.
Gus Yahya juga menyampaikan terimakasih atas kunjungan Nediem. Aktivitas utama PBNU adalah pendidikan sehingga kerja sama dengan Kementerian Pendidikan akan terus dilakukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved