Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya optimistis dapat mengendalikan dampak dari El Nino seperti kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.
“Kekeringan, saya sudah mengikuti sejak 2015. Kalau kita lihat sampai 2017 dan 2018, kita kesulitan soal kekeringan. Tapi dalam dua tahun terakhir ini tidak separah beberapa tahun lalu,” kata Siti dalam rapat kerja dengan Komisi IV, Kamis (31/8).
Menurut dia, terbangunnya lebih dari 40 dam dan konstruksi peararian membuat bencana kekeringan di berbagai wilayah lebih bisa diatasi. “Kekeringan biasanya terjadi di Jawa Barat, tapi tahun ini sepertinya belum sampai ke situ,” imbuh dia.
Baca juga: Atasi Kebakaran Lahan Gambut Pintu Air Saluran Irigasi Dibuka
Selain itu, terkait dengan karhutla, Siti mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan dan penanganan secara cepat. Di samping itu, KLHK juga mendorong swasta untuk melakukan pemantauan dan penanganan karhutla di area konsesinya.
“Kita lihat sendiri, di Kanada itu karhutla sudah 15 juta hektare, di Australia 3 juta hetare, tapi kita kebakaran sedikit sudah teriak-teriak. Tapi ini bagus juga untuk early warning system,” ucap dia.
Baca juga: Sumber Air Kian Terbatas Upaya Pemadaman Karhutla Terkendala
Berdasarkan catatan KLHK, berdasarkan baseline 2015, maka tujuh tahun terakhir luas karhutla di Indonesia turun signifikan 96%, dari yang tadinya 2,6 juta hektare pada 2015 menjadi 90.405 hektare pada 2023.
Saat ini, ia memastikan bahwa KLHK sudah bisa mengetahui sumber kebakaran secara detil lewat pemantauan hotspot real time. Dengan demikian, begitu terdeteksi ada hotspot tinggi, tim penegakan hukum akan langsung turun ke lapangan dan menegur perusahaan yang menyebabkan hotspot itu.
“Tapi kalau saya pelajari, Kalimantan barat memang agak berat ketika masa-masa musim tanam. Jadi saat kita bersama polda, Manggala Agni datang pun diusir, mau apa kalian datang? Kan apinya juga kami pakai, kata mereka. Karenanya butuh edukasi kuat di tingkat tapak,” pungkas dia. (Ata/Z-7)
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah luas lahan yang terbakar dari 1 Januari hingga 3 Agustus 2024 seluas 384,85 hektare
Ada pun total kerugian akibat kebakaran di Kabupaten Kuningan mencapai Rp17 miliar
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Pemadaman Kebakaran Lahan Gambut di Sumatera Selatan
KEKERINGAN membuat lahan sangat mudah terbakar. Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, lahan seluas 1 hektare di tebing Kerud, Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara terbakar.
KARHUTLA di wilayah Jawa Barat kembali terjadi sejak Sabtu (24/8) malam di tujuh lokasi. Api membakar lahan dan hutan di Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Subang.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan kejadian kebakaran hutan dan lahan melanda lima daerah di wilayah ini.
Tahun lalu jumlah kebakaran mencapai hampir 300 kasus. Tahun ini dilaporkan hanya terjadi 140 kasus kebakaran
TIGA peristiwa kebakaran terjadi di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) sepanjang Rabu (18/10). Kebakaran terjadi di sekolah, rumah, serta pahan kosong di sekitar permukiman warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved