Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KETUA Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ulil Abshar Abdalla menilai generasi muda harus tahu bagaimana mencegah terjadinya penyebaran narasi keagamaan yang keliru itu dan mengurangi dampak dari aksi kelompok radikal di dunia maya.
"Generasi muda harus paham bagaimana cara kelompok radikal melakukan aksinya dan harus tahu bagaimana mencegah terjadinya penyebaran narasi keagamaan yang keliru itu, dan mengurangi dampak dari aksi kelompok radikal di dunia maya," kata Ulil seperti dilansir Antara di Jakarta, Jumat (16/6).
Hal itu disampaikan Ulil saat pengukuhan Duta Damai Santri dan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Jawa Tengah di Semarang, Kamis (15/6).
Ulil menilai maraknya narasi keagamaan yang keliru di media sosial, bisa menjadi salah satu akar dari radikalisme berbasis agama. Menurut dia, narasi keagamaan yang keliru seringkali menyebar dengan cepat dan luas di media sosial dan dapat mempengaruhi pemahaman agama seseorang secara negatif.
"Peran generasi muda di dalam menghadapi narasi keberagamaan yang radikal yang paling utama adalah memahami bagaimana cara kerja kelompok ini," ujarnya.
Menurut Ulil, kaum milenial tidak akan bisa menanggapi ideologi radikal jika tidak memahami cara kerja kelompok tersebut berselancar di dunia maya. Dia menjelaskan setelah mengetahui dan memahami, baru bisa merumuskan narasi tandingan.
"Narasi tandingan ini sebetulnya narasi yang tidak berangkat dari nol, karena narasi tandingan ini praktik keagamaan dan praktik dakwah yang sudah berlangsung di Indonesia selama beradab-abad," katanya.
Baca juga: Uji Kesetaraan Merupakan Upaya dari Implementasi Pendidikan Inklusif
Namun pada kenyataannya, menurut dia, masih banyak generasi muda termasuk para santri yang hanya menjadi pengguna media sosial yang pasif, padahal mereka memiliki ilmu agama yang cukup.
Ulil mengungkapkan bahwa santri memiliki ilmu yang banyak dan bagus karena mereka belajar ilmu Islam dari para kiai, namun memiliki beberapa kekurangan.
"Kelemahan para santri mereka kurang artikulatif, kurang banyak menulis, kurang banyak membuat dan memproduksi konten dan juga kurang
canggih memahami bahasa komunikasi saat ini," tuturnya.
Ulil juga menyampaikan akar penyebab radikalisme berbasis agama sangat kompleks dan ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemunculannya. Karena itu, lanjut dia, radikalisme berbasis agama tidak bisa dipisahkan dari konteks masyarakat modern dengan seluruh karakteristik masyarakat.
Dia mengungkapkan bahwa faktor yang berkontribusi terhadap munculnya radikalisme berbasis agama antara lain tekanan politik, solidaritas agama, budaya keagamaan masyarakat, kebijakan pemerintah, dan pendidikan.
"Faktor-faktor tersebut dapat menciptakan rasa marginalisasi, frustrasi, dan keputusasaan yang dapat menyebabkan individu menganut
ideologi radikal," ujarnya.
Menurut dia, untuk mengatasi masalah radikalisme berbasis agama, penting untuk mengatasi akar penyebabnya dan mempromosikan pendidikan, toleransi, dan pemahaman. (Ant/I-2)
WAKIL Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Indah Dhamayanti Putri, mengungkapkan rasa bangga atas ditunjuknya NTB sebagai tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025
Wali Kota juga menegaskan pentingnya memberi ruang dan wadah untuk anak-anak muda di Kupang agar terus berkarya, berani tampil, dan mengekspresikan diri.
Laporan keuangan tidak hanya berfungsi sebagai dokumen formal, tetapi juga sebagai alat komunikasi strategis kepada masyarakat dan calon investor.
RATUSAN kader Pemuda Katolik dari berbagai daerah mengikuti Diklat Dasar Pasukan Komando Pemuda Katolik (Diklatsar Paskokat) yang digelar di Wisma Kinasih, Bogor
Banyak anak muda memilih menggunakan uang untuk hal-hal yang dirasa dapat membuat mereka melupakan tekanan hidup, misalnya dengan belanja online.
Wamenag Romo R Muhammad Syafi’i mengungkapkan masjid harus menjadi pusat pembinaan umat yang holistik, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai episentrum transformasi sosial
Gerakan sosial rentan terhadap disinformasi dan kebisingan dari buzzer yang mengaburkan informasi.
SEBAGAI bangsa, sesungguhnya kita tengah kehilangan narasi. Kehilangan--meminjam istilah Bagus Mulyadi--akan letaknya di dalam kosmos kehidupan ini.
Untuk diketahui, saat ini, Pilkada 2024, sudah memasuki tahapan tanggapan masyarakat. Setelah KPU mengumumkan para bakal pasangan calon memenuhi syarat administrasi.
Konten kreator diminta untuk menyebarkan kebaikan via media sosial (medsos) mulai dari berbagi informasi soal pendidikan dan kewirausahaan hingga lingkungan.
Tren promosi produk lewat media sosial saat ini menjadi pilihan utama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ini menuntut penulisan narasi berkualitas dari UMKM.
NARASI Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2024 satu putaran lebih baik untuk menghemat anggaran negara terus disuarakan oleh elite politik dan pemengaruh jelang hari pemungutan suara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved