Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
KEKUATAN tradisi lisan sebagai sumber utama pembentukan karakter masyarakat sudah diakui sejak lama. Sebagai bagian dari warisan budaya yang turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, tradisi lisan memperlihatkan pula sebuah proses sosial budaya dari masa ke masa.
Pengarang sekaligus sastrawan Muhammad Hj. Salleh menuturkan selain sebagai simbol dan identitas suatu bangsa, tradisi sastra lisan rupanya juga amat berpengaruh pada perspektif dan cara pandang umat manusia hari ini.
Budaya berpantun, berpuisi serta gurindam, sebagai tradisi asli masyarakat Melayu sekaligus menjadi identitas Indonesia, sangat disayangkan, kini mulai luntur. Salleh mengatakan dengan lunturnya tradisi itu, cepat atau lambat luntur pulalah kelestarian alam.
“Mengapa demikian? Karena manusia kini tidak lagi memandang alam sebagai tempat ia belajar, bukan pula tempat memaknai banyak hal kehidupan. Alam sebagai objek dari hal-hal yang bisa ia eksploitasi,” ujarnya dalam diskusi Pleno Asosiasi Tradisi Lisan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin.
Salleh menyontohkan pepatah dalam tradisi lisan orang Minang ‘alam takambang jadi guru’ yang artinya leluhur kita di masa lalu kerap menganggap alam semesta tempat ia tinggal merupakan tempat belajar. Manusia diharapkan dapat mengambil banyak pelajaran dari alam, memaknai setiap proses tumbuh dan memelihara alam sebagai sesama subjek kehidupan.
Pandemi, kata dia, juga turut berperan mempercepat lunturnya tradisi sastra lisan kita. Generasi muda terutama, mayoritas juga telah kehilangan jati dirinya sebagai orang Melayu.
Antropolog Amri Marzali juga membenarkan hal pemikiran tersebut. Tradisi lisan lain seperti berlakon dalam teater dan wayang orang, juga semakin tak terdengar eksistensinya.
Minimnya dukungan dari pemerintah untuk menyelamatkan tradisi lisan juga turut menjadi sebab mengapa tradisi ini semakin banyak ditinggal masyarakat. Cara pengemasan yang tidak menggoda anak muda hingga ruang-ruang untuk berkreativitas yang terbatas jadi kendala.
“Kira kira perlu ada pertimbangan dari pemerintah serta korporasi untuk menjadikan berbagai bentuk kegiatan seni dalam tradisi lisan kita sebagai kegiatan yang profesional. Banyak seniman yang tak bergairah seperti dahulu karena industri hiburan tradisional kita terpinggirkan dan nyaris tak diperhatikan. Ini momentum untuk pemerintah, serta korporasi juga turut serta memperhatikan para pekerja seni kita,” pungkasnya.(H-1)
Putu Supadma Rudana mengingatkan, kebudayaan harus menjadi sokoguru pembangunan bangsa dalam momentum peringatan HUT ke-80 RI.
Lebih dari hiburan semata, Festival Budaya Nusantara dirancang sebagai wahana edukasi lintas generasi, menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Indonesia.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tekanan dominasi bahasa-bahasa besar dunia, bahasa daerah menghadapi ancaman yang semakin konkret
FILM Turang, yang pertama kali tayang sekitar 67 tahun silam di Festival Film Asia Afrika di Tashkent, Uzbekistan pada 1998 kini kembali dirayakan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan tuntutan daya saing global, kemajuan industri tidak harus mengorbankan kelestarian alam.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) meminta mereka yang hendak mendaki mendaftar secara daring lebih dulu.
PT International Shipping (PIS) mengadakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai bagian dari komitmen menjaga dan melestarikan keberlangsungan ekosistem laut.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) meresmikan Desa Wisata Senteluk di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai desa binaan.
Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati setiap 28 November merupakan inisiatif nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam.
Di tengah tantangan lingkungan yang semakin mendesak, BPDLH kembali menunjukkan eksistensinya sebagai garda terdepan dalam mendukung inisiatif pemerintah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved