Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Industri Hijau Dianggap Jadi Motor Ekonomi Masa Depan

 Gana Buana
05/8/2025 19:52
Industri Hijau Dianggap Jadi Motor Ekonomi Masa Depan
Pelestarian lingkungan.(Dok. MI)

DI tengah tantangan perubahan iklim dan tuntutan daya saing global, PT Jababeka Tbk. membuktikan bahwa kemajuan industri tidak harus mengorbankan kelestarian alam.

Melalui Jababeka Ecoweek 2025, kawasan industri pertama di Indonesia yang meraih PROPER Hijau 2023 ini kembali menegaskan komitmennya: pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan.

Penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI) menjadi pencapaian bergengsi yang hanya diraih oleh segelintir pelaku industri di Indonesia. Status ini membuktikan bahwa Jababeka tidak hanya memenuhi standar kepatuhan lingkungan, tetapi melampauinya melalui inovasi dan program keberlanjutan jangka panjang.

“Capaian PROPER Hijau ini menjadi bukti bahwa langkah-langkah keberlanjutan yang kami lakukan, termasuk program penanaman mangrove di Muara Gembong, memberikan dampak nyata di lapangan. Industri masa depan adalah industri yang tumbuh selaras dengan alam,” ujar Direktur PT Jababeka Infrastruktur, Vega Violetta.

Jababeka Ecoweek 2025 kembali memusatkan aksi di Pantai Bahagia, Muara Gembong, melanjutkan keberhasilan tahun sebelumnya yang telah menanam 50.000 bibit mangrove jenis Rhizophora.

Tahun ini, dengan kolaborasi lebih dari 15 tenant industri dan masyarakat lokal, target diperbesar: membangun green belt pesisir yang mampu menyerap lebih dari 400 ton CO₂e per tahun.

Mangrove ini berfungsi ganda: menjadi benteng alami dari abrasi dan badai, sekaligus menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati pesisir. Dengan kemampuan menyerap karbon dan logam berat, hutan mangrove Jababeka menjadi pilar penting menuju Indonesia Carbon Neutral 2060.

Kolaborasi untuk Ekonomi Hijau

Keberhasilan Jababeka Ecoweek tidak terlepas dari sinergi lintas sektor. Tenant-tenant seperti PT KAO Indonesia, PT Komatsu Undercarriage Indonesia, PT Dexa Medica, hingga PT United Tractors Pandu Engineering turut ambil bagian dalam aksi ini.
Tidak hanya itu, pemberdayaan masyarakat pesisir melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) membuka peluang ekonomi kreatif berbasis mangrove, seperti kerajinan tangan dan pangan olahan.

“Kami jadi lebih semangat mengolah hasil mangrove menjadi produk bernilai jual,” ungkap Ketua Pokdarwis Alipbata Pantai Bahagia, Sonhaji.

Keterlibatan Preserve Foundation yang dibentuk oleh mahasiswa President University menambah dimensi penting: regenerasi kepedulian lingkungan. Mereka menginisiasi penanaman pohon di Jababeka Botanical Garden dan menggelar seminar lingkungan, membentuk ekosistem pembelajar yang siap melanjutkan misi industri hijau di masa depan.

Jababeka memposisikan dirinya bukan sekadar kawasan industri, tetapi katalisator transformasi hijau di Indonesia. Visi ini sejalan dengan narasi besar bahwa industri masa depan tidak hanya memproduksi barang, tetapi juga melindungi bumi.

“Setiap langkah, sekecil apapun, adalah bagian dari gelombang perubahan menuju Indonesia yang lebih hijau, tangguh, dan kompetitif secara global,” tutup Vega. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya