Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERUSAHAAN lensa kacamata global terdepan, Hoya Vision Care, berkomitmen untuk membantu semua orang tanpa hambatan melalui penglihatan yang lebih baik.
Hoya Vision Care juga terus mengembangkan teknologi dalam memenuhi kebutuhan penglihatan masyarakat.
Keseriusan Hoya Vision Care untuk menghadirkan koreksi penglihatan berkelanjutan bagi segala usia ditandai dengan kunjungan jajaran CXO (Chief Experience Officer) Hoya Vision Care ke Indonesia salah satunya ke MiYOSMART Corner di Optik SEIS, Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (9/6).
50% dari Penduduk Dunia Alami Miopia
Alexandre Montague, Chief Executive Officer (CEO) Hoya Vision Care, mengungkapkan 50% dari penduduk dunia akan mengalami miopia atau rabun jauh (mata minus) pada 2050.
Baca juga: Fenomena Myopia Booming Kurang Disadari oleh Masyarakat Indonesia
Apabila miopia yang tidak ditangani dapat mengarah ke penyakit mata yang lebih serius.
Hal ini yang mendorong Hoya Vision Care untuk lebih gigih dalam mengedukasi serta mengembangkan inovasi teknologi guna menciptakan opsi kontrol miopia khususnya untuk anak dan menyediakan perawatan kesehatan mata sejak dini.
Masyarakat yang Berpotensi Miopia di Indonesia Tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Airlangga, prevalensi kelainan refraksi di Indonesia menempati urutan pertama dari penyakit mata, meliputi 25% penduduk.
Dan prevalensi miopia di Indonesia lebih dari -0,5D pada usia dewasa muda adalah 48,1% . Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki potensi tinggi terhadap miopia.
Baca juga: Periksakan Rutin Mata Anak ke Dokter meski tanpa Keluhan
“Kunjungan kami di Indonesia saat ini untuk menunjukkan komitmen Hoya bagi Indonesia serta mendukung tim lokal dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, melalui penglihatan yang lebih baik,” ujar Alexandre.
Dalam kunjungan ke Indonesia, Alexabdre didampingi Oxana Pastushenko (Chief Marketing Officer (CMO) Hoya Vision Care), Ian Wells (Chief Financial Officer (CFO) Hoya Vision Care), Serge Zins (Vice President (VP) Asia Pacific Hoya Vision Care), Dodi Rukminto (-Managing Director PT. Hoya Lens Indonesia), dan Budy Buntaram dan Rudhy Buntaram (Director/Owner Optik SEIS).
Hoya Vision Care telah menjadi mitra bagi para profesional perawatan mata selama lebih dari 80 tahun dan telah hadir di berbagai belahan dunia salah satunya di Indonesia sejak tahun 2008 dengan membawa berbagai jenis produk lensa kacamata.
Kacamata untuk membantu masyarakat mendapatkan penglihatan yang lebih baik dengan di antaranya lensa progresif, lensa penglihatan tunggal, lensa kerja, lensa fotokromik, serta lensa khusus yang hingga hingga saat ini telah tersebar melalui optik terkemuka di seluruh Indonesia.
Baca juga: Minum Jus Wortel dan Pakai Kacamata Turunkan Minus Mata?
Tidak hanya menyediakan produk lensa kacamata yang berkualitas, Hoya Vision Care menunjukan dedikasinya untuk terus berinovasi dan mengembangkan solusi dalam memenuhi kebutuhan kesehatan mata di Indonesia dengan menaungi tiga anak perusahaan.
Tiga anak perusahaan itu adalah pertama, PT Hoya Lens Indonesia yang mendistribusikan lensa Hoya ke optik-optik terkemuka di Indonesia, dan kedua, fasilitas lab produksi dari PT Hoya Manufacturing Indonesia.
Ketiga, PT Vision Ease Asia yang merupakan produsen massal lensa berbahan polikarbonat yang diekspor ke seluruh dunia.
Sebagai salah satu wujud kepedulian Hoya Vision Care terhadap masalah kesehatan mata sejak dini serta komitmennya untuk menjawab masalah kesehatan mata untuk segala usia, di akhir tahun 2022 lalu.
Lensa Kacamata Terapi Miopia
Hoya Vision Care memperkenalkan produk lensa terbarunya yaitu lensa kacamata terapi miopia, MiYOSMART.
Diciptakan dengan teknologi terkini, yang dapat mengontrol salah satu gangguan pada mata yang banyak dialami masyarakat, khususnya pasca-pandemi, yakni miopia atau kesulitan melihat benda jarak jauh secara jelas yang biasa dikenal dengan mata minus atau rabun jauh.
Lensa MiYOSMART merupakan opsi kontrol miopia untuk anak, berupa lensa kacamata terapi untuk menahan pertumbuhan mata minus yang efektif (dengan teknologi D.I.M.S. (Defocus Incorporated Multiple Segments) yang telah teruji klinis).
Baca juga; Mata juga Butuh Olahraga, ini 7 Gerakannya
Selain itu, aman (tidak menyentuh organ mata secara langsung, bahan lensa tahan bentur, dan dilengkapi perlindungan sinar UV), serta mudah (penggunaan serta adaptasi yang mudah).MiYOSMART kini memiliki uji klinis terpanjang dalam kategori lensa kacamata kontrol miopia, yakni selama 6 tahun dan memiliki tingkat efikasi yang paling tinggi di pasar Indonesia.
Hasil dari uji klinis selama dua tahun menunjukkan bahwa penggunaan lensa terapi MiYOSMART dapat memperlambat perkembangan miopia hingga rata-rata 60%, dan pada penelitian di tahun ke-enam dibuktikan bahwa MiYOSMART tidak menunjukkan efek rebound .
Kehadiran MiYOSMART mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat, terbukti ribuan lensa MiYOSMART telah dirasakan manfaatnya oleh Anak dengan miopia di Indonesia.
Baca juga: Teknologi Bedah Laser Refraktif Terkini Siap Layani Masyarakat Makassar
Hoya Vision Care juga bekerja sama dengan Optik SEIS untuk menyediakan inovasi terbarunya, lensa MiYOSMART ke seluruh Indonesia.
Dengan sekitar 170 total cabang, Optik SEIS menghadirkan produk terbaik untuk mata, dengan pelayanan yang profesional dan terpercaya.
Adanya MiYOSMART Corner di gerai Optik SEIS Mall Taman Anggrek Jakarta merupakan komitmen bersama dalam upaya edukasi dan pendekatan terhadap opsi kontrol miopia, serta untuk masyarakat luas agar bisa lebih mudah mendapatkan informasi.
Tidak hanya mengenai miopia namun seputar kesehatan mata secara menyeluruh dan produk lensa terbaik dari Hoya. (RO/S-4)
Sekitar 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi, sehingga membutuhkan kacamata lensa minus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa diprediksi pada 2050 sekitar 50% atau setengah populasi dunia akan menderita miopia.
Tes ini lebih cepat dan lebih murah. Miopia atau rabun jauh diketahui dapat merusak mata dan bahkan menyebabkan kebutaan jika tidak terdiagnosis.
Setiap 20 menit alihkan pandangan dari layar komputer dengan memandang benda berjarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.
Menatap layar terlalu lama dapat menyebabkan mata cepat lelah, kering, bahkan terasa nyeri..
Prevalensi miopia atau rabun jauh atau bisa juga disebut mata minus terus meningkat. Seiring dengan pandemi Covid-19 memberi pengaruh pada penambahan kasus miopia.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
"Kasoem Vision Care menyediakan pemeriksaan detail yang fokus pada tajam penglihatan oleh Refractionist Optician. Salah satunya, pemeriksaan binokuler,"
Program itu dirancang untuk memberikan akses kacamata kepada anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia yang membutuhkan alat bantu penglihatan, namun memiliki keterbatasan ekonomi
Operasi mata sebaiknya disarankan sedini mungkin begitu anak didapati mengalami katarak kongenital.
Miopi atau mata minus merupakan salah satu gangguan mata yang sering terjadi dan menyebabkan seseorang kesulitan melihat benda jarak jauh secara jelas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved