Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNAHKAH kamu mendengar obat ibuprofen? Ibuprofen adalah obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri, akibat berbagai kondisi seperti; sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, nyeri haid, nyeri otot, asam urat, arthritis, dan peradangan lainnya pada tubuh.
Ibuprofen digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu. Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
Lantas, apa saja yah manfaat dan seperti apa efek samping dari ibuprofen tersebut? Namun, sebelum membahas lebih lanjut ketahui dulu yuk, dosis nya terlebih dahulu.
Baca juga: Telemedisin Solusi Penuhi Kebututan Layanan Kesehatan
Dosis yang diberikan bergantung pada kondisi yang ingin diatasi dan kategori usia pasien. Berikut adalah dosis ibuprofen untuk dewasa dan anak-anak.
Baca juga: Inilah Daftar Makanan untuk Penderita osteoarthritis
Oral: untuk berat 5,45 hingga 7,73 kg sebanyak 50mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan, berat 8,18-10,45 kg sebanyak 75 mg setiap 6-8 jam. Maksimal pemberian adalah 4 dosis per hari.
Oral: 5-10 mg/kg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan, dosis maksimal adalah 40/mg/kg atau 4 dosis per hari.
Oral: dosis awal adalah 200 mg, diberikan setiap 4-6 jam sekali sesuai kebutuhan. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, dan diberikan setiap 4-6 jam. Pemberian dosis maksimal adalah 1200 mg per hari.
Tidak semata untuk meredakan nyeri akibat kondisi medis, ibuprofen memiliki banyak manfaat lainnya.
Untuk penyakit ringan seperti nyeri sakit gigi atau sakit kepala. Penggunaan obat ibuprofen dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek. Sedangkan, untuk penyakit kronis seperti artritis harus digunakan dalam jangka panjang.
Saat tubuh sedang sakit atau mengalami peradangan, secara alami tubuh akan memproduksi prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa dalam tubuh yang memicu munculnya rasa nyeri. Obat ibuprofen yang dikonsumsi akan memberikan khasiat menghilangkan rasa nyeri pada tubuh.
Sebab, ibuprofen memiliki kemampuan untuk menghalangi produksi prostaglandin penyebab rasa nyeri. Meski demikian, untuk beberapa kondisi obat ibuprofen kurang mampu untuk memberikan khasiat. Jadi, sebelum mengonsumsi obat ibuprofen pastikan Anda sudah melakukan konsultasi dengan dokter.
Bagi beberapa orang, mengonsumsi obat ibuprofen tidak akan memberikan efek samping. Namun, terdapat orang-orang yang tidak cocok mengonsumsi obat ini. Siapa saja, berikut:
Sedangkan, untuk efek samping yang akan dirasakan setelah mengonsumsi obat ibuprofen adalah:
Bagi perempuan, minum obat ibuprofen dalam jangka waktu lama akan mempengaruhi kesuburannya. Namun, masalah tersebut akan berhenti apabila konsumsi ibuprofen dihentikan. (Z-3)
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Salah satu saran, masyarakat juga perlu mewaspadai jika memperoleh skincare yang bertekstur terlalu kental atau lengket.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Pengidap migrain jangan mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena bisa menyebabkan medication-overuse headache(MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.
SEORANG pria bernama Yohanis Yunus Souisa, 51, ditemukan tewas dengan kondisi mulut berbusa di Hotel Erian Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/2) malam.
PARTISIPASI aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian yang tidak diinginkan (KTD) atau efek samping obat yang digunakan.
Obat covid-19 yang mengandung klorokuin dicabut izin edarnya karena dianggap berbahaya.
Vaksin itu telah menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi dalam tubuh dan kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus.
Efek samping setelah divaksin merupakan hal normal sebab tubuh sedang membangun perlindungan.
Upaya surveilans terus menerus dilakukan terkait temuan KIPI. Monitoring ini menjadi hal yang bermanfaat dalam suksesnya program vaksinasi ke depannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved