AGENCE Francaise De Development (AFD) menghibahkan 600 ribu Euro atau setara dengan Rp9,6 miliar kepada Kementerian PPN/Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF).
Pendanaan itu dibiayai oleh AFD selama 3 tahun dengan tujuan mengintegrasikan kebijakan karbon biru ke dalam kebijakan nasional dan sub nasional melalui implementasi kerangka kerja strategis karbon biru Indonesia.
"Kegiatan perlindungan dan restorasi merupakan langkah implementasi untuk memaksimalkan potensi karbon biru dalam mitigasi perubahan iklim," ungkap Plt Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian PPN/Bappenas Sri Yanti dalam acara "Kick off meeting: Integrasi Karbon Biru Dalam Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia", di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (29/5).
"Kegiatan ini merupakan langkah penting untuk melaksanakan proyek karbon biru, dengan dukungan dari AFD. Untuk mendorong integrasi karbon biru dalam kebijakan karbon biru di Indonesia," sambungnya.
Proyek ini, tambah Sri, merupakan bagian dari implementasi Indonesia Blue Carbon Strategi Framework (IBCSF) dan langkah pemenuhan target NDC.
Nantinya, ICCTF dan AFD secara bersama-sama mengembangkan ekosistem mangrove dan lamun di tiga daerah di Indonesia. Yaitu, Juru Seberang, Belitung yang memiliki luas lahan mangrove hingga 369 hektare, dan lamun 331 hektare.
Selain itu, ada Likupang, Sulawesi Utara, dengan luas lahan mangrove hingga 2.330 hektare, dengan 7 spesies lamun.
Serta di Raja Ampat, Papua yang memiliki lahan mangrove hingga 27,180 hektare dengan 6 spesies lamun.
Direktur Regional AFD Indonesia Yan Martress mengungkapkan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi karbon biru terbesar. Namun, masalah yang sedang dihadapi adalah minimnya integrasi dan koordinasi antar pihak, seperti pemerintah dan agensi. (Z-1)