Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FENOMENA cuaca ekstrem di Indonesia cenderung meningkat disebabkan dampak perubahan iklim yang saat ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.
Fonemena ditandai seperti meningkatnya frekuensi bencana banjir, meningkatnya bencana kekeringan, dan mundurnya masa musim hujan.
Negara yang berada di daerah tropis dan subtropis, selain mengalami peningkatan temperatur juga akan mengalami peningkatan curah hujan. Suhu rata-rata yang lebih hangat dan pola badai angin akan lebih mudah memicu penyakit kulit.
Baca juga: Ruam Popok, Salah Satu Penyakit Kulit Paling Umum pada Bayi
Dokter spesialis anak di RS Cinta Kasih Jakarta, dr. Fellycia Trie W., Sp. A, mengatakan, “Bukan hanya pada orang dewasa, masalah kulit justru lebih rentan terjadi pada bayi."
"Seperti yang kita ketahui, kulit bayi masih akan terus berkembang. Dibandingkan dengan kulit dewasa, kulit bayi lebih tipis, kurang berbulu dan memiliki lebih sedikit keringat dan sekresi kelenjar sebaceous," kata dr.Fellycia dalam keterangan, Senin (29/5)
"Sehingga, kulit bayi lebih mudah terkena trauma mekanis, bakteri dan cuaca serta perubahan panas. Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh si kecil adalah ruam popok," jelasnya.
"Ruam popok umumnya disebabkan oleh Irritant Contact Diaper Dermatitis, yaitu dari urin dan feses yang terperangkap di dalam popok. Selain itu, dapat disebabkan oleh infeksi jamur, impetigo atau dermatitis alergi (disebabkan oleh sabun, deterjen atau popok itu sendiri),” papar dr.Fellycia.
Jaga Kebersihan Kulit Bayi
“Jika kulit sensitif bayi terkontaminasi terlalu lama dengan cairan dalam popok, maka akan meningkatkan pH kulit lokal, terutama pada area popok si kecil," jelasnya.
Oleh sebab itu, Ibu harus senantiasa menjaga kebersihan kulitnya dan berupaya mengganti popok secara berkala, menjaga area popok supaya tetap kering serta memilih popok dengan fitur indikator urin untuk mempermudah Ibu saat perlu mengganti popok.
"Selain itu, penting menggunakan popok daya serap tinggi untuk mengurangi risiko ruam popok,” ucap dr.Fellucia,
Popok Berdaya Serap Tinggi
Inovasi Makuku sebagai pelopor era popok dengan inti struktur SAP di Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan sebagai “Popok Bayi Sekali Pakai Tertipis” yang memiliki keunggulan popok paling tipis diantara popok sejenis, yaitu dengan ketebalan hanya 1,6 mm dengan daya serap maksimal.
Baca juga: Pola Asuh Orangtua Sangat Pengaruhi Emosi dan Sosial Anak
Dibandingkan dengan daya serap popok lainnya yang berada diangka 72-76% dan 44-57%, Makuku justru unggul dengan kemampuan pembengkakan pada inti SAP di angka 77,07% dan 58,83%.
Penghargaan yang diberikan kepada Makuku sebagai “Popok Bayi dengan Fasilitas Anti Gumpal Pertama di Indonesia (SAP Teknologi) juga mampu mencegah risiko ruam popok karena inti penyerapnya tidak memiliki bahan pulp atau fluff sehingga anti gumpal dan tidak menyebabkan osmosis balik yang mengiritasi kulit.
Baca juga: Ini Tips Memilih Popok Agar Bayi Anda tidak Iritasi
Jason Lee, Brand Director Makuku Indonesia mengatakan, “Karena kondisi iklim tidak dapat dihindari, maka yang dibutuhkan oleh Ibu saat ini adalah solusi untuk menekan risiko ruam popok pada si kecil."
"Kemampuan penyerap SAP Core Technology pada Makuku SAP Diapers sebagai #AntiGumpal diciptakan dengan inovasi teknologi tinggi sehingga penyerapannya lebih cepat dan lebih merata," katanya.
"Ketika beraktivitas pun, popok yang terguncang tidak akan menggumpal atau menggembung di satu titik dan akan mengunci cairan," ucap Jason Lee.
"Selain itu, Makuku SAP Diapers juga dilengkapi dengan fitur indikator urin pada yang berwarna kuning dan akan berubah warna menjadi biru ketika popok sudah penuh," katanya.
Baca juga: Ruam Akibat Popok Kerap Dialami Bayi 9-12 Bulan
"Tujuannya supaya Ibu lebih mudah untuk mengetahui waktu ganti popok Si Kecil sehingga kulitnya tidak terkontaminasi terlalu lama dengan urin,” terang Lee.
Chelsea Olivia, public figure dan ibu 2 anak, berbagi pengalamannya, “Iklim yang tidak menentu bukan hanya memicu batuk pilek pada bayi. Si Kecil terlahir dengan kondisi kulit yang sensitif karena kulitnya masih terus berkembang."
"Karena itu, masalah kulit seperti ruam popok juga bisa terjadi. Sebagai seeorang Ibu, sudah seharusnya mengupayakan solusi untuk menekan risiko ruam popok pada si kecil," ucap Chelsea. (RO/S-4)
Apel bukan hanya buah yang lezat dan menyegarkan, tetapi juga memiliki beragam manfaat luar biasa bagi kesehatan kulit.
Moisturizer atau pelembab memiliki banyak manfaat yang menguntungkan, mulai dari menghidrasi kulit yang kering hingga membantu menjaga penampilan awet muda.
Pori-pori wajah yang terlalu besar, selain membuat kulit terlihat kurang mulus juga meningkatkan risiko munculnya jerawat. Berikut beberapa cara untuk mengecilkan pori-pori wajah.
Perlindungan sunscreen tidak bisa memproteksi seluruh badan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Disarankan untuk mengenakan pakaian yang memiliki perlindungan anti sinar UV.
Penurunan produksi kolagen yang terlalu cepat membuat tanda-tanda penuaan di kulit wajah muncul lebih awal. Bagaimana cara mencegahnya?
Filler berkandungan asam hialuronat dan biostimulator bermanfaat meningkatkan kesehatan dan tampilan kulit, termasuk mengatasi tanda-tanda penuaan di wajah.
Selain vaksinasi, menjaga kebersihan dan konsumsi makanan bergizi juga menjadi langkah penting untuk pencegahan polio.
Bayi memerlukan perhatian ekstra dan kenyamanan selama perjalanan, terutama ketika menggunakan motor yang memiliki kondisi dan kestabilan yang berbeda dengan mobil
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Penelitian terbaru menunjukkan memberi makan selai kacang halus kepada bayi sampai sekitar 5 tahun dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah hingga 71% di masa remaja.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved