Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat.
Program literasi digital kali ini melibatkan para siswa sekolah sasar (SD) di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (24/5) yang dimulai pukul 08.00 – 10.00 WIB. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta warga Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Baca juga: Program Literasi Digital: Cakap Digital Mudahkan Siswa Bikin Tugas
Hal ini lantaran menurut survei literasi digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor llterasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5.
Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Kemenkominfo dan Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Cermat Bermain Media Sosial.”
Baca juga:
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan para peserta berjumlah 9.500 dari 50 SD di Kota Depok itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Depok, Wawang Buang, S.Pd.SD., membawakan materi terkait Etika Digital.
Diperlukan Etika dalam Bermedia Sosial
Menurut Wawang, media digital dapat menjadikan kita berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain, juga mendapat pelajaran yang tak ditemukan di sekolah, namun menggunakan media digital memerlukan etika.
Ia pun menyebutkan ruang lingkup etika yang perlu diterapkan dalam media digital, yakni kesadaran saat berbuat sesuatu, bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, berintegritas atau memiliki kejujuran, dan menerapkan nilai-nilai kebajikan, kemanusiaan serta kebaikan.
Baca juga: Kemenkominfo Kenalkan Literasi Digital untuk Ribuan Siswa SD di Depok
“Ketika kita menerapkan etika pada diri kita, itu artinya kita sudah bisa menggunakan media digital dengan cakap dan bisa menyampaikan gagasan positif untuk orang sekitar kita," jelas Wawang.
"Jadilah orang yang bermanfaat jangan hanya mau memanfaatkan orang lain, kita harus cermat dalam berinteraksi dalam dunia, mudah- mudahan kita semakin cakap dalam media digital dan menyebarkan hal-hal yang positif,” saran Wawang.
Narasumber kedua yang tampil yakni seorang Konten Kreator dan Fotografer Arsitektural, Djaka Dwiandi Purwaningtijasa yang berbicara terkait Keamanan Digital.
Baca juga: Melalui Literasi Digital, Siswa di Bantaeng Diajak Sukses Belajar Online
Djaka menyebut jika media digital dipergunakan dengan sebaik-baiknya akan memiliki manfaat besar terutama saat mencari informasi terkait tugas dan pelajaran sekolah.
Tips Bermedia Sosial
Ia pun memberikan tips bermedia sosial, yakni tidak asal cari kenalan, tidak asal kirim data pribadi, dan tidak asal sharing berita.
“Jangan asal menggunakan media sosial, karena itu bisa berdampak buruk bagi kita. Pesan saya untuk adik-adik, hati-hati dalam menggunakan media sosial, karena di internet tidak semuanya baik, dan gunakan media sosial untuk kebaikan dan jika perlu didampingi orang tua,” jelas Djaka.
Sedangkan pemateri terakhir yakni Nadia Kartika yang merupakan seorang Content Creator dan juga Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Kecakapan Digital.
Ia mengatakan dalam bermedia digital memerlukan kecakapan agar dapat memaksimalkan manfaat dan kegunaannya.
Baca juga: Kemenkominfo Dorong Siswa di Pangkep Lawan Hoaks di Media Sosial
Menurut Nadia, cakap bermedia digital jika mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat lunak serta perangkat keras, juga memahami mesin pencarian, serta mampu menggunakan aplikasi percakapan dan media sosial.
“Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital maka dari itu kita diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital," terang Nadia.
"Utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber dan kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan, serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” papar Nadia.
Baca juga: EduTech 2023, Dorong Penerapan Literasi Digital Pendidikan
Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Aida Gunawan.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (RO/S-4)
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Layanan Konten empat tahun silam
Menkominfo menegaskan, ‘penyakit kedua’ yang menyertai pandemi Covid-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.
Digital Talent Scholarship tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan skill di era digital, tetapi sekaligus mempertahankan produktivitas masyarakat.
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved