Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Epidemiolog Universitas Indonesia Masdalina Pane meminta pemerintah mewaspadai potensi kenaikan angka kematian jemaah haji tahun ini. Potensi itu menjadi lebih tinggi karena pada musim haji kali ini tidak ada lagi pembatasan usia dan ada banyak jemaah yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat.
"Pembatasan usia oleh Pemerintah Arab Saudi tidak ada lagi. Kemudian minggu depan sudah mulai keberangkatan, tidak sempat lagi melakukan pemeriksaan kesehatan," kata Masdalina saat dihubungi, Kamis (18/5).
Oleh karena itu, lanjutnya, pengawasan ekstra harus diberikan kepada jemaah lansia terutama yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi
Baca juga: Indonesia Kirim Tim Advance Petugas Haji ke Arab Saudi
Sementara, covid-19 kini bukan lagi menjadi ancaman karena sudah bukan lagi menjadi emergency. Level Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia sudah dicabut oleh Organisasi kesehatan Dunia (WHO).
"Oleh karena itu jemaah diimbau agar utamakan ibadah wajib, jangan lupa banyak minum, jaga kesehatan, jangan terlalu letih dan yang risiko tinggi serta memiliki komorbid tetap menjaga kesehatan dan sebaiknya menggunakan masker di tempat ramai," tandasnya.
Baca juga: Penerbangan Perdana Haji dari Bandara Kertajati Dimulai 28 Mei 2023
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, berdasarkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1444 Hijriah/2023 Masehi, gelombang pertama jemaah mulai masuk asrama haji pada 23 Mei 2023 dan langsung berangkat ke Arab Saudi pada hari berikutnya.
Tahun ini, Indonesia mendapat 203.320 kuota jemaah haji. Jumlah itu terdiri atas 201.063 kuota jemaah haji reguler (termasuk prioritas lansia), 865 kuota pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umra (KBIHU), serta 1.572 kuota Petugas Haji Daerah (PHD). (Z-11)
MASIH ada 45 jemaah haji Indonesia yang di sejumlah rumah sakit Arab Saudi, baik di Makkah, Madinah, maupun Jeddah.
Sebanyak 1.308 jemaah di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) untuk penanganan lebih lanjut.
Ada 295 jemaah haji dibadalkan lantaran tidak mampu melanjutkan ibadah hajinya karena sakit atau wafat pada musim haji tahun ini.
Jjemaah haji wafat yang dicatat KKHI hingga Rabu (19/6) pukul 16.00 WAS mencapai 40 orang.
kebijakan murur berhasil menekan jumlah jemaah yang sakit atau pun angka kematian akibat serangan gelombang panas yang melanda kawasan Mekah dan sekitarnya selama prosesi puncak haji.
KKHI Makkah sendiri mencatat ada 57 jemaah haji yang saat ini masih dirawat inap karena 3 penyakit dominan. Yaitu pneumonia, dispepsia atau keluhan lambung dan demensia.
Hingga hari keempat pemulangan jemah haji nasional, dua kelompok terbang (Kloter) jemaah haji asal Riau telah tiba di tanah air dan mendarat di Pekanbaru.
Kemenag meminta jemaah haji yang mengalami sakit saat tiba di Tanah Air untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
BP Haji menegaskan bahwa wacana pemotongan kuota haji Indonesia 2026 batal dilakukan.
PEMERINTAH Arab Saudi disebut berencana mengurangi kuota haji Indonesia hingga 50 persen di tahun 2026. Meskipun belum ada kepastian, kabar tersebut tentu menimbulkan rasa khawatir.
KEPALA BP Haji, Mochammad Irfan Yusuf, mengatakan pemerintah Arab Saudi berencana mengurangi kuota haji Indonesia hingga 50 persen pada pelaksanaan ibadah haji 2026.
Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menyebut, ada wacana pengurangan kuota haji Indonesia hingga mencapai 50 persen dari total yang diberikan di haji 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved