Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJUMLAH langkah antisipasi yang diterapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) seperti murur berhasil menekan jumlah jemaah yang sakit atau pun angka kematian akibat serangan gelombang panas yang melanda kawasan Mekah dan sekitarnya selama prosesi puncak haji atau Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) .
Hal itu terlihat dari jemaah yang dirawat di pusat kesehatan pusat di Mina tidak sebanyak tahun lalu. "Alhamdulillah kalau dibandingkan tahun lalu jauh ya. Tahun ini lebih soft dan kalau kita lihat jemaah haji yang sakit juga tidak banyak, " ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro saat ditemui di Pos Medical Crisis Response (MCR) di Mina, Selasa (18/6).
Selain itu, kapasitas bed atau tempat tidur yang tersedia di pos kesehatan Mina juga tidak banyak terpakai. "Kita ke sana ada dari 20 bed, 5 bed nganggur tuh. Jadi itu kan indikator bahwa Alhamdulillah masyarakat jemaah kita lebih sehat lah dibandingkan tahun sebelumnya, " lanjutnya.
Baca juga : 33 Petugas KKHI Kawal Kesehatan Jemaah Haji
Begitu juga jemaah yang meninggal akibat heat stroke menurut Liliek selama Armuzna hanya ada tiga orang . "Itu juga angka yang fantastis. Sebenarnya mudah-mudahan penanganannya bisa lebih baik terus. Itu artinya kan indikator bahwa kita nanganin pasien-pasien heat stroke-nya lebih bagus, " ujarnya.
Dia menambahkan total jumlah jemaah yang meninggal hingga Senin (16/6) berjumlah 136 orang selama proses haji.
Minimnya jumlah jemaah yang meninggal atau sakit akibat gelombang panas menurut Liliek tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh PPIH selama ini. Di antaranya imbauan kepada jemaah untuk mengurangi aktivitas di luar, menyesuaikan aktivitas di luar dengan kondisi kesehatannya dan tidak memaksakan untuk banyak-banyak beribadah sunnah.
Baca juga : Mulai Keluhkan Sesak Nafas, Jemaah Haji Diimbau Banyak Minum
Karena memang yang kita hindarkan jemaah itu jangan banyak beraktivitas di siang hari khususnya.
"Dan kemudian juga kebijakan murur. Murur itu juga bagus sekali karena apa namanya sekian waktu proses pemindahan jemaah dari Musdalifah ke Mina yang tahun kemarin menimbulkan banyak masalah karena adanya kemacetan itu bisa dihindarkan, " ujarnya.
Menurut dia dampak murur luar biasa. Indikatornya secara logika saja, di pos kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit. (P-5)
PERGERAKAN jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh jemaah haji Indonesia sudah berhasil diberangkatkan ke Mina.
Skema pemberangkatan jemaah berbasis hotel menyulitkan penataan dan penempatan jemaah yang diatur berdasarkan markaz dan syarikah.
Ada tiga penyakit yang umum diderita jemaah haji Indonesia yang wafat. Ketiga penyakit itu adalah jantung, pernafasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat.
Pada pelaksanaan kesehatan haji saat di Armuzna akan disediakan layanan konsultasi medis oleh dokter umum dan spesialis, obat dan perbekkes, fasilitas rujukan, dan ambulans.
FASE gelombang I kedatangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci telah berakhir pada Sabtu (17/5). Operasional kedatangan jemaah haji gelombang I di Madinah berlangsung sejak 2 Mei 2025.
PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dan Syarikah sepakat bahwa pasangan jemaah haji yang terpisah dapat bergabung dalam penempatan hotel di Mekah.
Ali menjelaskan, biasanya cuaca di Makkah akan semakin panas saat sore hari, tepatnya menjelang shalat Ashar. Suhu mulai turun menjelang Maghrib hingga Isya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved