Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kekuatan Pelayanan Kesehatan Haji Diuji saat Armuzna

M Iqbal Al Machmudi
05/6/2025 10:44
Kekuatan Pelayanan Kesehatan Haji Diuji saat Armuzna
Ilustrasi(Dok Kemenag)

KEKUATAN pelayanan kesehatan haji Indonesia terletak pada jaringan layanan yang terencana dan terintegrasi di seluruh titik krusial Armuzna.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo mengatakan negara harus hadir dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah.

"Kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kesehatan haji kepada jemaah adalah kewajiban. Kami telah menyiapkan 192 orang PPIH Bidang Kesehatan, 1.044 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), 14 ambulans terlisensi dengan dua sopirnya, empat bus untuk safari wukuf, serta obat-obatan dan perbekalan kesehatan (perbekkes)," kata Liliek dalam keterangannya, Kamis (5/6).

Liliek juga membeberkan logistik obat dan perbekkes yang disiapkan, antara lain untuk kebutuhan kloter selama di Armuzna, kebutuhan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dan kebutuhan bus safari wukuf.

“Hari ini Selasa (3/6), obat dan perbekkes sudah didistribusikan ke Arafah dan Mina,” tuturnya.

Senada dengan Liliek, Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) PPIH Arab Saudi, Mohammad Imran menjelaskan bahwa pada pelaksanaan kesehatan haji saat di Armuzna akan disediakan layanan konsultasi medis oleh dokter umum dan spesialis, obat dan perbekkes, fasilitas rujukan, ambulans, serta pendataan melalui Siskohatkes.

Dalam kepadatan jemaah di tenda Armuzna, Imran mengingatkan agar jemaah tetap menggunakan masker meskipun berada di dalam ruangan.

"Begitu banyaknya jemaah di dalam tenda terasa sesak, padat, dan tidur dengan kasur di bawah serta dekat dengan faktor risiko debu untuk penyakit ISPA. Maka tolong petugas mengingatkan jemaah untuk menggunakan masker meski di dalam tenda, ya,” pesan Imran.

Selain itu, ia juga meminta agar petugas terus mengedukasi jemaah agar tidak memaksakan diri dalam beribadah.

"Haji itu adalah saat di Arafah dan sudah sah dalam rukunnya. Jangan memaksakan diri, karena selama melempar jumrah tidak ada klinik, tidak ada tempat istirahat. Tetap berada di Jamarat saat 10 Dzulhijjah," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya