Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KELUARGA tentu menjadi bagian penting dari kita, menjadi bagian di mana kita tumbuh dan berkembang. Tidak hanya itu, Keluarga tidak hanya sebagai rumah tempat kita singah, namun juga sebagai tempat yang menenangkan dan menyenangkan.
Pentingnya peranan keluarga tak heran ada hari keluarga internasional diperingati sebagai salah satu hari penting internasional.
Lantas, bagaimana sejarah, tema, dan cara memperingatinya ya? Yuk, kita cari tahu bersama.
Baca juga: Inilah Lima Tips Atasi Kesulitan Finansial Setelah Lebaran
Peringatan hari keluarga internasional berawal dari 1993. Namun, jauh sebelum itu, tahun 1980-an PBB mulai memfokuskan perhatian mereka pada isu terkait keluarga.
Baca juga: 10 Manfaat Kegiatan Family Time, Baik untuk Kesehatan Mental
Hal tersebut kemudian diwujudkan dalam resolusi PBB A/RES/47/237. Kemudian di tahun 2015, 193 anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi tujuan berkepanjangan yang terdiri dari 17 tujuan untuk mengatasi kemiskinan, diskriminasi, pelecehan, dan kematian yang dapat dicegah. Keluarga dan kebijakan serta program yang berorientasi pada keluarga ini berperan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya memiliki hubungan dengan keluarga. Selanjutnya hari spesial ini diperingati agar para anggota keluarga memiliki pengetahuan mereka tentang proses sosial, ekonomi, dan demografi keluarga.
Tahun ini Hari Keluarga Internasional ke-30, PBB mengusung tema Keluarga dan Perubahan Demografi atau Families And Demographic Change. Tema itu dipilih untuk berfokus pada perubahan demogafi besar dan dampaknya terhadap keluarga. Selain itu perayaan ini dibuat untuk berbagi pengetahuan terkini tren demografi, termasuk penuaan dan solidaritas antargenerasi.
Tak hanya itu, perayaan ini juga untuk memfasilitasi analisis dampak perubahan demografi terhadap kehidupan keluarga. Selain itu merekomendasikan kebijakan berorientasi keluarga yang menanggapi kebutuhan keluarga di seluruh dunia.
Mengutip dari halaman United Nations (UN), tahun lalu peringatan hari besar ini dirayakan dengan tema "Families and New Technology". Tema ini dipilih karena masyarakat semakin erat dengan teknologi. Apalagi saat pandemi, di mana kegiatan yang dilakukan sehari-hari melibatkan penggunaan internet. Orang tua berperan penting dalam membimbing sang anak saat berselancar di internet.
Guna meningkatkan hubungan kelurga menjadi lebih erta, bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Pertama kamu bisa melakukan aktivitas yang sifatnya gotong royong, seperti membersihkan rumah dan berkebun. Hal ini akan melatih kekompakan dan kerjasama antar anggota keluarga.
Selanjutnya, kamu bisa makan malam bersama. Kegiatan ini mungkin terdengar biasa saja, namun dengan berkumpul dan meluangkan waktu bersama-sama, banyak hal yang bisa kamu bicarakan, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang bahkan belum pernah kamu bahas.
Jika kegiatan makan malam belum cukup, kamu bisa melanjutkan aktivitas interaktif lainnya seperti bermain permainan bersama. Bermain permainan bersama anggota keluargamu bisa membantu mengurangi penat yang kamu rasakan akibat bekerja dan belajar terlalu lama.
Demikian informasi seputar Hari Keluarga Internasional. (Z-3)
Jangan sampai lantaran asyik bermain gawai membuat kita lupa dengan keluarga.
Pernikahan dini memiliki banyak dampak negatifnya. Yuks imak penjelasannya.
Ingin membangun keluarga harmonis, berikut tipsnya. Yang paling penting komitmen anggota keluarga untuk menciptakan keluarga harmonis.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved