Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengatakan tidak ingin lengdah dan fokus menyusun rencana jangka panjang, setelah organisasi kesehatan dunia (WHO) mencabut status kedaruratan covid-19.
"Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," kata juru bicara Kemenkes M Syahril dalam keterangan tertulis, Minggu (7/5).
Syahril mengutip keterangan WHO yang menegaskan perlunya masa transisi dari pandemi menuju endemi. Kemenkes tengah menggarap rencana tersebut.
Baca juga: Tetap Berhati-hati Meski Status Darurat Covid-19 Dicabut WHO
"Saat ini kita bersama-sama menuju pengakhiran kondisi kedaruratan dan berkonsultasi dengan tim WHO di Jenewa dan Jakarta untuk Indonesia," ujar dia.
Syahril menuturkan rencana itu mencakup pengawasan kesehatan di masyarakat. Kemudian kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan serta mempersiapkan kebijakan kesehatan lainnya.
Baca juga: WHO Tetapkan Covid-19 bukan Lagi Darurat Kesehatan Global
"Sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas kemungkinan adanya pandemi di masa yang akan datang," jelas dia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan secara resmi mencabut darurat kesehatan covid-19 global. Namun WHO tetap memperingatkan negara tetap waspada.
“1.221 hari yang lalu WHO mengetahui sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Wuhan, Tiongkok. Pada tanggal 30 Januari 2020, atas saran dari Komite Darurat yang diadakan di bawah Peraturan Kesehatan Internasional, saya mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atas wabah global covid-19 yang menjadi tingkat kewaspadaan tertinggi menurut hukum internasional,” ujar Tedros, Jumat (5/5). (Z-3)
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
HARI Donor Darah Internasional atau World Blood Donor Day jatuh pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Peringatan tersebut diresmikan sejak tahun 2004 oleh WHO.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Setiap negara memiliki karakteristik tersendiri dalam membentuk regulasi, termasuk mempertimbangkan aspek ekonomi dan ketenagakerjaan.
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim seperti saat ini, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
DIREKTUR Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ina Agustina menyampaikan, 76% kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi di 11 provinsi prioritas.
Kemenkes mencatat pada Maret 2025 sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564 ribu ODHIVÂ yang harus ditemukan pada 2025 untuk segera diberi penanganan.
Kemenkes) berkomitmen untuk mengeliminasi HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada 2030. Edukasi, deteksi dini, dan pengobatan menjadi kunci dalam mencapai target ini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved