Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DOKTER Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso Jakarta Rosa Marlina mengatakan vaksinasi tetap menjadi hal penting dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat di tengah sirkulasi covid-19 yang hingga kini terus bermutasi dengan cepat.
"Karena varian covid-19 ini mutasinya cepat, jadi vaksinnya harus dilakukan beberapa kali untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita," kata Rosa Marlina dalam sebuah dialog, Rabu (26/4) malam.
Ia mengimbau masyarakat tidak menyepelekan penularan covid-19, meski kondisi di Indonesia kasusnya masih cukup terkendali. Vaksinasi lengkap sampai dosis penguat tetap penting.
Baca juga: Imunitas Masyarakat Terhadap Covid-19 Mulai Menurun, Segera Lakukan Booster
"Mungkin varian yang sebelumnya untuk vaksin ini dia ada toleransinya. Tapi untuk varian satu lagi, tidak," katanya.
Karena covid-19 terus bermutasi, kata Risa, maka vaksinasi perlu dilakukan beberapa kali sampai booster kedua. Fungsi dari vaksin untuk membentuk imunitas yang bisa melawan virus saat mencoba masuk ke dalam tubuh.
Ia mengatakan masyarakat yang terinfeksi memang tetap ada meski sudah divaksin, tapi umumnya mereka tidak bergejala. Kalau pun bergejala, hanya ringan.
Baca juga: Belum Ada Lampu Hijau untuk Vaksin Covid-19 Bivalen di Indonesia
"Kalau sudah divaksin, pasti sudah ada imun. Kalau memang sebelumnya daya tahannya sudah cukup bagus, dimasukkan vaksin jadi bertambah bagus," katanya.
Oleh karena itu, melengkapi dosis vaksin covid-19 menjadi penting. Khususnya pada kelompok berisiko seperti lanjut usia, memiliki komorbid dan punya masalah imunitas.
Secara terpisah, pakar ilmu kesehatan yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan kasus covid-19 yang dipengaruhi Subvarian Arcturus diperkirakan mempengaruhi peningkatan jumlah kasus di Indonesia usai Lebaran.
"Yang jelas, sebelum Lebaran, beberapa kali kasus di atas 1.000, lalu waktu hari raya ini turun mungkin karena tesnya turun, dan dua hari terakhir ini sudah di atas 1.000 lagi," katanya.
Tjandra, yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, mengatakan Arcturus menjadi penyebab kenaikan kasus di sejumlah negara, di antaranya India dan Singapura.
"Kalau menurut pakar University of Tokyo, Arcturus 1,17 sampai 1,27 kali lebih mudah menular dari varian sebelumnya, yaitu Varian Kraken," katanya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk melakukan pemeriksaan PCR atau antigen kalau ada gejala yang mencurigakan.
"Utamanya pada kelompok rentan seperti lansia dan mereka dengan komorbid untuk ekstra hati-hati, pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan, melakukan vaksinasi booster," katanya.
Kepada pemerintah, Tjandra berpesan agar meningkatkan jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sehingga bisa diketahui pola varian yang ada.
"Termasuk mendeteksi ada tidaknya varian baru, dan kalau ada maka dominan tidaknya Arcturus," katanya.
Berikutnya, melakukan penyelidikan epidemiologi mendalam pada kasus yang dalam beberapa terakhir ini jumlahnya di atas 1.000 orang.
"Harus kembali menggalakkan kembali vaksinasi booster kedua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved