Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ini Ciri dan Jenis dari Diksi

Meilani Teniwut
08/4/2023 17:35
Ini Ciri dan Jenis dari Diksi
ilustrasi - jenis-jenis diksi(medcom)

SEBAGAI penulis, peran dari diksi sangat krusial. Diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dalam penggunaannya. Diksi digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang diharapkan oleh penulis.

Berikut adalah jenis-jenis diksi yang bisa digunakan penulis. 

Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut ini, penjelasan antara kedua jenis diksi tersebut.

Baca juga: Idgham Bilaghunnah, Bagaimana Cara Membacanya?

1. Diksi Berdasarkan Makna

Jenis diksi berdasarkan maknanya masih terbagi menjadi 2 macam, meliputi makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer (2009: 65), perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah kata. Singkatnya, denotatif bersifat umum dan konotatif bersifat khusus.

Baca juga: Ini Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri dan Anak

a. Makna Denotatif

Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain, makna denotatif adalah makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.

Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri, antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.

Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna denotatif, meliputi:

  • Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.
  • Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
  • Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.

b. Makna Konotatif

Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata, atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa. 

Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang masyarakat tertentu. Meski begitu, makna dari diksi ini juga akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.

Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki makna meninggal dunia).
Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak emas memiliki makna anak yang paling disayang).
Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta memiliki makna sebagai wartawan).

2. Diksi Berdasarkan Leksikal

Jenis-jenis diksi berdasarkan leksikal juga terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:

a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.

Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti mampus yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-hal yang lebih halus

b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.

c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan sama, tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna sebagai satelit alami di bumi sekaligus arti waktu.

d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda, tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon, seperti “bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda, tetapi pelafalannya terdengar mirip.

e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti makanan kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.

f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan mendapatkan “bunga” setiap bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.

g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal Hipernim, seperti kata sempurna yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik, bagus, luar biasa dan lainnya.

h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh, pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun binatang, yang meliputi gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat itu, kata binatang liar termasuk hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan lainnya termasuk hiponim.

Ciri-ciri Diksi

Menurut buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi), dijelaskan bahwa diksi memiliki ciri-ciri yang meliputinya sebagai berikut ini.

  • Diksi digunakan sebagai pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan oleh penulis.
  • Dapat digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap situasi, gagasan serta nilai rasa pembaca.
  • Menggunakan perbendaharaan kata yang didapatkan oleh masyarakat, bahasa yang digunakan dapat menggerakan atau memberdayakan kekayaan menjadi suatu kata yang jelas.

Selain ketiga ciri dari diksi tersebut, ada beberapa syarat ketepatan yang perlu diperhatikan. Menurut Gorys Keraf, berikut adalah syarat ketepatan diksi.

  • Menggunakan kata konotasi dan denotasi dengan cermat dalam sebuah tulisan.
  • Menggunakan kata sinonim atau kata yang sama atau hampir sama maknanya dengan cermat dalam sebuah tulisan untuk mengungkapkan gagasan.
  • Dapat membedakan kata yang memiliki ejaan mirip, tetapi makna sama.
  • Menggunakan kata kerja pada kata depan dan harus secara idiomatis.
  • Mampu membedakan kata khusus serta umum dalam suatu tulisan seperti pidato, sehingga ketepatan diksi dapat terjamin.
  • Memperhatikan pemilihan kata atau diksi dengan tepat secara berkelanjutan pada suatu tulisan maupun pidato.

Contoh Diksi

Berikut ini, beberapa contoh penggunaan diksi yang tepat dalam sebuah kalimat.

  1. Rendy sudah menjadi tangan kanan Andin selama 5 tahun. (tangan kanan adalah diksi yang memiliki arti sebagai orang kepercayaan).
  2. Rudy memilih menguras usaha sapi perah milik ayahnya setelah lulus SMA. (sapi perah memiliki makna yang murni dalam kalimat ini, yakni sapi yang memang diternakkan dan diperah susunya).
  3. Alika adalah anak yang paling pandai di sekolahnya dan Naura adalah anak yang paling pintar di kelas. (Panda dan pintar adalah dua kata dengan ejaan berbeda tetapi memiliki kesamaan makna).
  4. Intan sangat gemar pergi hedon dengan temannya hingga boros, sedangkan siska, adiknya adalah anak yang hemat dan gemar menabung. (Boros dan hemat adalah dua kata yang memiliki makna saling berlawanan).
  5. Sebelum berangkat apel pagi, saya selalu menyempatkan diri untuk sarapan buah apel. (Apel adalah kata yang memiliki ejaan sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda). (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya