Senin 20 Maret 2023, 17:45 WIB

Ini Profil Sapardi Djoko Damono yang Dirayakan Google Doodle Hari Ini

Zubaedah Hanum | Humaniora
Ini Profil Sapardi Djoko Damono yang Dirayakan Google Doodle Hari Ini

Google
Sastrawan Sapardi Djoko Damono diapuk sebagai ikon Google Doodle hari ini, 20 Maret 2023.

 

HALAMAN pencarian Google hari ini kembali dihiaskan oleh Google Doodle, berwujud sosok pria lansia, bertopi pet, berkacamata dengan menggenggam buku di tangan kanan sambil memayungi dirinya dari hujan. Sosok tersebut adalah sastrawan Sapardi Djoko Damono.

Google menjadikannya ikon Google Doodle untuk merayakan hari jadi ke-83 tahun dari sastrawan yang terkenal dengan buku Hujan di Bulan Juni itu. Google Doodle merupakan sebuah ilustrasi gambar atau animasi yang dibuat Google untuk merayakan momen penting, dan akan berbeda-beda di tiap negara.

Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 20 Maret 1940 ini sudah tutup usia pada 19 Juli 2020 di usia 80 tahun. Mendiang dikenal sebagai penyair, pengamat dan kritikus sastra, sekaligus dosen.

Baca juga : Aku Ingin Puisi Paling Terkenal Sapardi Djoko Damono
 
Semasa hidupnya, Sapardi Djoko Damono kerap dipanggil SDD, yang tidak lain inisial dari namanya. Ia kerap menggunakan topi pet di berbagai acara. Karirnya yang lebih dikenal sebagai sastrawan Indonesia bukan berarti buah hasil dari kuliah di program studi Sastra Indonesia.
 
Tamat pendidikan SMA, SDD mengambil kuliah di jurusan Sastra Inggris pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia juga sempat menempuh pendidikan kebudayaan di University of Hawaii, Amerika Serikat di kisaran tahun 1970.
 
Di tahun 1980, gelar doktor ilmu sastra diberikan pada Sapardi Djoko Damono dengan disertasi berjudul “Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur”. Pada tahun 1995, dia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.
 

Pendiri Himpunan Sarjana Kesusastraan

Kontribusi Sapardi Djoko Damono diakui banyak pihak sangat besar kepada perkembangan dunia literatur atau sastra Tanah Air. Di tahun 1986, dia menjadi sosok yang menggagas organisasi profesi kesusastraan di Indonesia.
 
Sapardi mendirikan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia pada 1988. Dia ikut mempopulerkan karya sastra Indonesia ke berbagai negara lewat undangan seminar dan kuliah di mancanegara.
 
Di karya “Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern” terbitan tahun 1988 yang dituliskan Pamusuk Eneste disebutkan bahwa Sapardi digolongkan ke dalam penyair angkatan 1970-an. Karyanya yang romantis disebut mirip dengan karya sastra khususnya puisi Barat di akhir abad ke-19.
 
Sejumlah karya puisis Sapardi Djoko Damono masih populer hingga saat ini bahkan semakin dinikmati lewat musikalisasi puisi. Dua karya yang dikenal di kalangan umum adalah puisi “Aku Ingin” dan “Hujan di Bulan Juni”.

Sapardi mendapatkan beberapa penghargaan terkait tulisannya. Di antaranya adalah penghargaan Putera Poetry Award pada 1983, Jakarta Arts Council Literary Award pada 1984, Southeast Asian Write Award yang disponsori ASEAN pada 1986, Achmad Bakrie Award for Literature pada 2003, dan Akademi Jakarta Award pada 2012. (Medcom.id/Z-4)

Baca Juga

MCH 2023

Jemaah Haji Salat Jumat Pertama di Mekkah

👤Windy Dyah Indriantari 🕔Jumat 02 Juni 2023, 10:35 WIB
Jemaah haji Indonesia akan menjalani salat Jumat perdana mereka siang ini di...
Ist

Beri Apresiasi, Waroeng Steak Berangkatkan 16 Karyawan Umrah Gratis

👤Media Indonesia 🕔Jumat 02 Juni 2023, 09:15 WIB
Waroeng Steak & Shake telah memberangkatkan sebanyak 183 karyawannya untuk ibadah haji dan...
Medcom.id

Kementerian PPPA Sebut Kasus di Parigi Moutong Masuk Unsur Pemerkosaan

👤Despian Nurhidayat 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:55 WIB
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar menegaskan persetubuhan anak di bawah umur merupakan tindakan yang sama...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya