Rabu 15 Maret 2023, 14:00 WIB

Edukasi Gizi Bisa Diberikan Sebelum Pasangan Menikah

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Edukasi Gizi Bisa Diberikan Sebelum Pasangan Menikah

Freepik
Ilustrasi

 

DOKTER Spesialis Gizi Klinik dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia Diana F Suganda mengatakan edukasi gizi dalam keluarga demi mencegah anak terkena obesitas bisa dimulai sejak sebelum calon orangtua menikah.

Edukasi ini juga bertujuan agar calon orangtua memiliki ilmu gizi cukup dan dilanjutkan saat perempuan calon ibu hamil, melahirkan dan seterusnya.

"Masuk fase MPASI, pastikan orangtua memahami bahwa anak butuh makan dalam bentuk gizi seimbang. Makan sesuai kebutuhan bukan keinginan si anak atau keinginan orangtua," kata Diana, dikutip Rabu (15/3).

Baca juga: Masyarakat Diingatkan untuk Cermati Label Gizi Makanan Olahan

Diana mengingatkan, komposisi gizi seimbang yang dibutuhkan anak berupa karbohidrat, protein hewani dan protein nabati, serta zat gizi mikro lainnya. Pastikan makan sesuai kebutuhan anak dan kelompok usia tumbuh kembangnya.

"Prinsipnya makan dengan kebutuhan kalori sesuai kelompok usia. Orangtua harus paham hal ini untuk menghindari asupan kalori berlebih pada anak sehingga terhindar dari risiko obesitas," ujar dokter yang berpraktik di RSPI Bintaro Jaya itu.

Selain memilih jenis makanan, sebaiknya perhatikan juga cara memasaknya. Dia menyarankan orangtua mengurangi memasak makanan dengan cara digoreng, misalnya cukup satu hingga dua kali sepekan.

Baca juga: Makanan Bergizi Cegah Anak Stunting

Selebihnya coba atur cara memasak dengan ditumis, sop bening, pepes, panggang. Menurut Diana, semua cara itu sangat efektif mengurasi asupan kalori si anak.

"Hindari makanan olahan dan makanan frozen, kaleng, snack. Kenalkan anak pada makanan segar dan olahan sendiri. Daripada makan nugget mending makan ayam, daripada sosis mending masak daging cincang. Pilih makanan segar seperti buah-buahan dan sayuran segar," papar Diana.

Sementara itu, dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, Frida Soesanti menyarankan, demi mencegah anak mengalami obesitas, orangtua perlu memantau tumbuh kembang anak sejak dilahirkan. Pemantauan ini meliputi pengukuran tinggi dan berat badan anak secara rutin, minimal saat datang untuk imunisasi.

Saat anak mengalami kenaikan berat badan yang tidak wajar, pastikan proporsi dengan tinggi badannya seimbang.

Frida mengatakan, kriteria obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, nilai indeks massa tubuh (IMT) atau BMI ditentukan dengan angka. Tetapi pada anak, digunakan kurva pertumbuhan karena memperhitungkan penambahan tinggi badan.

"Jika berat badan anak menurut tinggi badannya lebih dari 120% maka sudah termasuk obesitas," tutur dia.

Frida menambahkan, penanganan obesitas pada anak memerlukan kerja sama seluruh anggota keluarga. Menurut dia, pemahaman gizi penting dan minimal orangtua harus memahami makanan mana yang sehat dan makanan yang harus dibatasi untuk anak. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Freepik

Waspada, Penyakit Ginjal Kronis Tahap Awal Sering Tanpa Gejala

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 22 Maret 2023, 09:30 WIB
"Sebenarnya, kalau fungsi ginjal menurun sedikit itu pasien tidak merasakan gejala. Bahkan, kasarnya, fungsi ginjal menurun 25% pun...
ANTARA/Rianti

FOMO, Fenomena Unik di Tengah Kehadiran Blackpink

👤Imam Fachdrian Rachmat 🕔Rabu 22 Maret 2023, 09:18 WIB
Tidak jarang orang-orang yang mengalami FOMO ini kemudian mengalami ketakutan sampai kecemasan apabila tidak melihat tren dan mengikuti...
Ist/DPR

DPR Apresiasi Kementerian PUPR Cepat Tanggap Bangun Hunian Tetap Cianjur

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 08:59 WIB
Saat ini progres pembangunan hunian tetap telah selesai 100 persen. Juga, telah dilakukan serah terima kunci dengan Pemkab...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya