Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RUTIN membawa anabul memeriksa kesehatan ke dokter hewan, utamanya saat usia anabul sudah dewasa, sangat dianjurkan,. Hal itu diungkapkan dokter hewan sekaligus Corporate Affairs Manager PT Royal Canin Indonesia Novi Wulandari.
"Memang disarankan itu kan setahun dua kali. Kadang ada juga dokter yang bilang sehat jadi enggak apa-apa setahun sekali. Cuma disarankan memang buat hewan yang usianya sudah senior, baik itu anjing atau kucing, itu lebih sering (memeriksakan kesehatannya)," kata Novi, dikutip Senin (27/2).
Pasalnya, anabul berusia dewasa perlu dicek fungsi organnya mengingat usianya yang sudah tua. "Terutama ginjal dan hati," kata Novi.
Baca juga: Ini Penyakit yang Sering Dialami Anabul di Indonesia
Khusus untuk kucing, pawrents sebaiknya lebih rajin melakukan pemeriksaan mengingat sifat kucing yang cenderung tidak menunjukkan gejala penyakit.
"Kucing itu menyembunyikan ya. Kalau dia sakit itu dia tidak akan menampakkan kalau dia sakit. Makanya kucing liar atau kucing dilepasliarkan, kalau sudah lama nggak kelihatan, kemungkinan dia sudah tidak ada (meninggal). Karena kucing biasanya kalau sudah tau kapan saatnya dia pergi, dia akan mencari tempat yang nggak akan dilihat orang," kata Novi.
Pemeriksaan anabul akan disesuaikan dengan tahapan hidup masing-masing, yang pada umumnya akan meliputi vaksin tahun pertama, pemeriksaan antiparasit, kutu dan cacing, hingga pemeriksaan fisiologis seperti telinga, mulut, hidung, mata, otot, dan skor tumbuh.
Sementara untuk anjing ada tambahan pemeriksaan dermatologi jika dibutuhkan. (Ant/OL-1)
SAAT ini, masyarakat semakin sadar dengan pentingnya kesehatan hewan peliharaan. Mulai dari perawatan suplemen, cek kesehatan ke dokter hewan, hingga penyediaan produk-produk perawatan.
Infeksi cacing parasit zoonotik merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di wilayah dengan interaksi tinggi antara manusia dan hewan.
Meskipun kucing memiliki saluran air mata dan bisa mengeluarkan air mata secara fisik, mereka tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.
Apakah anjing atau kucing kesayangan Anda benar-benar aman dari rabies? Ternyata tidak. Para ahli memperingatkan bahwa hewan peliharaan di rumah tetap berisiko tinggi tertular rabies
Rabies adalah penyakit mematikan yang menyerang sistem saraf dan dapat ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau air liur hewan terinfeksi.
Seperti halnya manusia, kucing pun memerlukan asupan cairan yang cukup agar fungsi tubuhnya tetap optimal.
pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk memastikan kesehatan, dan keamanan hewan kurban, terutama yang akan dijadikan ternak kurban.
Selama tiga dekade terakhir, rabies masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, dengan 26 provinsi masih menyandang status endemis.
ANDA pengidap alergi padahal mau memelihara kucing? Ini rekomendasi beberapa jenis kucing untuk dijadikan hewan peliharaan calon pemilik yang mengidap alergi.
Disnakkan Banyumas masih menemukan cacing hati pada beberapa hewan kurban. Salah satunya ditemukan saat pemeriksaan di Rumah Potong Hewan (RPH) Desa Bantarwuni
Dokter hewan lulusan Universitas Syiah Kuala Benny Andista menjelaskan sejumlah tips menyimpan daging kurban dengan baik agar daging dapat bertahan lama saat disimpan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved