Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG Klinis dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto mengingatkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak dikontrol bisa menyebabkan masalah kesehatan mental, salah satunya masalah atensi.
"Penggunaan media sosial yang tidak dikontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, penurunan self-esteem, dan masalah atensi," terang Kasandra, dikutip Kamis (23/2).
Tidak hanya pada pengguna umum, Kasandra juga mengatakan bahwa hal ini juga bisa membawa risiko bagi para influencer atau pemengaruh yang dituntut menghabiskan banyak waktu menggunakan media sosial.
Baca juga: Soal Gaya Hidup Mewah Pegawai, Kemenkeu: Mengikis Kepercayaan Publik
Oleh sebab itu, Kasandra mengimbau para pemengaruh maupun pengguna lainnya untuk bisa mengontrol durasi menggunakan media sosial.
"Hal ini membawa risiko bagi para influencer yang dituntut untuk menghabiskan banyak waktunya di media sosial. Tidak hanya itu, keberadaan risiko ini juga ada pada pengguna media sosial. Maka dari itu, penting bagi influencer maupun pengguna untuk mengontrol aktivitas media sosial, misalnya dengan membatasi screen time," imbau Kasandra.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UI Dicky Chresthover Peluppesy juga menyarankan agar masyarakat tidak terfokus pada media sosial saja.
Sebab, media sosial hanyalah dunia virtual. Masyarakat juga perlu berinteraksi dengan orang-orang terdekat yang ada di sekeliling seperti sahabat, keluarga maupun guru.
"Media sosial itu kan adanya di dunia virtual. Sementara kita juga punya kehidupan yang asli, kehidupan sehari-hari. Di situ ada teman kita, keluarga, sahabat, guru, dosen, itu juga orang-orang yang juga bisa jadi sumber kita mendapatkan informasi. Nggak cuma media sosial," kata Dicky.
"Artinya gini, di tengah mungkin serbuan gadget gitu ya, terus mudahnya kita mendapatkan akses internet, jangan lupa loh kita sebenarnya tetap hadir di dunia yang nyata," pungkas Dicky. (Ant/OL-1)
Melalui platform online seperti Shopee, brand kecantikan lokal semakin berkembang dan memperluas pasar dengan berbagai fitur dan program yang ditawarkan.
Kehadiran anak-anak sebagai kidsfluencer ini rupanya memicu kekhawatiran akan potensi eksploitasi anak
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan
Slogan pick me mengarah kepada perilaku atau sikap seseorang yang berusaha mendapatkan perhatian dan penerimaan dengan cara menonjolkan diri sebagai pribadi yang berbeda.
BUDAYAWAN Banten Uday Suhada mengecam eksploitasi perempuan Badui yang kini marak dilakukan oleh para konten kreator ke media sosial (medsos).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved