Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GURU Besar bidang kesehatan dan dokter ahli saraf Unika Atma Jaya Prof Yuda Turana menjelaskan paparan AC bukanlah penyebab terjadinya penyakit Bell's Palsy atau kelumpuhan pada salah satu sisi otot wajah sehingga tampak melorot.
"Jelas tidak benar. Artinya kita tahu hampir semua orang yang bekerja di kantor juga pakai AC, dan nggak semua terkena Bell's Palsy. Jadi artinya tidak benar kalau Bell's Palsy itu karena AC. Jadi penyebabnya virus," ungkap Yuda, dikutip Senin (20/2).
"Ada yang bilang terpapar AC di satu sisi bisa Bell's Palsy. Memang terpapar AC di satu sisi nggak bagus secara kesehatan. Tapi itu bukan penyebab Bell's Palsy," imbuhnya.
Baca juga: Prinsip 5210 Bisa Bantu Anak Anda Terhindar dari Diabetes
Lebih lanjut, Yuda menjelaskan Bell's Palsy juga berbeda dengan stroke. Akan tetapi, kedua penyakit ini memang sulit dibedakan oleh masyarakat awam karena memiliki gejala yang mirip.
"Secara umum, secara gejala, bagi orang awam memang sulit dibedakan. Sehingga saya selalu bilang, kalau ada kelumpuhan sebelah, kita anggap jelek dululah. Kita anggap stroke dulu. Tapi sebenarnya, meskipun gejalanya hampir mirip-mirip, penyebabnya beda," jelas Yuda.
"Kalau gejala kan miripnya kelumpuhan di wajah, kemudian mendadak. Itu kan gejalanya sama. Tapi kalau dari penyebab, jelas beda banget. Kalau Bell's Palsy itu terkait dengan infeksi virus ya. Kalau stroke itu karena pembuluh darah. Artinya bisa karena tersumbat atau pendarahan. Jelas terapinya juga akan berbeda," tambahnya.
Meskipun disebabkan karena infeksi virus, Bell's Palsy tidak menular. Yuda memaparkan bahwa virus ini pun cukup unik, sebab hanya menempel pada tubuh yang cocok.
"Hampir jarang satu keluarga Bell's Palsy. Atau seseorang yang Bell's Palsy di kantor kita tanya ketularan dari siapa, itu jarang ya. Biasanya pasien nggak tahu dari mana dan kemudian kenanya di siapa. Jadi Bell's Palsy memang penyebabnya adalah virus, tapi tergantung juga dari aspek hal lain," ujar Yuda.
"Terlepas dari kondisi tubuh yang turun, ada juga aspek lain. Artinya virus ini nempel pada yang cocok tempatnya. Nggak semua orang bisa terkena. Tapi yang pasti apapun jenis virusnya, kalau saat kondisi tubuh turun, risiko makin meningkat," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Dikutip dari Daily Mail gejala khas dari varian Nimbus ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, seringkali di bagian belakang tenggorokan.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Virus Marburg adalah patogen yang sangat menular dan mematikan dengan tingkat kematian hingga 88%.
PrEP merupakan obat pencegahan HIV yang dikonsumsi sebelum seseorang terpapar virus. Sejak Januari hingga Mei 2025, tercatat 285 warga telah memulai pengobatan PrEP.
Virus HPV ini jahat, bukan hanya kanker serviks dia bisa bikin kutil kelamin, kanker tenggorokan, dan kanker penis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved