Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DOKTER Spesialis Obstetri dan Ginekologi Putri Deva Karimah mengatakan berkurang hingga hilangnya hasrat seseorang berhubungan intim dan fantasi dengan pasangan dalam waktu lama bisa jadi karena hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Dokter yang tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu, melalui keterangan resmi, Kamis (9/2), mengatakan HSDD dapat disebabkan masalah psikis dan nonpsikis atau adanya gangguan medis seperti permasalahan hormon dan kelainan fungsi organ.
"Umumnya, kondisi ini lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki, yakni 8,9% pada perempuan usia 18 - 44 tahun dan 12,3% pada perempuan usia 45 - 54 tahun," kata Putri mengutip penelitian Parish J Sharon et al, 2016.
Baca juga: Mengenal Kitab Fathul Izar, Gaya Bercinta dalam Pandangan Islam
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu menuturkan beberapa penelitian lain menyebutkan satu dari 10 perempuan mengalami HSDD dan sebanyak 32% perempuan dan 15% laki-laki berkemungkinan mengalami kehilangan hasrat yang dapat berlangsung hingga beberapa bulan.
Salah satu penyebab peremouan lebih sering mengalami HSDD yakni adanya faktor perubahan hormon ketika menjelang dan memasuki usia menopause.
Kondisi itu, menurut Putri, dapat menjadi masalah besar dan penting untuk diperhatikan apabila sudah mengganggu kualitas hidup serta terdapat kondisi medis yang mendasarinya.
"Kondisi ini tidak jarang mempengaruhi mental penderitanya, seperti stres, atau rusaknya hubungan dengan pasangan," kata Putri.
Umumnya, perempuan dengan HSDD tidak memiliki keinginan untuk memikirkan segala hal mengenai seks hingga berhubungan intim, atau ketika berhubungan intim tidak didapatkan rasa nyaman atau kenikmatan. Hal ini akan berpengaruh pada proses siklus respons seksual sang wanita.
Putri lalu menjelaskan tahapan siklus respons seksual manusia, yakni desire atau keinginan, dorongan, dan motivasi untuk berhubungan. Dorongan ini biasanya timbul dengan adanya kerja dari otak (psikoneuroendokrin).
Selanjutnya, arousal atau gairah saat berhubungan. Pada fase ini tahap lubrikasi pada vagina, kerja jantung, dan pernapasan semakin cepat.
Berikutnya, orgasme. Menurut Putri, hubungan intim atau seksual yang sehat akan melewati fase ini hingga mencapai puncak kepuasan.
Pernapasan dan kerja jantung semakin meningkat, tekanan darah meningkat, terjadinya kontraksi otot yang menghasilkan ejakulasi pada laki-laki, dan kontraksi rahim serta vagina pada perempuan.
Tahapan terakhir yakni resolution. Putri mengatakan, fase ini terjadi setelah tercapainya orgasme. Tubuh akan menjadi rileks dan nyaman, pernapasan dan kerja jantung kembali normal. Namun, apabila tidak terjadi orgasme, justru ketidaknyamanan yang akan dirasakan.
Apabila dari salah satu fase atau siklus ini tidak dilalui, rasa nyaman, kenikmatan, hingga orgasme tidak dapat dicapai. Alih-alih malah rasa nyeri dan terganggu yang dirasakan.
"Contohnya, perempuan dengan gangguan pada arousal akan membuat daerah vagina menjadi kering karena kurangnya produksi lubrikan/pelumas untuk membasahi daerah vagina," kata Putri.
Putri mengatakan HSDD dapat dipicu adanya masalah psikologis atau mental, seperti trauma, masalah dengan pasangan, faktor sosial seperti perempuan pekerja yang sangat sibuk, terutama pada perempuan usia menengah.
Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada perempuan menjelang dan ketika sudah menopause.
Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia).
Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu.
Ada juga faktor pemicu HSDD lainnya seperti senyawa organik di otak yang bernama neurotransmiter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual dan masalah sulit tidur yang menyebabkan seseorang mudah lelah.
Faktor lainnya bisa efek dari beberapa obat seperti obat antidepressant, obat kemoterapi, dan lain-lain, kemudian beberapa penyakit penyerta seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain. Kehamilan, persalinan atau sedang menyusui juga dapat menjadi pemicu.
Menurut Putri, orang dengan HSDD tidak perlu khawatir karena masalah ini dapat ditangani dengan mengetahui terlebih dahulu penyebabnya.
Cara mengatasi dan menangani kondisi ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis, serta adanya keinginan dari pihak suami dan istri.
"Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," saran dia. (Ant/OL-1)
Semangka kaya vitamin A, C, likopen, dan antioksidan. Buah rendah kalori ini bantu hidrasi, jaga kesehatan jantung, kurangi peradangan, dan baik untuk kulit.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit stroke yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, seminar kesehatan digelar.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
Strategi ini dinilai mampu melengkapi kebijakan pengendalian tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang belum siap berhenti dari kebiasaannya.
Berjalan mundur ternyata memiliki banyak manfaat kesehata. Simak tujuh manfaat berjalan mundur.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved