Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pemberantasan Kemiskinan Bagaikan Jauh Panggang dari Api

Imam Facdhrian Rachmat
07/2/2023 10:14

BERBICARA soal penyelesaian masalah kemiskinan sama seperti mengambil kabel headset di dalam tas yang selalu kusut dan sulit terurai. Masalah itu setiap tahun selalu dibahas untuk diselesaikan, tetapi setiap tahun itu pula kemiskinan terus muncul dan terus bertambah. 

Janji manis setiap pemimpin juga sering kali menghiasi kampanye untuk memberantas kemiskinan yang ada di Indonesia. Namun, tidak pernah ada yang tuntas memberantas kemiskinan dan benar-benar menyejahterakan masyarakat.

Baca juga: PJ Gubernur DKI : Penanganan Kemiskinan Terkendala Penambahan Pendatang

Kondisi kemiskinan ini sebetulnya memprihatinkan karena menyangkut nasib manusia yang berada di balik angka. Ya, di balik setiap angka yang dikeluarkan BPS ada individu miskin yang jauh dari kata sejahtera. Bahkan, ada kemungkinan setiap individu ini kesulitan memenuhi kebutuhan hidup untuk sekadar makan sehari-hari.

Peningkatan angka kemiskinan

Harapan pemerintah pasti ingin angka kemiskinan berkurang. Namun, seperti jauh pangang dari api, angka kemiskinan justru bertambah. 

Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS, Maret 2022, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 26,16 juta orang. Bukannya berkurang, jumlah itu justru bertambah pada September 2022, menjadi 26,36 juta orang. 

Jika dilihat dari jumlah itu, ternyata masih terdapat jutaan orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. 

Seperti diketahui, penghitungan jumlah masyarakat miskin ini berdasarkan pengeluaran minimum per kapita masyarakat yang ditetapkan BPS berada di angka Rp535.547 per kapita per bulan. 

Masyarakat dengan pengeluaran di bawah jumlah tersebut dapat dikategorikan miskin dan tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya. 

Akan tetapi, perlu diingat itu adalah pengeluaran per kapita per bulan. Jadi, dapat diasumsikan apabila dalam 1 rumah tangga terdapat 4 anggota keluarga, garis kemiskinannya tentu akan berubah menjadi Rp2.142.188/keluarga/bulan. 

Dengan demikian, jika pengeluaran di bawah angka tersebut, keluarga itu dapat dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.

Provinsi dengan jumlah kemiskinan tertinggi

Dari data tersebut, BPS juga mengelompokkan masyarakat miskin tersebar di provinsi mana saja. Terdapat lima provinsi yang mempunyai jumlah kemiskinan terbanyak. 

Jawa Timur masih menempati peringkat pertama dengan jumlah orang miskin mencapai 4,23 juta orang, disusul Jawa Barat dengan 4,05 juta orang, Jawa Tengah 3,85 juta orang, Sumatra Utara 1,26 juta orang, dan Nusa Tenggara Timur 1,14 juta orang.

Kondisi itu tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat. Bukan hanya mendata, melainkan juga merancang strategi untuk memberantas kemiskinan. 

Jika hanya mendata, data yang sudah sangat rinci dari BPS seharusnya dapat menjadi modal utama untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di provinsi masing-masing.

Pentingnya strategi matang

Sebenarnya pemerintah juga bisa dibilang tidak menutup mata dengan kondisi kemiskinan di Bumi Pertiwi ini. Hal itu terlihat dari anggaran perlindungan sosial yang terus ada dalam APBN dan APBD setiap tahunnya. Bahkan, nilainya bisa dibilang cukup fantastis serta sering kali mengalami peningkatan.

Misalnya alokasi anggaran perlindungan sosial 2022 yang nilainya mencapai Rp431,5 triliun. 

Anggaran sebesar ini kemudian dibagikan dalam bentuk jaring pengaman sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan tunai pedagang kaki lima, warung, dan nelayan (PKLWN), kartu sembako, BLT minyak gorang, dan BLT desa. Jaring pengaman sosial ini yang kemudian disalurkan ke seluruh Indonesia melalu instansi terkait.

Namun, kadang ada hal yang luput dari strategi pemberantasan kemiskinan oleh pemerintah. 

Bantuan-bantuan dalam bentuk jaring pengaman sosial ini seharusnya merupakan strategi jangka pendek dan bukan menjadi fokus utama pemerintah. 

Pengembangan pendidikan, skill, atau keahlian masyarakat miskin ini yang seharusnya menjadi poin penting dan pekerjaan rumah pemerintah. Tujuannya agar mereka tidak terus-terusan mengandalkan bantuan pemerintah, tetapi dapat juga bersaing dalam dunia pekerjaan untuk memperbaiki hidup agar keluar dari jeratan kemiskinan. 

Mengajak masyarakat untuk belajar dan mempunyai keterampilan sambil memperbaiki sistem ketenagakerjaan sebenarnya menjadi strategi penting dalam memberantas kemiskinan di Indonesia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya