Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOMUNITAS Stand Up Jakarta Barat (Jakbar) berkolaborasi dengan Masyarakat Sadar Risiko (Masindo) menyelenggarakan acara dengan tema “Eksplorasi Kebebasan Berekspresi yang Sadar Risiko” di Eatime Stories, Jakarta Barat, pada Sabtu (4/2).
Kegiatan silahturahmi bersama para anggota komunitas ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi sekaligus mengedukasi tentang pentingnya penerapan budaya sadar risiko dalam menjalankan profesi sebagai komika serta aktivitas sehari-hari lainnya.
Pemenang Stand Up Comedy Indonesia Season 9 (SUCI IX), Rio Steven Dumatubun, menjelaskan profesi komika memiliki peran yang berpengaruh dalam menyampaikan informasi kepada publik karena menyajikan materi yang bersumber dari pengalaman pribadi maupun permasalahan sosial di masyarakat.
Namun di sisi lain, komika tidak terlepas dari risiko, seperti menyinggung orang lain.
"Oleh sebab itu, para komika perlu menerapkan konsep sadar risiko dalam pembuatan materi agar humor yang disampaikan dapat diterima masyarakat dengan baik," kata Rio dalam keterangan pers, Minggu (5/2).
“Jangankan lawakan, satu kalimat yang sama saja kalau didengar dua orang berbeda, maka akan ada dua interpretasi berbeda," jelasnya.
"Apalagi sekarang orang bisa dengan mudah mengambil potongan video. Jadi sehati-hati apapun komika menulis materi, kita harus tetap sadar bahwa akan selalu ada risiko materi itu tidak tersampaikan dengan baik,” kata Rio.
Untuk meminimalisasi risiko penonton keliru memahami maksud komika, Rio menyarankan untuk menghindari penggunaan bahan-bahan yang sensitif dalam pembuatan materi.
"Caranya dengan memikirkan semua konten secara lebih komprehensif," ucapnya.
Sebab, Rio meyakini bahwa apabila bahan yang sensitif saja bisa dibuat lucu, tentunya melucu bisa dilakukan tanpa menyinggung.
Komika juga bisa menyelipkan pesan-pesan moral yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada tingkat individu maupun lingkungan.
“Terlebih lagi kalau di TV atau diunggah ke internet, itu sudah terlalu beragam penontonnya sehingga harus dipastikan pesannya lebih positif dan sampai ke mereka dengan baik,” ujar dia.
Ketua Masindo Dimas Syailendra R. menambahkan budaya sadar risiko adalah sebuah kondisi di mana masyarakat perlu menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan memiliki risiko, baik besar maupun kecil.
Pasalnya, saat ini masyarakat kerap bertindak tanpa memikirkan tentang risiko dan cara menanggulanginya.
“Masindo hadir agar masyarakat yang belum sadar terkait adanya risiko di sekitar mereka bisa lebih memiliki kesadaran. Dan, yang sudah sadar bisa tetap terjaga kesadarannya dan ikut berperan dalam menyebarkan budaya sadar risiko,” kata Dimas.
Sebagai contoh, masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan helm ketika mengendarai motor.
Hal ini menunjukkan bahwa pengendara tersebut belum menyadari risiko yang bisa terjadi apabila ia terlibat kecelakaan tanpa mengenakan helm.
Contoh lainnya, masih tingginya kebiasaan merokok di masyarakat Indonesia. Menyadari risiko dari kebiasaan itu, perokok dewasa sebetulnya dapat mengambil keputusan untuk berhenti merokok.
Namun, jika berhenti langsung sulit dilakukan, dengan menerapkan budaya sadar risiko mereka bisa mencari alternatif untuk mengurangi risiko itu.
Salah satunya dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.
Produk-produk tersebut menerapkan konsep pengurangan risiko karena tidak melalui proses pembakaran, sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR sehingga memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.
“Produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap dan abu sehingga berbeda dari rokok. Oleh sebab itu, produk ini dapat meminimalisasi risiko bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya,” ucap Dimas.
Implementasi Budaya Sadar Risiko
Untuk membangun kesadaran risiko di masyarakat, Masindo aktif melakukan edukasi, diskusi, advokasi media, kajian, dan informasi berbasis bukti ilmiah.
Dengan serangkaian aktivitas tersebut, Dimas berharap masyarakat mulai mengimplementasikan budaya sadar risiko.
“Kami juga berharap mereka yang sudah memahami dan menjalankan budaya sadar risiko dapat menyebarluaskan informasi ini kepada keluarga terdekat dan masyarakat luas,” ucapnya.
Saat ini, masyarakat Indonesia masih minim menerapkan budaya sadar risiko.
Hal tersebut salah satunya dikarenakan minimnya kolaborasi antar pemangku kepentingan di Indonesia sehingga gagasan ini belum tersebar secara luas.
Partisipasi aktif dan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang meliputi kementerian/lembaga, perguruan tinggi, akademisi, asosiasi, lembaga non-profit, media, tokoh masyarakat, dan komunitas menjadi kunci dalam penyebaran budaya sadar risiko di masyarakat.
“Masindo akan terus melakukan advokasi secara berkelanjutan mengenai budaya sadar risiko kepada publik dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komunitas Stand Up Jakbar melalui kegiatan pada hari ini,"jelasnya.
"Kami berharap kolaborasi ini semakin menyebarluaskan pemahaman mengenai pentingnya kesadaran akan risiko sehingga menciptakan dampak positif secara jangka panjang bagi masyarakat Indonesia,” tutup Dimas. (RO/OL-09)
Kegiatan bertajuk Sehat Jiwa Bebas NAPZA: Edukasi dan Intervensi Dini untuk Anak Remaja tersebut merupakan bagian dari rangkaian Muktamar Fakultas Kedokteran se-Indonesia
Langkah ini merupakan strategi Aleph untuk memperkokoh posisi sebagai pemimpin transformasi digital yang menghubungkan pasar global dengan kawasan Asia Pasifik.
Dengan semangat kolaborasi, Hari Susu Nusantara 2025 diharapkan dapat menjadi titik balik bagi industri persusuan nasional.
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
Edukasi yang diberikan adalah teknik menyikat gigi yang tepat, frekuensi menyikat gigi dalam sehari, serta pentingnya memilih makanan sehat.
Presiden Prabowo Subianto telah mengantongi LSM yang didanai oleh pihak asing guna mengadu domba bangsa Indonesia.
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuding adanya serangan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait kebijakan hilirisasi yang dijalankan Indonesia.
Kritis tidak sama dengan memecah belah. Sering kali, menurut Luluk, tuduhan memecah persatuan muncul hanya karena ada pihak yang berbeda pendapat dengan pemerintah.
Jika seluruh elemen bangsa bersatu, maka persoalan-persoalan tersebut bisa diatasi bersama.
Presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan rakyat Indonesia untuk tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan, apalagi perpecahan itu dipicu oleh pengaruh kekuatan asing.
Sinergi lintas organisasi penting untuk memperkuat peran masyarakat sipil dalam mengawal demokrasi dan memberantas korupsi di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved