Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SAAT ini masyarakat pada umumnya rata – rata menggunakan air minum dalam kemasan. Sementara itu masih ada persoalan tentang air minum dalam galon polikarbonat yang mengandung BPA.
Dan sudah banyak juga negara luar yang sudah melarang dalam penggunanaan bahan kimia BPA pada kemasan bahan pangan. Persoalan ini sekrang sudah menjadi masalah tingkat nasional.
Di Indonesia sendiri BPOM juga sudah berusaha untuk mendesak penggunakan bahan kimia BPA agar tidak digunakan ke dalam kemasan air minum dalam kemasan.
Zat kimia BPA atau disebut juga Bisphenol A adalah zat kimia yang di gunakan untuk membuat plastik mengeras yang mana bahan ini banyak di gunakan dalam produksi industri plastik polikarbonat.
Biasanya produk yang menggunakan bahan BPA ini dikenal dengan kekuatannya dan bisa dipakai berulang.
Namun apabila proses setelah produksi kurang diperhatikan, bukan tidak mungkin bahan pangan yang dikemas akan tercemar BPA berlebih.
Misal proses pengankutan galon dari pabrik menuju konsumen terkena langsung paparan sinar matahari atau bahkan galon di banting saat meletakkannya.
Prof.Dr.Anwar Daud,SKM, M.Kes, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas) mengungkap beberapa hasil penelitian internasional tentang bahayanya zat kimia BPA terhadap lingkungan dan manusia.
Ia menyebut bahwa apabila bahan pangan yang tercemar zat BPA berlebih dan dikonsumsi akan menyebabkan terganggunya sistem kardiovaskular dan sistem reproduksi dan bahkan bisa mengganggu perkembangan otak.
"Dan kelebihan zat BPA juga akan mengakibatkan gangguan ginjal, diabetes, sampai kanker," jelasnya dalam keterangan pers, Sabtu (4/2).
"Dengan banyaknya masalah yang di akibatkan oleh zat BPA ini pada kemasan pangan, banyak ahli kesehatan yang menyarankan untuk mengurangi penggunaan produk yang mengandung BPA," kata Anwar.
Dan bisa beralih ke produk yang bebas BPA. Salah satunya yaitu produk air minum Cleo.
Kemasan yang digunakan untuk menampung air minum Cleo Free BPA dengan desain eco shape dan tentunya akan lebih ramah lingkungan.
Dengan demikiam air akan sangat aman di konsumsi dan terjaga kualitasnya, selain itu juga mendukung pelestarian lingkungan hidup.
Melisa Patricia selaku Wakil Direktur Utama PT. Sariguna Primatirta Tbk dalam keterangan pers, Sabtu (4/2) menyebutkan bahwa dengan masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan serta produk berkualitas akan membuat mereka lebih memilih serta memilah lagi makanan serta minuman yang dikonsumsi.
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang FMCG, Cleo fokus pada pemenuhan air minum dalam kemasan khususnya pada produk galon," jelas Melisa.
Selain galon yang sudah bebas dari zat BPA, menurut Melisa. Cleo juga menyediakan air minum yang murni dengan menggunakan teknologi yang disebut nano-filtrasi.
"Sehingga akan menghasilkan air minum yang 20x lebih murni dengan kadar TDS di bawah 10 ppm yang selanjutnya akan sangat baik jika dikonsumsi untuk kebutuhan sehari -hari," jelasnya.
"Dan juga air minum Cleo juga memiliki rasa yang ringan jika di banding dengan produk lain, sehingga akan membuatnya aman untuk kesehatan tubuh serta ginjal," katanya. (RO/OL-09)
Latihan minum dapat membantu melatih oral motor skills, kekuatan otot wajah dan tangan, serta meningkatkan kepercayaan diri anak.
"Ternyata rute terbesar kedua tubuh kita tercemar BPA itu melalui kontak kulit (melalui) struk ATM, struk belanja, bon pembelian, nota . Itu ada yang pake kertas termal by the way,"
Dosen FIA UI Irma Mayasari mendesak pemerintah segera menetapkan Rancangan Peraturan BPOM terkait pelabelan Bisfenol A (BPA) pada galon Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Penelitian menunjukkan bahwa paparan Bisphenol - A (BPA) menimbulkan perubahan perkembangan otak secara dimorfik.
Rencana BPOM untuk mencantumkan label BPA pada galon air minum kemasan, yang beredar secara luas di media hingga saat ini, menjadi perhatian para ahli dan peneliti
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, selama ini penerapan implementasi berbagai aturan terkait dengan air kemasan galon sudah sangat baik.
Dua penyakit rongga mulut tertinggi adalah karies gigi dan radang gusi (gingivitis).
Perubahan iklim dapat menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan nasional.
Target guru besar untuk tahun ini adalah 9 orang. Namun hingga saat ini baru tercapai 3 orang.
Analisis mamogram berbasis AI sudah mengungguli model penilaian risiko tradisional berdasarkan riwayat pribadi dan keluarga. Pendekatan skrining yang lebih personal dan berbasis risiko.
Penghargaan itu diberikan dalam ajang internasional 25th Cluster of Achievers yang diselenggarakan pada Sabtu (12/4) di Dubai, Uni Emirat Arab.
Prof Asep dikenal sangat aktif dalam penelitian. Dia juga dikenal di level nasional dan internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved