Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PUSAT Studi Pancasila Universitas Pancasila (PSP UP) memiliki tanggung jawab moral mewujudkan visi UP yaitu menjadi universitas yang unggul dan terkemuka berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Sebagai upaya menjalankan visi tersebut,Dr. Darmansyah Djumala, S.E., MA.diangkat sebagai Direktur Eksekutif PSP yang saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pakar dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Tanggung jawab PSP salah satunya menjadikan UP sebagaiCenter of Excellence Pendidikan Pancasila.
Baca juga : Arah Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila Merupakan Rencana Aksi Nasional
Sebagai wujud tanggung jawab membumikan nilai Pancasila di UP PSP menggelar acara Sosialisasi Road Mapyang disusun PSP tahun 2023 di Aula Nusantara Fakultas Hukum UP, Jakarta, baru-baru ini.
Djumala mengatakan bahwa Pancasila sebagai nilai kehidupan bangsa Indonesia masih dalam tataran abstrak, merupakan nilai kehidupanatau living values yang sebenarnya sudah tertanam di nurani masyarakat Indonesia dan terefleksi dalam kehidupan sehari-hari.
"Namun sayangnya tidak banyak yang menyadarinya, dikarenakan keterbatasan waktu untuk menarasikan nilai Pancasila yang dikaitkan langsung dengan perilaku masyarakat," kata Djumala dalam keterangan pers, Selasa (31/1).
Baca juga : Kepala BPIP: Peran Mahasiswa IAIN dan Unkhair Ternate Kunci Peradaban Masa Depan
"Sehinggamenunjukkan relevansi antarasikap dan perilaku masyarakat sesuaidengan nilai Pancasila," ucapanya.
Seperti dalam KKN mahasiswa, mereka terbiasa untuk melakukan kegiatan yang sudah direncanakan danmerupakan target kerja yang harus diselesaikan.
"Keterlibatan langsung mahasiswa dan narasi yang tepat akan membuat mahasiswa belajar dan paham akan nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya tanpa disadari sudah tertanam pada diri mereka," jelasnya.
Baca juga : Kepala BPIP: Santri Miliki Peran Strategis dalam Kemajuan Bangsa dan Keutuhan NKRI
PSP UP dalam program kerjanya bertanggung jawab membumikan Pancasila di UP dan memastikan bahwa nilai Pancasila tetap hidup dalam masyarakat terutama bagi civitas akademika dan lulusan UP.
"Dalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila perlu dipastikan bahwa mahasiswa dilibatkan secara langsung dalam program konkret Tridarma Perguruan Tinggi maupun kegiatan mahasiswa sendiri yang mengandung nilai-nilai Pancasila," terang Djumala.
"Contoh konkret saja tidak akan sampai pada proses internalisasi nilai Pancasila, perlunya kegiatan akademis termasuk pengabdian masyarakat masuk dalam kurikulum yang terdapat muatan SKS," jelasnya
Baca juga : Kepala BPIP dan Deputi Beri Pembekalan Ratusan Perwira TNI dan Polri
"Dan menjadi syarat kelulusan mahasiswa yang diimplementasikan dalam kegiatan perkuliahan oleh semua Fakultas dan program pascasarjana UP," ucap Djumala.
Saat ini UP merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang memiliki enam rumah ibadah yang berada di lingkungan kampus di antaranya adalah Masjid, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Pura, Vihara dan Kelenteng.
Hal tersebut merupakan simbol dari kerukunan dan toleransi beragama yang mencerminkan nilaiPancasila, tutup Djumala.
Baca juga : Arti Lambang Pohon Beringin di Sila Ketiga Pancasila
Pada kesempatan ini pula, Rektor UP Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, SH., M.Si., FCBAr, menyampaikan perlunya peran PSP dalam merawat nilai-nilai Pancasila di UP.
"Kita harus bersama-sama memiliki tekad yang kuat untuk membumikan Pancasila di UP. Mimpi saya yaitu dalam beberapa tahun ke depan, UP bisa menjadi kiblat dan rujukan bagi pendidikan, penelitian dan studi yang berkelanjutan tentang Pancasila di Indonesia, serta didukung oleh sumber daya manusia yang profesional," paparnya.
"Diharapkan pula lulusan UP dapat menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatannya dimasyarakatyang menjadi ciri lulusan UP," ujar Prof. Edie Toet.
Baca juga : Kepala BPIP Dorong Peran Pemuda Aktualisasikan Pancasila di Bumi Kartini
Menjawab harapan dari Rektor UP dalam mewujudkan nilai Pancasila di lingkungan kampus, Djumala telah merencanakan beberapa template program kegiatan pendidikan Pancasila di UP.
Program kegiatan diawali dengan penyusunan road map berupa penyusunan konsep aktualisasi Pancasila, kurikulum Pancasila yang berisikan standardisasi pendidikan, kajian materi dan metodologi, program ToT.
Selain itu, nilai Pancasila dimasukkan dalam program pengabdian masyarakat, penyampaian mutiara Pancasila dengan penuturan kisah Pancasila dalam interaksi dikelas, pengumpulan kisah perbuatan Pancasila dan menciptakan metode monitoring dan evaluasi.
Djumala juga mengatakan perlu menyusun indeks kepancasilaan, membangun desa Pancasila melalui program MBKM, KKNT, kerja sama kelembagaan melalui program bersama, diskusi dan kajian publik.
Djumala Kembali menekankan bahwa program kegiatan pendidikan Pancasila tidak akan terwujud tanpa kerja sama dengan semua pihak di UP. (RO/OL-09)
Meski banyak negara komunis runtuh setelah Perang Dingin, lima negara masih mempertahankan ideologi ini dalam sistem pemerintahan mereka.
Adapu sila ke-4 Pancasila yang dilambangkan dengan kepala banteng, menunjukkan nilai gotong royong. Sebagaimana banteng yang hidup berkelompok dan saling menolong.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D meresmikan Tugu Kongres Santri Pancasila di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (29/09).
Anggota JPM asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Akhmad Akbar Haka Saputra mengaku, dirinya merasa lebih mencintai Indonesia setelah mendapat penguatan dari BPIP.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan ikhtiar untuk membangun benteng ideologi haruslah termanifestasi pada langkah-langkah yang terintegrasi pada semua lini.
Universitas Pancasila (UP) menyadari bahwa terletak tanggung jawab yang besar pada perguruan tinggi dalam melestarikan nilai-nilai Pancasila.
Tujuan kerja sama untuk memberikan pembinaan dan pemahaman tentang ideologi Pancasila di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa yang berkuliah di UPI Kampus Cibiru.
Untuk Kota Bandung yang masyarakatnya heterogon baik suku, agama, ras, sehingga Pancasila sebagai konsensus bernegara dapat menjadi pemersatu
Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari kakek dari garis keturunan ayahnya yang lahir di Pare, Indonesia, 20 Maret 1940 silam.
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan momen lebaran dan mudik harus menjadi salah satu momentum untuk mneingkatkan rasa persatuan dan persaidaraan antar anak bangsa.
Pancasila dapat menjadi basis normatif dan identitas kolektif dalam membangun Indonesia sebagai sebuah tatanan politis yang demokratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved