Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas menyatakan bahwa program penurunan tingkat kemiskinan belum optimal, baik di tingkat instansi pemerintah pusat maupun di daerah.
"Setelah kita pilah, ada sejumlah instansi, terutama di daerah, yang program kemiskinannya belum sepenuhnya berdampak optimal," ujarnya melalui keterangan pers, Minggu (29/1).
"Misal ada studi banding soal kemiskinan, ada diseminasi program kemiskinan berulang kali di hotel. Faktualnya itu ada, tapi bukan Rp500 triliun habis untuk studi banding dan rapat. Arahan Bapak Presiden jelas, yaitu anggaran dibelanjakan untuk program yang berdampak langsung ke warga," imbuh Anas.
Kementerian PAN-RB dikatakannya setiap hari menerima tamu dari berbagai daerah untuk berkonsultasi soal indeks reformasi birokrasi dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), yang di dalamnya memuat indikator program kemiskinan.
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Di Purbalingga Ditargetkan Tuntas Pada 2024
"Tentu biaya perjalanan dinas harus dipilah. Mana yang perlu, mana yang tidak. Seperti pekan lalu, kami menerima jajaran pemkab dari Sumatera, sangat jauh daerahnya, untuk konsultasi soal reformasi birokrasi tematik kemiskinan. Ada 5-10 orang dari pemda," jelasnya.
Adapun pernyataan soal anggaran kemiskinan disampaikannya ketika sosialisasi soal jabatan fungsional secara hibrida di hadapan kementerian/lembaga dan pemda beberapa hari lalu. Saat itu, konteksnya adalah membangun logical framework yang jelas soal reformasi birokrasi tematik pengentasan kemiskinan.
Dirinya memaparkan bahwa logical framework pemda soal pengentasan kemiskinan harus fokus. Bila golnya pengentasan kemiskinan, maka programnya misalnya adalah peningkatan daya beli warga hingga meningkatkan akses murah terkait pendidikan untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga menengah ke bawah.
"Saat itu, saya sampaikan ada program instansi pemerintah yang belum selaras. Inginnya mengurangi kemiskinan, tetapi sebagian programnya studi banding dan rapat sosialisasi program kemiskinan. Jadi bukan semua studi banding atau rapat, tapi sebagian ada, sehingga belum sepenuhnya selaras dengan tujuan," papar Anas.
Baca juga: Stunting Akibat Kemiskinan Masih jadi Tugas Berat Pemerintah
"Ada pula yang inginnya mengurangi stunting, tapi kegiatannya sosialisasi gizi. Di sisi lain, pembelian makanan untuk bayi malah tidak dialokasikan. Padahal arahan Presiden jelas, di tengah tantangan fiskal, instansi termasuk di daerah harus cermat membelanjakan dana. Setiap rupiah dampaknya harus optimal," sambungnya.
Anas juga sering mencontohkan dampak program yang kurang optimal, seperti tujuannya pelestarian sungai, tetapi kegiatan di daerah adalah seminar soal revitalisasi sungai. "Bukan berarti seminar tidak penting, tetapi dengan anggaran terbatas seyogianya untuk membeli bibit pohon untuk ditanam di daerah sekitar sungai," kata dia.
Ketika menjelaskan contoh logical framework itulah, lanjut Anas, timbul persepsi bahwa anggaran kemiskinan tersedot untuk rapat dan studi banding. "Padahal kami mencontohkan sebagian logical framework yang belum selaras, bukan menyebutkan anggaran habis untuk rapat," terang Anas.(OL-11)
UNTUK mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta, Kemen PUPR melaporkan progres pembangunan Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah 75%.
Diketahui, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming bahkan menyebut upaya pemerintahan Anies dalam mengendalikan kasus covid-19, dapat dicontoh daerah lain.
Pemprov DKI Jakarta juga terus menggencarkan upaya 3T, yakni testing, tracing dan treatment, agar pandemi covid-19 semakin terkendali.
Langkah itu dilakukan untuk mencegah praktik peredaran narkoba di wilayah Kampung Muara Bahari, Jakarta, yang baru saja digerebek petugas gabungan.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memenangkan penghargaan terkait sistem pengendalian banjir di The 2022 WSIS Prizes oleh International Telecommunication Union.
Sejumlah wilayah di Kota Bekasi, Jawa Barat, dilanda banjir akibat hujan yang mengguyur sejak Jumat (15/7) malam. Serta, meluapnya sungai di wilayah sekitar Bekasi.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved