Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAKAR epidemiologi pencemaran udara dan surveilans lingkungan Universitas Indonesia (UI) Budi Haryanto mengajak masyarakat berperan dalam pengurangan emisi karbon dengan membatasi penggunaan listrik di rumah untuk hal-hal yang memang perlu dan seperlunya saja.
"Kalau kita mau berperan, kurangi jumlah penggunaan listrik. Di kota besar, siang pun menggunakan lampu, itu dikurangi. AC digunakan saat diperlukan saja, tapi yang terjadi AC nyala terus. Itu hal yang sederhana di level perorangan," kata Budi saat dihubungi terkait Hari Pengurangan Emisi Karbon Internasional, Sabtu (28/1).
Ia mengatakan masyarakat harus menyadari bahwa penggunaan listrik sehari-hari juga termasuk dalam pembakaran energi, karena dalam prosesnya operasional pembangkit listrik menggunakan solar yang menghasilkan emisi karbon.
Baca juga: Perkenalkan Isu Perlindungan Gambut Lewat Pameran Seni di Kala Senja
Selain penggunaan listrik, pemakaian kendaraan bermotor untuk perjalanan juga menyebarkan emisi karbon untuk udara. Sehingga, ia berharap masyarakat paham bahwa kegiatan sehari-hari masih bisa memicu munculnya emisi karbon.
"Semakin banyak menggunakan kendaraan bermotor dan listrik, maka itu akan mengemisikan karbon," ucapnya.
Menurut Guru Besar bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), UI ini, perlu ada sosialisasi dan penyuluhan untuk memberi edukasi kepada masyarakat tentang emisi karbon yang bisa mencemari udara.
Penerapan gaya hidup ramah lingkungan seperti mematikan lampu atau TV yang tidak digunakan merupakan hasil dari pemahaman yang baik masyarakat, dan ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi masyarakat maupun pihak berwenang.
Cara sederhana yang bisa diterapkan di level masyarakat untuk membantu mengurangi emisi karbon, kata Budi, adalah dengan pemakaian kendaraan bermotor yang seefisien mungkin.
Seperti pergi bersama-sama ke beberapa tempat agar tidak menambah pembakaran dari banyak kendaraan yang menyebabkan emisi. Serta mengatur penggunaan listrik di rumah.
Oleh karena itu, diperlukan transportasi publik yang nyaman sehingga masyarakat tidak menggunakan kendaraan sendiri, kemudian gunakanlah kendaraan umum bertenaga listrik berbasis baterai, LRT, serta MRT, pungkas Budi. (Ant/OL-1)
Adapun langkah untuk mengurangi emisi karbon yaitu membuat pabrik yaitu pabrik CO2 cair, dan pabrik dry ice.
Sebuah pidato pada 7 Mei 2023 lalu di Gelora Bung Karno Jakarta ternyata menyentak dan menimbulkan riak.
Upaya Indonesia untuk mencapai Indonesia’s FOLU Net-Sink 2030 perlu diikuti dengan alokasi lahan yang selektif dan terkontrol untuk pembangunan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terus menurunkan emisi gas buang kendaraan di ibu kota. Salah satunya menjadikan kawasan Kota Tua sebagai kawasan rendah emisi.
"Jakarta tengah bekerja menunaikan komitmennya untuk menjadi kota berketahanan dan kini kami telah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26%," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
SANKSI tilang bagi motor dan mobil yang tidak lulus uji emisi akan efektif diberlakukan di DKI Jakarta hari ini, Senin (26/10).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved