DOSEN Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada, Prof. drg. Ika dewi Ana, M.Kes., Ph.D., meraih gelar jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi pada upacara pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Kamis (29/12). Pada upacara pengukuhannya, Ika dewi Ana menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Rekayasa Jaringan: Harapan Terapi Regeneratif Biomedis Masa Depan.
Ika Dewi Ana menyampaikan, sistem dalam rongga mulut manusia akan berperan penting dalam mendiagnosis penyakit dengan menggunakan saliva. Sistem rongga mulut juga mampu memprogram kondisi intrasel menuju perbaikan dan regenerasi jaringan.
Oleh karena itu, rekayasa jaringan, yang terdiri dari perancah, sel dan kode-kode biologis yang berasal dari biomolekul, sudah memfasilitasi sistem tubuh manusia, yang mengalami kerusakan ataupun gangguan, menuju ke perbaikan, penyembuhan, dan regenerasi jaringan.
Menurut Ika, teknologi rekayasa jaringan berperan penting dalam perbaikan sel pada tubuh manusia. Rekayasa jaringan merupakan teknik regenerasi jaringan hidup dengan menggunakan sel hidup yang dibiakkan pada sistem perancah.
Jaringan tubuh manusia, lanjut dia, terdiri atas sel dan matriks ekstraseluler. Saat terjadi perlukaan, kerusakan, atau kehilangan jaringan, jaringan tubuh memerlukan sistem pengganti matriks ekstraseluler yang akan berfungsi menopang jaringan yang tersisa, menyediakan biomolekul dan lingkungan mikro yang sesuai aslinya, serta memacu perbaikan dan penyembuhan jaringan.
"Bidang ilmu biomedika kedokteran gigi akan memiliki peran signifikan pada masa depan," kata dia. Hal itu didasari oleh modulasi sinyal dan rekayasa program intrasel dapat dilakukan melalui sel-sel dendritik pengolah sistem kekebalan tubuh yang bertebaran di rongga mulut.
Ia memperkirakan, pada masa depan, semakin banyak bidang berinteraksi untuk menghasilkan terapi regeneratif biomedis berbasis rekayasa jaringan. Oleh karenanya, pengetahuan dasar tentang rekayasa jaringan mutlak dikuasai oleh generasi muda Indonesia agar tidak tertinggal dari bangsa lain.
Penguasaan ilmu itu dapat menyumbangkan riset dan inovasinya untuk kesejahteraan umat manusia. "Kita memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang unggul serta memiliki teknologi yang maju sejak dahulu kala tidak tertinggal dari bangsa lain," lanjut dia.
Penyebarluasan ilmu pengetahuan tentang biomedika kedokteran gigi yang memuat pendekatan rekayasa jaringan akan membantu Indonesia makin mandiri dalam berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan. "Ilmu biomedika kedokteran gigi dapat menyumbangkan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia," tutup dia. (OL-13)
Baca Juga: Menkes: PPKM Dicabut, Vaksinasi Tetap Dikebut