Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENDARAHAN otak merupakan kondisi medis serius yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan segera oleh dokter di rumah sakit. Pendarahan otak terjadi di dalam jaringan otak. Kondisi ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh arteri di otak hingga menyebabkan perdarahan lokal di jaringan sekitarnya dan matinya sel-sel otak.
Pada dasarnya, banyak orang yang mengalami pendarahan otak dengan gejala mirip stroke, mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuh, sulit bicara (cadel), atau mati rasa. Hal ini seperti yang dialami selebritis Tanah Air, Indra Bekti, pada Rabu (28/12). Dirinya pingsan seusai izin untuk ke toilet saat mengisi acara.
Tak ayal, Bekti, begitu ia biasa disapa, langsung dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksan lanjut. Hasilnya, Bekti dikabarkan mengarah pada pendarahan otak yang membuatnya harus dioperasi dan masih harus diobservasi. Sebenarnya, apa gejala yang ditimbulkan dari pendarahan otak ini?
Melansir dari laman Alodokter, umumnya seseorang yang mengalami pendarahan otak akan mengalami sakit kepala parah yang tiba-tiba datang, muntah, kebingungan (delirium), hingga pingsan. Namun, gejala ini tak melulu dialami oleh setiap orang, melainkan bergantung pada lokasi pendarahan terjadi.
Bila pendarahan terjadi di bagian otak yang berkaitan dengan penglihatan, gejalanya pasien mengalami gangguan penglihatan. Gejala lain yang mungkin terjadi ialah kejang secara tiba-tiba, gangguan koordinasi dan keseimbangan, serta kesulitan menelan.
Jika pendarahan otak terjadi pada bagian bawah atau batang otak, pasien dapat mengalami koma, hingga gagal napas. Sedangkan pendarahan otak yang terjadi pada bagian pusat bicara, pasien dapat mengalami gangguan dalam berbicara.
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab pendarahan otak. Berikut penyebab pendarahan otak yang biasa terjadi.
1. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat melemahkan dinding pembuluh darah, tak terkecuali pembuluh darah otak. Jika tekanan darah tidak terkendali, lama kelamaan penyakit ini berpotensi menimbulkan stroke pendarahan (stroke hemoragik).
Adapun gejala stroke paling krusial ialah perubahan pada wajah secara mendadak. Dalam hal ini, wajah yang awalnya terlihat baik-baik saja, dalam waktu singkat terlihat menurun di satu sisi. Gejala ini umumnya diiringi penurunan kemampuan berbicara, serta kelemahan atau kelumpuhan satu sisi tubuh.
2. Cedera kepala.
Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari ketinggian, atau cedera kepala akibat olahraga. Bagi lansia, perdarahan otak bisa terjadi meski cedera kepala yang dialami ringan, seperti tidak ada luka terbuka, memar, atau tanda cedera lain.
3. Kelainan pembuluh darah.
Kondisi yang bisa terjadi pada saat lahir ini dapat membuat dinding pembuluh darah di sekitar dan bagian dalam otak menjadi lemah. Kelainan ini disebut malformasi arteri vena.
Penderita gangguan ini tidak selalu mengeluhkan ada gejala, tetapi seketika pembuluh darah dapat pecah dan menimbulkan kondisi yang berbahaya.
4. Gangguan pembekuan darah.
Menurunnya trombosit juga bisa menyebabkan pendarahan otak. Anemia sel sabit (kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal), hemofilia (tubuh kekurangan protein untuk pembekuan darah), hingga mengonsumsi obat pengencer darah dapat berkontribusi dalam hal ini.
5. Pembengkakan pembuluh darah.
Aneurisma menyebabkan melemahnya pembuluh darah, yang kemudian dapat pecah dan menimbulkan pendarahan di dalam otak. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke.
6. Angiopati amiloid.
Ini merupakan kondisi kelainan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh faktor usia atau hipertensi. Kondisi ini dapat menimbulkan banyak pendarahan kecil yang mengarah pada pendarahan yang lebih besar.
Hal lain yang bisa menyebabkan pendarahan otak antara lain tumor otak dan penyakit hati. Namun begitu, beberapa penyebab pendarahan otak ini dapat diatasi sejak dini. Misalnya, dengan menjaga pola makan dan hidup sehat agar terhindar dari tekanan darah tinggi. (OL-14)
Studi dari SGH dan NNI mengungkap perkembangan skoliosis idiopatik remaja (AIS) lebih dipengaruhi faktor otak daripada tas berat atau postur buruk.
Studi terbaru yang dipublikasikan PLOS Mental Health mengungkapkan remaja dengan kecanduan internet mengalami perubahan dalam kimia otak dan konektivitas fungsional.
Untuk pemenang lomba makan otak-otak, bakal diambil tiga tercepat total hadiah pemenang hingga Rp3,7 juta.
Obat untuk mengatasi kantuk atau microsleep ialah beristirahat atau tidur yang cukup dengan kualitas yang baik.
Gejala yang bisa dijadikan patokan untuk deteksi dini ialah jika hingga usia bayi 18 bulan (1,5 tahun) belum bisa menegakkan kepala (head lag)
Mengetik terlalu lama dan duduk di posisi yang sama dalam waktu lama, termasuk mengendarai motor, bisa memicu munculnya neuropati.
Pria berusia 52 tahun, yang bermain untuk Ajax dan Manchester United, tengah berlibur di sebuah pulau di Kroasia ketika dia sakit.
PENELITI Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang, Jawa Tengah, Dr. Suyitno, berhasil menciptakan Prototipe Coil yang dapat digunakan untuk mencegah pendarahan otak.
"Jangan banyak makan garam, jangan obesitas, jangan kurang tidur, jangan stres. Itu semua adalah faktor risiko hipertensi. Tapi kalau sudah hipertensi, minum obat sesuai anjuran dokter."
BUDAYAWAN Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan otak. Apa gejala, penyebab dan penangana pendarahan otak?
Aneurisma otak berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid, suatu bentuk stroke yang ditandai dengan sakit kepala hebat dan penurunan kesadaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved