Rabu 21 Desember 2022, 09:40 WIB

BMKG Deteksi 4 Fenomena Atmosfer Berpotensi Sebabkan Cuaca Ekstrem di Masa Nataru

Faustinus Nua | Humaniora
BMKG Deteksi 4 Fenomena Atmosfer Berpotensi Sebabkan Cuaca Ekstrem di Masa Nataru

ANTARA/Jessica Helena Wuysang
PRAKIRAAN CUACA: Kapal wisata melintas di perairan Kalbar. BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan intensitas ringan hingga lebat

 

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya 4 fenomena, anomali ataupun dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan di akhir 2022 hingga awal tahun 2023. Keempat fenomena tersebut bisa berdampak atau berpotensi pada cuaca ekstrem di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan terjadi pada saat mudik Nataru hingga arus balik nanti. Padahal berdasarkan hasil survei Kemenhub diprediksi sekitar 40 juta orang akan melakukan perjalanan di periode sibuk itu.

"Kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi menjadi ekstrem. Jadi perkembangan kondisi cuaca yang dipicu oleh berbagai fenomena, anomali, dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (20/12) malam.

Menurut Dwikorita, fenomena atmosfer biasanya terjadi satu persatu. Namun, kali ini akan terjadi secara bersamaan yang bisa memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.

Keempat fenomena atmosfer tersebut, yakni pertama peningkatan aktivitas Monsun Asia. Angin monsun ini memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Kedua adalah intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena sruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan. Fenomena ini juga meningkatkan pembentukan awan-awan hujan jadi lebih intensif di sekitar Kalimantan, Sumatra, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Fenomena ketiga adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia. Hal ini dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem. "Dan juga terjadinya peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya," imbuh Dwikorita.

Keempat, yakni terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer. Jadi ada beberapa gelombang atmosfer seperti fenomena madden julian oscillation (MJO). Fenomena ini merupakan pergerakan atau arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika menuju Samudra Pasifik dan melewati kepulauan Indonesia.

"Dan kebetulan pada periode Nataru pergerakan awan-awan itu pas melintasi kepulauan Indonesia yang bersamaan dengan aktivitas monsum Asia yang semakin meningkat, bersamaan adanya sruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet di Asia dan bersama dengan terjadinya pembentukan potensi tekanan rendah yang dapat berkembang menjadi bibit siklon atau bahkan berkembang menjadi siklon," jelasnya.

Bersamaan keempat aktivitas tersebut maka dikhawatirkan atau berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia terutama di wilayah bagian selatan Indonesia sampai juga bagian tengah dan timur.(H-1)

Baca Juga

Medcom

Rincian Biaya Kuliah Kedokteran di Universitas Ternama hingga Lulus

👤Joan Imanuella Hanna Pangemanan  🕔Sabtu 10 Juni 2023, 15:45 WIB
Ingin menjadi dokter? Berikut rincian biaya yang perlu disiapkan untuk berkuliah di universitas ternama di...
Ist

Yayasan EAI Bersama Tiga Mitra Lokal Salurkan Education Loan Tanpa Bunga

👤Media Indonesia 🕔Sabtu 10 Juni 2023, 15:44 WIB
Dengan program ini, diharapkan dapat menjangkau mahasiswa sebanyak-banyaknya dan dana education loan terus berputar memberikan manfaat...
Antara/Muhammad Arif Pribadi.

BMKG: Kondisi Panas Disebabkan Fenomena El Nino dan IOD

👤Despian Nurhidayat 🕔Sabtu 10 Juni 2023, 15:32 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa kondisi panas yang terjadi saat ini disebabkan oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya