Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Penelitian Terkini Vape Dapat Reduksi Kecanduan Merokok

Mediaindonesia.com
03/12/2022 18:45
Penelitian Terkini Vape Dapat Reduksi Kecanduan Merokok
Cochrane merupakan jaringan internasional nonprofit di Inggris terdiri dari para peneliti yang menitikberatkan pada persoalan kesehatan.(DOK Pribadi.)

DARI sejumlah penelitian terkini, termasuk terbitan Cochrane pada 17 November lalu, vape alias e-cigarette terbukti secara efektif membuat orang berhenti merokok tembakau. Cochrane merupakan jaringan internasional nonprofit berbasis di Inggris terdiri dari para peneliti yang menitikberatkan pada persoalan kesehatan menyebut bahwa vape berunsur nikotin sekalipun 95% lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menyetop kebiasaan orang-orang dalam merokok konvensional. 

Vape bahkan disebut jauh lebih efektif ketimbang NRT atau nicotine replacement therapy alias terapi/metode mengganti kebiasaan menghisap nikotin seperti mengunyah permen karet. Seperti yang dimuat di website-nya, Cochrane.org, paling sedikit dalam kurun waktu enam bulan mengkonsumsi rokok elektrik, orang-orang bisa berhenti mengisap rokok tembakau.

Dr. Jamie Hartmann-Boyce, seorang profesor di University of Oxford sekaligus Editor dari Cochrane Tobacco Addiction Group, menyatakan bahwa selama ini terjadi kesalahpahaman masyarakat soal rokok elektrik. Sejak dipopulerkan oleh media massa 10 tahun lalu, publik seolah-olah dibuat tidak semangat berhenti merokok melalui vape. Berkat penelitian demi penelitian, termasuk dukungan Michelle Mitchell, chief executive Cancer Research Inggris, pihaknya lega mengabarkan bahwa rokok elektrik efektif membantu orang berhenti merokok (konvensional).

Dijelaskan pula oleh Dr. Nicola Lindson, seorang University Research Lecturer dari University of Oxford, rokok elektrik bukan 'membakar' tembakau. Tidak ditemukan pula dampak yang berpotensi buruk atau membahayakan kesehatan sebagai bagian dari proses berhenti merokok tadi. Meski demikian, vape tetap bukan berarti bebas risiko serta tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak atau remaja.

Sistem vape yang mengubah zat-zat nikotin dan kimia lain untuk dihirup memang sempat jadi perdebatan di kalangan publik dan pihak kesehatan. Di Amerika ada beberapa Universitas yang belakangan ikut menelitinya, termasuk Penn State University Hershey, Pennsylvania dan Virginia Commonwealth University, Richmond, Vancouver. Dari sejumlah survei dan penelitian, efek kesehatan dari penggunaan jangka panjang vape masih belum jelas.

World Health Organization (WHO) terakhir di 2020 menegaskan rokok (tembakau) menjadi masalah gangguan kesehatan dan sekira 23% penduduk dunia memakai tembakau. Sekitar lebih dari 50% penggunanya meninggal akibat pengaruh rokok tersebut. Rokok elektrik yang bersifat 'memanaskan' nikotin beserta likuid rasa lain membuat pengguna lebih ke menghirup ketimbang mengisap tembakau tersebut. Dengan bukti-bukti penelitian terakhir yang kuat di atas tadi seputar vape, masyarakat kini bisa lebih mendapat informasi lebih jelas supaya lebih aware.

Rokok elektrik yang mengandung nikotin terbukti sangat efektif membantu orang berhenti merokok tembakau ketimbang permen karet. Memang diakui oleh para perokok dewasa aktif, tidak mudah untuk berhenti dari merokok tembakau. Namun dengan hasil penelitian yang semakin masif dan adil, diharapkan informasi terbaru dari sumber yang dapat dipercaya ini dapat membantu orang-orang yang memang berniat mengurangi konsumsi rokok tembakau dengan melihat potensi manfaat vape. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya