Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DALAM upayanya membebaskan Irian Barat (Papua) dari Belanda, Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat atau Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Ini berawal dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada 2 November 1949 terkait rencana pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia oleh Kerajaan Belanda.
Pada KMB tersebut, status Papua Barat diputuskan akan diselesaikan dalam waktu setahun ke depan. Namun hingga 12 tahun kemudian, masalah tersebut belum selesai.
Belanda ingin menjadikan Papua Barat sebagai negara boneka. Pada Februari 1961, Belanda mulai membentuk parlemen dan pada 19 Oktober 1961, Komite Nasional Papua terbentuk. Tidak hanya itu, kekuatan militer Papua juga turut dibangun. Kemudian, Belanda melakukan Pameran Bendera (Vlagertoon) yang ternyata disertai kapal-kapal perang pada 4 April 1960.
Soekarno bersama para pejabat tinggi Indonesia pada 6 Maret 1961 membentuk Korps Tentara Kora-1 dan Mayor Jenderal Soeharto yang menjadi panglima komandonya. Nama kesatuan ini beberapa kali mengalami perubahan, dari Tjadangan Umum Angkatan Darat (Tjaduad) hingga menjadi Komando Tjadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Pada 11 Desember 1961, pemerintah Indonesia juga membentuk Dewan Pertahanan Nasional (Depertan).
Tiga hari setelah itu dilaksanakan sidang yang melahirkan Komando Operasi Tertinggi (KOTI) yang dipimpin langsung oleh Presiden Sukarno. Kemudian, pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengutarakan maksud Trikora melalui pidatonya yang diserukan di Yogyakarta.
Dalam pidato tersebut, terdapat ratusan ribu rakyat dari Yogyakarta dan luar daerah Yogyakarta di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Pada pukul 09.00 WIB, Soekarno menyampaikan tujuan Trikora untuk mengagalkan pembentukan negara boneka oleh Belanda di Papua Barat.
Soekarno menegaskan bahwa bendera Merah Putih harus berkibar di Irian Barat serta digelar mobilisasi umum untuk mengambil kembali Irian Barat dari kuasa Belanda. Isi Trikora yang diserukan oleh Bung Karno sebagai berikut.
1. Gagalkan negara boneka Papua.
2. Kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Papua.
3. Siapkan diri untuk mobilisasi umum.
Tugas kesatuan ini merencanakan, mempersiapkan, dan menggelar operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Kapal penjelajah KRI Irian 201 menjadi salah satu aksi Trikora yang dikenal oleh masyarakat luas. Kapal tersebut didapatkan Indonesia dari Rusia pada 5 Oktober 1961. Kapal KRI Irian 201 dilengkapi berbagai fasilitas tempur, seperti rudal, torpedo, hingga bom jarak jauh. Pada saat itu, Indonesia memiliki 12 fregat, 12 kapal selam, 22 kapal cepat bertorpedo dan berpeluru kendali, serta 4 kapal penyapu ranjau.
Atas saran Amerika Serikat, Indonesia diminta mengedepankan jalan diplomasi untuk mengambil-alih Papua Barat dari Belanda. Amerika Serikat bersedia menjadi penengah dan menyediakan tempat netral untuk membicarakan masalah tersebut. Indonesia dan Belanda bertemu kembali di satu meja pada 15 Agustus 1962 atas desakan AS. Delegasi RI dipimpin oleh Adam Malik, sedangkan Belanda mengutus Dr. Jan Herman van Roijen dan Diplomat AS, Ellsworth Bunke, bertindak sebagai penengah.
Inti perundingan yang dikenal dengan nama Perjanjian New York itu ialah Belanda harus menyerahkan Papua Barat kepada Indonesia selambat-lambatnya 1 Mei 1963. Selama proses pengalihan, wilayah Papua Barat akan dipegang sementara oleh United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) yang dibentuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Selain itu, Belanda harus menarik pasukannya dari Irian Barat dan pasukan Indonesia diperbolehkan bertahan namun di bawah koordinasi UNTEA.
Pada 1 Oktober 1962, Belanda menyerahkan otoritas administrasi Papua kepada UNTEA. Kemudian pada 31 Desember 1962, bendera Belanda resmi diturunkan dan digantikan dengan bendera Merah Putih sebagai tanda dimulainya kekuasaan de jure Indonesia atas tanah Papua di bawah pengawasan PBB. (OL-14)
JIKA kita mengikuti berita-berita dari luar negeri, khususnya mengenai perlakuan Israel terhadap Palestina, hati kita sebagai pendukung historis Palestina menjadi kesal dan mendongkol.
Guntur Soekarno, putra sulung Soekarno menghadirkan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno selama bulan Juni 2025 dengan menggelar pameran foto bertajuk Gelegar Foto Nusantara (GFN)
KETUA Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri berziarah ke makam ayahnya Presiden Pertama RI Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (4/4).
Telusuri biografi Ir. Soekarno: arsitek kemerdekaan, orator ulung, dan Bapak Bangsa Indonesia. Kisah inspiratif sang proklamator!
Jejak Soekarno yang sudah dikunjungi perlu dibuatkan dokumentasi dalam wujud video dan buku serta bisa dipublikasikan.
Saat tiba di Central Lawns, Presiden Prabowo dan Presiden Murmu menaiki panggung utama untuk mendengarkan lagu kebangsaan India yang menjadi awal rangkaian acara.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved