Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
UPAYA peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam harus mengedepankan peningkatan pemahaman masyarakat terkait cara menyikapi sejumlah ancaman bencana di lingkungan.
"Potensi bencana di kawasan pemukiman dan bagaimana cara menghindari korban jiwa harus benar-benar dipahami oleh masyarakat, yang tinggal di kawasan rawan bencana," ujar Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Minggu (27/11).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca ekstrem pada musim hujan 2022 akan terjadi hingga April 2023 di Indonesia. Perkiraan ancaman gempa bumi di sejumlah daerah pun dikemukakan kalangan peneliti.
Baca juga: KPAI Minta Pengawasan Korban Gempa Cianjur Anak-Anak Dilakukan Terpilah
Belum lagi, peningkatan aktivitas sejumlah gunung berapi di Tanah Air yang terjadi beberapa bulan terakhir. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 1 Januari–18 Oktober 2022 telah terjadi 2.860 peristiwa bencana alam di Indonesia.
Adapun jumlah korban yang terdampak 3,59 juta orang. Sebanyak 3,59 juta orang atau 99,97% dari total korban terdampak kini berstatus menderita dan mengungsi.
Menurut Lestari, berbagai ancaman bencana alam harus benar-benar dipahami oleh masyarakat. Khususnya, yang bertempat tinggal di kawasan yang rawan bencana.
Setiap daerah seyogianya sudah memetakan zona rawan bencana di wilayah. Sehingga, tata ruang daerah harus segera disesuaikan dengan hasil pemetaan tersebut. Literasi tentang kebencanaan juga harus menjadi pemahaman masyarakat di kawasan rawan bencana.
Baca juga: Polri Gunakan Motor Trail untuk Salurkan Bantuan Gempa Cianjur
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem berpendapat jika masyarakat terpaksa bermukim di kawasan rawan bencana, sejumlah upaya adaptasi bisa segera diwujudkan. Dalam hal ini, untuk menghindari munculnya korban, apabila bencana terjadi.
Menurut Rerie, sapaan akrabnya, mengedepankan sejumlah kearifan lokal yang berkembang secara turun temurun dalam upaya mencegah dan menyikapi bencana alam di sejumlah daerah, merupakan pilihan yang bijak.
"Sejumlah langkah evaluasi pasca-terjadinya bencana alam, harus benar-benar direalisasikan dengan berbagai upaya strategis, agar kerugian dan korban tidak terulang kembali," paparnya.(RO/OL-11)
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
Gempa bumi itu juga dirasakan di sejumlah wilayah Jawa Barat, khususnya di sekitar Kabupaten Pangandaran.
Situasi geopolitik dalam beberapa bulan terakhir berdampak signifikan pada berbagai bidang kehidupan.
Amanah konstitusi UUD 1945 untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta ikut mewujudkan perdamaian dunia harus direalisasikan dalam menyikapi konflik dunia.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
UPAYA membangun pola asuh keluarga yang baik harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing di masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved