Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof. Mohammad Nasih mengakui bahwa kualitas pendidikan Indonesia secara umum memang masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya perguruan tinggi (PT) yang terakreditasi C atau 'Baik'.
"Benar bahwa dalam perspektif akreditasi banyak PT yang masih C dan bahkan tidak sedikit yang tidak terakreditasi. Hal tersebut mengonfirmasi bahwa banyak PT kita yang kualitasnya cukup," ungkapnya kepada Media Indonesia, Senin (21/11).
Rektor Universitas Airlangga (Unair) itu menyebut bahwa akreditasi merupakan salah satu tolok ukur kualitas PT disamping tolok ukur yang lain. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki banyak PT yang unggul dan berkualitas internasional.
Dia menilai rendahnya kualitas pendidikan tinggi tidak terlepas dari banyaknya jumlah PT di Indonesia yang juga sangat beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 3.957 PT di Indonesia pada 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 3.115 PT berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) dan 842 kampus di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
"Jumlah perguruan tinggi di Indonesia itu sangat banyak. Bahkan mungkin terbanyak di dunia. Bukan hanya banyak tetapi juga sangat beragam baik bentuk, jenis maupun kualitasnya," terangnya.
Lantas, lanjutnya untuk meningkatkan kualitas PT di Tanah Air butuh kerja sama dan dukungan semua pihak. Di tingkat nasional semua PT harus memenuhi 9 kriteria atau standar yang dikembangkan oleh BAN PT maupun standar yang ditetapkan LAM. Mulai dari kualifikasi SDM, kurikulum, sarpras dan lain-lain.
"Untuk tingkat global, tentu PT harus didorong untuk dapat memenuhi kriteria dan standar akredirasi internasional sperti ASIIN, AACSB, dan lainnya," kata dia.
Sebelumnya, Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi) menilai bahwa kualitas perguruan tinggi (PT) di Indonesia masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari tingkat akreditasi PT dan program studinya.
"Kami ingin menyoroti termasuk akreditasi, bayangkan akreditasi perguruan tinggi di Indonesia itu didominasi akreditasi C atau 'Baik' dibanding dengan perguruan tinggi yang 'Unggul' atau A. Dominasi akreditasi C atau 'Baik' ini indikasi kualitas perguruan tinggi masih rendah," ujar Sekjen Pergubi, Prof. Arief dalam RDPU dengan Komisi X DPR RI, Kamis (17/11).
Berdasarkan data yang dihimpun Pergubi, hanya 95 PT dengan akreditasi A, 809 PT akreditasi B dan 1.291 PT akreditasi C. Kemudian ada 4 PT terakreditasi 'Unggul', 50 PT dengan akreditasi 'Baik Sekali' dan 464 PT akreditasi 'Baik'.
Untuk prodi, juga didominasi akreditasi B dan 'Baik'. Tercatat sebanyak 4.373 prodi terakreditasi A, 12.224 prodi dengan akreditasi B dan 5.167 prodi terakreditasi C. Sementara prodi 'Unggul' sebanyak 125, 'Baik Sekali' 62 dan 'Baik' mencapai 1.740 prodi. (OL-12)
Kegiatan yang diselenggarakan secara khusus bertajuk ”Sumbang Pemikiran Rektor PTMA untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Rakernas Forum Rektor PTMA.
Melihat potensi dan fenomena disharmoni yang ada, semangat moderasi beragama harus terus digelorakan.
Penghitungan real cost biaya di PT perlu dihitung per prodi per wilayah.
Asisten Pelatih Timnas Amin Tamsil Linrung menyebutkan sudah waktunya mahasiswa bergerak menyikapi dan menindaklanjuti apa yang disampaikan para rektor dan guru besar.
Dalam pengelolaan keuangan PTN-BH, pemerintah perlu membuat standar pengelolaannya, di mana SOP tersebut harus berpihak terhadap masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi.
FORUM Rektor Indonesia (FRI) akhirnya menyuarakan sikapnya terkait kondisi demokrasi di Indonesia, yang menjadi sorotan sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved