Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BIBIT Siklon Tropis 94S terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah, yang membentuk daerah konvergensi di Samudra Hindia selatan Jawa, dan pesisir selatan Jawa bagian tengah hingga timur.
Selain itu, Bibit Siklon Tropis 97W juga terpantau di Laut China Selatan sebelah tenggara Vietnam yang membentuk daerah konvergensi di Laut China Selatan dan di Laut Natuna.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin menjelaskan bahwa sirkulasi siklonik terpantau berada di Laut Banda yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari perairan Ternate hingga Laut Banda, dan di NTT.
"Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Aceh hingga Sumatera Utara, dari perairan Bengkulu hingga Sumatera Selatan, di Kalimantan Selatan, di Bali, di Sulawesi bagian tengah dan di Papua," ujar Miming melalui keterangannya dikutip pada Minggu (20/11).
Baca juga: BMKG Imbau Warga Sulut Waspadai Cuaca Ekstrem
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Miming menambahkan bahwa hampir di seluruh provinsi wilayah Indonesia akan berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada besok, 21 November 2022.
"Provinsi Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua akan berpotensi terjadi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang," jelas Miming.
Untuk provinsi Jambi, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan diprakirakan berpotensi terjadi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Lalu di provinsi Banten diprakirakan berpotensi terjadi angin kencang. (Fal/OL-09)
Memasuki malam hari, BMKG memprediksikan bahwa cuaca di Jakarta Barat akan berawan.
Awal musim kemarau dapat terjadi lebih awal, sama, atau mundur dari rata-rata klimatologis selama 30 tahun.
BMKG mengatakan Indonesia berisiko mengalami periode kekeringan yang panjang pada Juli hingga akhir 2023 karena adanya dua fenomena alam yang ekstrem, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Hujan disertai petir dan angin kencang dengan durasi singkat itu berpotensi terjadi antara siang dan malam hari di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Memasuki siang hari, hujan ringan akan turun di seluruh wilayah Jakarta. Di malam hari, BMKG memprediksi akan turun hujan petir dan hujan sedang hingga dini hari.
Cuaca cukup bersahabat hampir di seluruh wilayah ibu kota, bahkan di Jakarta Barat yang diprediksi cerah.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
PLN terus mengupayakan penanganan pemulihan gardu listrik yang rusak akibat cuaca ekstrem
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Oktober merupakan masa transisi anomali cuaca. Pasalnya, pada momen itu terjadi peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Nenek dan seorang cucunya yang berusia 1 tahun tewas tertimbun longsor di Ciamis, Jawa Barat.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved