Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MEDIA sosial saat ini menjadi platform paling diminati untuk mencari informasi karena tidak mengenal batas ruang dan waktu. Semua orang bisa mendapatkan segala informasi dari belahan dunia manapun di media sosial dengan bebas. Tsunami informasi yang menyebar tidak terkendali seperti saat ini jika tidak ditanggapi dengan bijak bisa menyebabkan kegagalan dalam membedakan informasi yang fakta dan bohong.
Komite Kampanye dan Publikasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Puji F Susanti mengajak pengguna media sosial untuk teliti dalam menerima informasi. "Jangan hanya membaca judul tetapi pahami semua isi suatu informasi yang kita terima. Selanjutnya cek sumber informasi serta perhatikan hak cipta dan copyright jika kita mengutip karya orang lain," jelas Puji dalam webinar tentang Budaya Membaca dan Kritis di Media Sosial yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Rabu (2/11).
Budaya kritis dan membaca di ruang digital sangat diperlukan agar kita tidak termakan informasi bohong di media sosial. "Kritisi setiap informasi yang kita terima. Jika perlu, cari pembanding dari sumber yang lain. Usahakan cari informasi di media sosial dari media yang sudah jelas kredibilitasnya," katanya.
Dosen London School of Public Relations (LSPR) Okky Alparessi menyatakan budaya membaca di ruang digital diperlukan agar kita terhindar dari hate comments dan hate speech. "Jika kita membaca suatu informasi secara menyeluruh dan kita bersikap kritis, kita bisa terhindar dari komen negatif. Biasanya seorang melancarkan komentar negatif akibat terhasut oleh suatu informasi yang tidak dibaca dipahami dengan teliti," katanya.
Okky mengimbau orangtua menjadi garda terdepan dalam menerapkan budaya membaca di media sosial. "Terapkan budaya membaca agar anak bisa kritis dalam menanggapi suatu informasi di media sosial. Jika membaca telah menjadi budaya, literasi di media sosial akan mudah diterapkan," jelasnya.
Ketua SubKomisi Media Baru Lembaga Sensor Film Indonesia Andi Muslim mengatakan untuk menghadapi penyebaran informasi media sosial saat ini harus lebih berhati-hati. "Kita harus cerdas dalam menyaring informasi agar dapat menangkal berita bohong di media sosial. Baca informasi yang kita terima dengan teliti dan periksa kebenaran informasi tersebut serta laporkan jika menerima suatu informasi yang terindikasi bohong," terangnya.
Andi mengajak pengguna media sosial untuk meningkatkan kecakapan digital agar terhindar dari berbagai berita bohong. "Kita bisa disebut cakap digital jika telah paham perangkat lunak dan perangkat kerasnya. Setiap kita diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital demi terciptanya ruang digital yang aman, nyaman, dan berbudaya," tuturnya. (RO/OL-14)
Melalui platform online seperti Shopee, brand kecantikan lokal semakin berkembang dan memperluas pasar dengan berbagai fitur dan program yang ditawarkan.
Kehadiran anak-anak sebagai kidsfluencer ini rupanya memicu kekhawatiran akan potensi eksploitasi anak
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan
Slogan pick me mengarah kepada perilaku atau sikap seseorang yang berusaha mendapatkan perhatian dan penerimaan dengan cara menonjolkan diri sebagai pribadi yang berbeda.
BUDAYAWAN Banten Uday Suhada mengecam eksploitasi perempuan Badui yang kini marak dilakukan oleh para konten kreator ke media sosial (medsos).
Heru Budi juga mengingatkan para siswa bahwa kemudahan dalam mengakses informasi dan berita harus disikapi dengan bijak. Apalagi, tantangan yang dihadapi para siswa akan lebih banyak.
Dari survei Perpusnas, indeks tingkat gemar membaca masyarakat meningkat dari 55,74 pada 2020, menjadi 59,52 pada 2021. Ditargetkan pada 2024, indeks tersebut mencapai 71,3.
Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tingkat Nasional terpilih sebagai salah satu penerima Anugerah Revolusi Mental Tahun 2022 pada kategori Pendidikan Karakter dan Literasi
Dari survei yang dilakukan Perpusnas RI pada 2022 dengan 11.158 responden di 34 provinsi, menunjukkan adanya peningkatan kegemaran membaca.
Jumlah warga yang berusia di atas 40 tahun di Nagano dan daerah sekitarnya adalah sekitar 40%. Sedangkan sisanya adalah generasi berusia 30-40 tahun dan juga di bawahnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved