Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Psikolog Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog mengatakan berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk menstimulasi atau melatih kognitif anak, salah satunya dalam mengambil keputusan.
"Anak-anak diminta berbelanja sesuai dengan aturan yang diberikan. Perbedaannya makin dewasa, jenis aturannya berbeda dan mungkin jumlah belanjanya kita bedakan," kata pendiri dan direktur Personal Growth Counseling & Development Center itu dalam sebuah webinar kesehatan, Rabu.
Ratih mengatakan, melalui cara ini, orang tua bisa mengukur perkembangan kognitif anak dan melihat apa yang bisa dibantu meningkatkan stimulasi kognitif pada anak.
Di sisi lain, ada berbagai cara untuk membantu melatih sekaligus menstimulasi perkembangan anak berdasarkan delapan parameter perkembangan kognitif misalnya bermain puzzle untuk anak berumur satu hingga dua tahun.
Menurut Ratih, lewat bermain puzzle anak juga dilatih perhatian, fokus, psikomotor, logika dan penalarannya. Orang tua bisa meminta anak menyusun puzzle-nya dengan menggunakan gambar yang familiar.
"Semakin tinggi usia anak maka gambarnya semakin rumit dan kepingan jumlah puzzle-nya bertambah. Ini adalah bagaimana kita memberikan pelatihan dan stimulasi kognitif anak," kata Ratih.
Selain itu, orang tua juga dapat mengajak anak menyusun balok atau lego. Kegiatan ini walau tampak sederhana tetapi ini salah satu bentuk latihan untuk mengoptimalkan kognitif anak.
Ratih menyebutkan, ada delapan parameter dalam perkembangan kognitif, yakni meliputi perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, penalaran dan pengambilan keputusan.
Pada psikomotor misalnya, yakni melalui gerak anak, orang tua bisa melihat bagaimana perkembangan kognitif mereka. Ini melibatkan gerakan otot besar seperti berjalan, berjinjit, berlari. Sementara gerakan motorik halus melibatkan jari-jari tangan bagaimana dia memegang alat tulis, mengambil makanan dan memasukkan ke dalam mulut.
"Anak-anak juga bisa kita lihat bagaimana cara dia berlogika, berpikir, melakukan penilaian yang tepat. Sejak usia dini itu bisa kita lihat observasi dan latihkan pada anak-anak. Kita bisa ajak anak mulai mengambil keputusan atas dasar kemampuan dia sendiri misalnya mau makan nasi atau bubur," kata Ratih. (Ant/OL-12)
Anak-anak yang mengalami kondisi medis berat ini akan dipindahkan ke luar Gaza.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Virus yang menempel di saluran pernafasan juga dapat cepat terbuang saat cuci hidung dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved