Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SOSIALISASI masif alternatif obat penurun panas yang aman harus segera dilakukan untuk melindungi anak-anak dari ancaman gagal ginjal akut yang menyebabkan kematian.
"Terus bertambahnya penderita gagal ginjal akut yang meninggal harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan untuk segera mengambil langkah yang cepat dan tepat. Sosialisasi alternatif obat penurun panas anak yang aman harus masif dilakukan," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/10).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat per Selasa (18/10) jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Dari total jumlah penderita itu, 99 di antaranya meninggal dunia.
Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah membentuk tim untuk melakukan penelusuran lebih jauh tentang kasus tersebut. Gangguan ginjal akut misterius itu diduga karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol seperti yang terjadi di Gambia. Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup yang mengandung senyawa etilen glikol.
Menurut Lestari, upaya pencegahan harus dilakukan dengan segera lewat langkah-langkah yang terukur. Penguatan upaya pengawasan terhadap kandungan bahan berbahaya pada obat-obatan yang beredar di tanah air, ujarnya, harus terus ditingkatkan dan disempurnakan.
Selain itu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, informasi terkait sejumlah langkah alternatif obat penurun panas yang aman bagi anak, harus masif dilakukan. Para pemangku kepentingan, tegas Rerie, juga harus mampu memberikan informasi yang pasti terkait sejumlah obat penurun panas yang mengandung bahan berbahaya bagi anak.
Jangan sampai, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, ketidakpastian informasi terkait obat yang berbahaya dan cara aman untuk menurunkan panas anak menimbulkan kepanikan baru di tengah masyarakat. Penanganan kasus yang menyasar anak-anak sebagai korban ini, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah, harus benar-benar ditangani hingga tuntas untuk mencegah pertambahan jumlah kematian anak-anak, yang merupakan generasi penerus bangsa.
Di masa sering terjadinya cuaca ekstrem yang rawan penyebaran penyakit saat ini, Rerie mendorong agar pola hidup sehat di setiap keluarga harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh setiap anggota keluarga dari ancaman penyakit. (OL-14)
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong ketersediaan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Situasi geopolitik dalam beberapa bulan terakhir berdampak signifikan pada berbagai bidang kehidupan.
Amanah konstitusi UUD 1945 untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta ikut mewujudkan perdamaian dunia harus direalisasikan dalam menyikapi konflik dunia.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
PARTAI NasDem mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan dana alokasi kepada partai politik yang berasal dari APBN.
ANGGOTA Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, mendesak Pemerintah Indonesia segera mengisi pos duta besar (dubes) di sejumlah negara.
MK mengatakan pemisahan pemilu nasional dan lokal penting dilakukan untuk menyederhanakan proses bagi pemilih.
Indonesia bisa melihat Filipina yang dinilai memiliki sistem tanggap darurat yang lebih cepat untuk melindungi para pekerja migrannya.
Ketua Komisi II DPR, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda, menghargai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait untuk menghadirkan pemilu nasional dan pemilu lokal
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved