Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
NATA de coco saat ini berkembang pesat sejalan dengan kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Nata de coco kerap ditambahkan pada berbagai minuman, puding, ataupun es buah. Rasanya yang segar dan kenyal membuat banyak kalangan menyukainya mulai dari dewasa sampai anak-anak.
Bahan dasar dari pembuatan nata de coco yaitu air kelapa. Proses pembuatannya menggunakan teknik fermentasi.
Beberapa waktu yang lalu beredar informasi yang menyebutkan bahwa nata de coco memiliki kandungan plastik. Hal ini tentu saja meresahkan. Jadi, apakah benar nata de coco mengandung plastik yang berbahaya bagi kesehatan?
Nata de coco ialah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening, dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa dan mulanya dibuat di Filipina.
Nata de coco dalam bahasa Spanyol berarti krim kelapa. Krim yang dimaksudkan ialah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.
Nata de coco dapat dibuat dengan cara yang praktis. Air kelapa ialah bahan baku utama untuk membuat nata de coco.
Air kelapa yang baik digunakan dalam pembuatan nata de coco yang berasal dari kelapa tua. Kualitas nata de coco yang baik ditentukan oleh beberapa elemen seperti bahan baku, penambahan sumber nitrogen, penambahan sumber karbon, starter nata, wadah fermentasi, dan sanitasi.
Jadi, jika air kelapa yang muda dan belum cukup mengandung mineral diperlukan pertumbuhan dan aktivitas bakteri Acetobacter xylinum. Sebaliknya, air kelapa yang telah bertunas mengandung minyak berlebihan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
Bahan baku pembuatan nata de coco harus air kelapa murni, tidak tercampur air ataupun kotoran lain. Air kelapa tidak harus segar asalkan jangan lebih dari delapan hari penyimpanan karena telah berubah sifat akibat fermentasi dan kontaminasi bakteri.
Sumber karbon gula dalam pembuatan nata de coco berfungsi sebagai sumber karbon atau energi. Semua jenis gula bisa digunakan sebagai sumber karbon, baik glukosa, sukrosa, maupun maltosa. Adapun jumlah gula yang dianjurkan sebanyak 2%, karena penggunaan gula 2% akan menghasilkan rendemen nata de coco tidak jauh berbeda dengan penambahan 5%. Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi sebaiknya digunakan wadah ferementasi berbentuk segi empat (nampan) dengan tinggi 5-10 cm sehingga permukaan cukup luas.
Selanjutnya sanitasi. Kebersihan semua peralatan, bahan, dan tempat produksi merupakan syarat mutlak untuk mencegah kontaminasi karena bakteri Acetobacter xylinum sangat sensitif terhadap perubahan sifat-sifat fisik dan kimia lingkungan. Kemudian yang terakhir ialah sumber nitrogen.
Nitrogen merupakan salah satu bahan yang dapat merangsang pertumbuhan dan aktivitas bakteri Acetobacter xylinum. Sumber nitrogen yang biasa digunakan ialah amonium sulfat (ZA) karena mudah didapat dan relatif murah.
Sumber nitrogen biasanya berasal dari urea atau amonium sulfat. Selain itu ditambahkan asam asetat untuk mengatur media sehingga pH media berkisar pada pH optimum pada selang pH 3-5 agar pertumbuhan mikroba dan produksi nata de coco maksimal. Bahan-bahan nutrisi tersebut dikonsumsi oleh bakteri Acetobacter xylinum untuk pertumbuhan dan menghasilkan produk berupa selulosa mikrobial, sebagaimana tanaman menyerap pupuk urea atau pupuk ZA.
Nata de coco merupakan makanan kesehatan yang kaya serat, tetapi rendah kalori. Nata de coco mengandung air 98%, lemak 0,2%, kalsium sekitar 0,012%, fosfor 0,002%, dan vitamin B3 0,0017% (Nurheni et al., 1990). Produk ini memiliki kadar serat tinggi, meliputi selulosa, hemiselulosa, ligin, dan serat larut air.
Berikut manfaat nata de coco.
1.Menurunkan kolesterol.
2.Menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes.
3.Mencegah konstipasi.
4.Mengendalikan berat badan (mencegah obesitas).
5.Mencegah kanker kolon.
6.Bermanfaat pada mikroflora di usus besar.
Selain beragam manfaat, nata de coco ternyata juga bisa memberikan efek bagi pengonsumsi jika dicampur dengan sirup gula atau pemanis secara berlebihan. Salah satunya meningkatkan risiko diabetes. Merendam nata de coco lebih dahulu sebelum dikonsumsi dapat mengurangi kandungan gula. (OL-14)
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Tim ilmuwan Tiongkok berhasil mengidentifikasi spesies bakteri baru yang belum pernah ditemukan di Bumi. Mikroorganisme ini terdeteksi di dalam Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Penelitian menemukan 26 spesies mikroba baru dari ruang bersih NASA yang ekstrem dan steril. Lingkungan ini mempercepat evolusi mikroba akibat tekanan selektif unik.
MENYIMPAN sisa makanan di kulkas kerap dilakukan sejumlah orang. Akan tetapi, kebiasaan menyimpan makanan terutama nasi, mie, spagheti di kulkas bisa berbahaya untuk kesehatan.
Ilmuwan NASA, peneliti India dan Arab Saudi menemukan 26 spesies bakteri baru di dalam ruang steril, yang digunakan mempersiapkan peluncuran wahana Phoenix Mars Lander.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat.
Ralali maksimalkan potensi AI untuk mengembangkan sektor usaha
Nah kali ini kita akan membahas tentang produk-produk tersebut yang dibuat dengan bantuan bakteri. Seperti apa itu, simak penjelasan berikut ini.
Meski sama berasal dari genus Lactobacillus, Lactobacillus reuteri, dan Lactobacillus acidophillus ternyata sangat berbeda baik dari sisi manfaat, dosis, hingga tingkat keamanannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved