Senin 10 Oktober 2022, 10:01 WIB

Keluarga dan Kesehatan Mental, Apa yang Harus Diperhatikan?  

Mediaindonesia.com | Humaniora
Keluarga dan Kesehatan Mental, Apa yang Harus Diperhatikan?  

Dok. Tanoto Foundation
Ilustrasi keluarga

 

Sejak 1992, Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) menginisiasisetiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental sedunia. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan advokasi mengenai pentingnya kesehatan mental dan mendidik masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan mental atau kesehatan jiwa. 

Tema yang diangkat pada Hari Kesehatan Mental 2022 yaitu ‘Make Mental Health & Well-Being for All a Global Priority’ atau ‘Jadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua Sebagai Prioritas Global’. Tema ini diharapkan dapat menjadi pengingat dan penyemangat dalam upaya menciptakan dunia yang lebih baik. 

Dalam usaha mencapai tujuan besar tersebut, bisa dimulai dari entitas terkecil, yaitu keluarga. Mengacu pada definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi situasi stress dalam kehidupan normal sehari hari, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat di sekitarnya. 

Berdasarkan definisi tersebut, tanpa disadari, banyak orang tua yang memiliki permasalahan terkait kesehatan mental, beberapa diantaranya yaitu:

  1. Kecemasan. Berbagai sebab dapat menjadi pemicu munculnya kecemasan, misalnya cemas akan pengelolaan finansial hingga keterampilan pengasuhan.
  2. Marah dan kemampuan mengelola amarah. Dalam konteks mengasuh anak usia dini seringkali menjadi tantangan kesabaran tersendiri, saat mereka mulai mengeksplorasi dunia disekitarnya yang kemudian menyulut perasaan marah orang tua, penyalurannya biasanya berlanjut ke tindakan kekerasan pada anak. Atau, justru merasakan kelelahan emosional karena perasaan marah yang tidak tersalurkan.
  3. Stress saat periode kehamilan, proses kelahiran, hingga periode pengasuhan. Situasi yang paling sering dialami Ibu dimulai dengan baby blues syndrome yang bisa berlanjut ke depresi pascamelahirkan. Kedua gangguan perasaan tersebut biasanya dipicu oleh ketakutan bahwa mereka tidak bisa lagi merasakan kebahagiaan setelah memiliki anak dan ketakutan akan ketidakmampuan mengasuh anak. 
  4. Menghadapi kejadian traumatis. Kejadian traumatis bisa bermacam macam, misal mengalami kecelakaan, bencana alam, ataupun kehilangan orang terdekat kita. Ketidakmampuan menghadapi kejadian traumatis ini akan memicu pada gangguan kesehatan mental yang lebih serius (takut dan khawatir berlebihan, perasaan tidak berdaya dan tidak bermakna, perasaan sedih hingga mengganggu fungsi sehari hari, dll)

Senior ECED Specialist Tanoto Foundation Fitriana Herarti menjelaskan, kesehatan mental orang tua adalah kunci terciptanya kesehatan mental pada anak. 

Baca juga : Erma: Generasi Muda Harus Kreatif dan Inovatif

“Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan menggunakan pendekatan self-compassion, yang berarti bersikap baik dan memahami diri sendiri; menerima bahwa kita tidak sempurna; dan memahami bahwa di setiap kesalahan yang terjadi selalu ada pembelajaran dan pengembangan diri,” ujarnya. 

Fitriana kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa ada lima langkah dalam mengimplementasikan self-compassion tersebut, yaitu:

  1. Kebiasaan untuk memaafkan diri sendiri. Seburuk apapun situasi yang telah terjadi, tidak bisa diubah lagi. Jadi terima kenyataan bahwa kita memang tidak sempurna dan tidak memiliki kuasa untuk mengontrol semua hal.
  2. Mengembangkan pola pikir yang dinamis. Memandang semua situasi sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri, bahkan dalam situasi yang burukpun kita tetap bisa belajar sesuatu
  3. Kebiasaan bersyukur. Daripada terus menuntut dan mencari hal yang belum kita miliki, lebih baik bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, misal kesehatan, perhatian, cinta dari keluarga.
  4. Kemurahan hati. Menjadi dermawan tidak harus menunggu materi kita melimpah. Hal-hal kecil yang kita lakukan pada orang lain, dan mereka mengekspresikan terima kasih atau syukur akan menumbuhkan kebahagiaan pada diri sendiri
  5. Fokus terhadap situasi yang terjadi dan menerimanya tanpa menghakimi atau memberikan cap negatif. Nikmati semua hal yang terjadi baik yang sesuai dengan harapan kita maupun yang tidak diharapkan sebagai bagian dari jalan hidup kita. 

Menurut Fitriana, memiliki self-compassion sangat mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan orang tua, membantu mengurangi stres dan cemas sehingga orang tua lebih mampu memberi anak apa yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang optimal. 

“Saat orang tua menyayangi diri sendiri, mereka menjadi panutan yang baik untuk anak, membantu anak belajar bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan, memaafkan diri sendiri, dan mencoba untuk berbuat lebih baik lain kali. Ini juga membantu anak mengembangkan perasaan mencintai dan menghargai diri sendiri,” tandasnya. 

Meningkatkan kesehatan mental orang tua merupakan hal yang penting agar dapat menjalankan peran pengasuhan secara optimal. Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022, mari nyalakan semangat membentuk lingkungan keluarga yang memiliki kesehatan mental yang baik. 

Anda dapat membaca beragam artikel ringan tentang pengasuhan dan kesehatan mental keluarga dengan mengunjungi Website SIGAP Tanoto Foundation di sigap.tanotofoundation.org. 

(RO/OL-7)

Baca Juga

Freepik

Penelitian Menemukan Perubahan pada Organ Terkait Long Covid

👤Thalatie K Yani 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Individu yang mengalami long covid menunjukan kelainan pada beberapa organnya setelah...
Freepik

Gangguan Refraksi Mata pada Anak Meningkat setelah Pandemi

👤Ardi Teristi Hardi 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Persentase gangguan penglihatan akibat gangguan refraksi pada anak usia sekolah sekitar...
Ist

Peluncuran Buku dan Pameran Seni Rupa Trilogi Puspa Hati

👤Syarief Oebaidillah 🕔Jumat 22 September 2023, 22:08 WIB
Melalui karya buku trilogi Puspa Hati yang mengandung pesan cinta, alumnus FISIP UI ini sejatinya ingin menyampaikan bahwa di tengah...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya