Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Perencanaan Mitigasi Bencana Jadi Lebih Kompleks Akibat Krisis Iklim

Atalya Puspa
20/9/2022 16:21
Perencanaan Mitigasi Bencana Jadi Lebih Kompleks Akibat Krisis Iklim
Ilustrasi banjir di Palangkaraya(ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

PELAKSANA tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan perencanaan mitigasi bencana menjadi lebih kompleks karena adanya perubahan iklim. Karenanya, kesiagaan setiap saat untuk menangani semua jenis bencana diperlukan.

"Fase-fase musim yang kita kenal sejak kecil sudah bergeser nggak karuan. Kadang kita punya musim hujan di Juni, Juli, Agustus, banjir bandang, tanah longsor sangat banyak di periode itu. Itu membuat kita membutuhkan effort yang lebih besar saat kita mau mengurangi dampaknya," kata Abdul, Selasa (20/9).

Abdul mengungkapkan, saat ini saja berbagai wilayah dilanda bencana banjir dan kekeringan di waktu yang bersaman. Pada Agustus 2022, sebagian besar daratan Tiongkok kekeringan. Namun demikian, Korea Selatan mengalami banjir besar.

Selanjutnya, di Indonesia sendiri, meskipun BMKG telah mengeluarkan prediksi musim hujan datang lebih awal, namun ada sejumlah wilayah yang kini justru tengah mengalami kekeringan.

"Pemda harus bisa meningkatkan kesiapsiagaan, tidak hanya pada satu jenis bencana saja tapi pada waktu yang bersamaan, seperti misalnya Pemda Aceh waspada banjir, tapi saat yang bersamaan waspada karhutla juga," ucapnya.

Baca juga: Menteri LHK Sampaikan Pesan Mitigasi Iklim di Milad USK

BNPB, ucap dia, telah memasukkan opsi perubahan waktu agar tidak kecolongan dalam mempersiapkan masyarakat. Ia juga mengimbau agar pemda benar-benar melihat faktor lingkungan dalam melakukan rencana mitigasi bencana.

"Karena faktor cuaca ini sudah siklunya, meskipun kemudian bukan cuaca yang menggenerate perubahan iklim, tapi lingkungan. Sepertialih fungsi lahan dan sebagainya. Dampaknya memang tidak akan berasa saat itu, tapi bisa 10 tahun ke depan," pungkas dia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya