Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
AHLI Neurologi Anak Hardiono D Pusponegoro mengatakan orangtua dapat mengetahui gejala autisme pada anak sejak usia anak kurang dari satu tahun.
"Sebetulnya gejalanya sudah mulai terlihat sejak kurang dari satu tahun. Bisa juga tadinya normal, tiba-tiba usia setengah tahun sampai satu tahun hilang. Yang normal itu anaknya menjadi diam, anaknya menjadi cuek," ujar Hardiono dalam webinar Deteksi Dini dan Terapi Autisme di Jakarta seperti dikutip Antara, Kamis (8/9).
Hardiono menuturkan gejala autisme yang dapat dilihat sejak anak kurang dari satu tahun tersebut ialah terjadinya gangguan komunikasi seperti hanya mengulang apa yang didengar atau berbicara seperti bergumam tidak jelas.
Gejala lain yang dapat terlihat adalah adanya gangguan interaksi di mana anak cenderung cuek dan tidak berniat melakukan interaksi, tidak mau berbagi dan tidak adanya respons ekspresi timbal balik ataupun tidak adanya pretended play (bermain peran).
"Yang penting, kalau dipanggil namanya dari belakang atau dari samping, dia tidak menoleh pada usia enam bulan. Ini harus periksa ke
dokter, karena bisa gangguan pendengaran atau bisa juga ada gejala autis yaitu tidak menoleh bila dipanggil namanya," katanya.
Baca juga: Rekomendasi Obat Mual untuk Ibu Hamil, Aman untuk Mama Muda
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan, gejala lain yang dapat terlihat jelas adalah
adanya perilaku berulang yakni seperti berputar mengelilingi ruangan atau menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Bahkan, anak menunjukkan sikap kurang memiliki minat untuk melakukan sesuatu atau fokus yang abnormal. Adapun gejala lain berupa reaksi yang berlebihan atau kurang terhadap rangsangan sensoris.
Sayangnya, Hardiono mengaku masih banyak menemukan orangtua yang telah merasakan beberapa gejala tersebut, namun memilih untuk menunda pemeriksaan ataupun konsultasi kepada ahlinya.
"Kalau anak kecil ada gejala autis tunggu saja tiga tahun baru bisa didiagnosis, itu sangat salah. Bahkan sekarang kita mulai lari ke arah
diagnosis umur satu tahun, nanti kita akan kasih lihat," ujarnya.
Oleh karenanya, Hardiono meminta agar setiap orangtua dapat lebih peka dan memahami gejala-gejala autisme pada anak. Diharapkan agar orangtua tidak menunda skrining pemeriksaan sampai anak mencapai usia tertentu.
Hardiono menyebutkan saat ini terdapat dua jenis skrining untuk menentukan diagnosis lebih lanjut pada anak autis. Kedua skrining itu adalah Early Screening Autistic Trait (ESAT) bagi anak usia 10-14 bulan dan M-Chat untuk anak usia 18-40 bulan.
"Terapinya jauh lebih mudah dan hasilnya jauh lebih bagus. Dulu saya bilang harus diagnosis dulu baru terapi. Tapi belakangan ini pendapat
saya berubah, jadi diingat begitu ada gejala harus segera intervensi," kata Hardiono. (Ant/OL-16)
Acara BAC25 akan menampilkan lima rangkaian utama, yaitu konferensi umum, workshop atau lokakarya, pelatihan untuk pendidik, pemeriksaan autisme gratis (screening), dan pameran dagang.
PELUANG kerja bagi penyandang autisme di Indonesia masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orangtua mengalami kebingungan mencari pekerjaan untuk anaknya yang autisme.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Hingga saat ini penyebab kondisi autisme masih belum diketahui secara konklusif. Namun, faktor genetik disebut menjadi hal yang berperan besar meningkatkan risiko autisme.
GANGGUAN spektrum autis atau autisme adalah sebuah kondisi perkembangan perilaku anak yang memengaruhi kemampuan interaksi, komunikasi, dan sosialisasi anak.
Semakin dini autisme dideteksi, intervensi yang dilakukan dapat semakin maksimal sehingga mampu menekan gangguan dalam perkembangan anak.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved