Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
AHLI Neurologi Anak Hardiono D Pusponegoro mengatakan orangtua dapat mengetahui gejala autisme pada anak sejak usia anak kurang dari satu tahun.
"Sebetulnya gejalanya sudah mulai terlihat sejak kurang dari satu tahun. Bisa juga tadinya normal, tiba-tiba usia setengah tahun sampai satu tahun hilang. Yang normal itu anaknya menjadi diam, anaknya menjadi cuek," ujar Hardiono dalam webinar Deteksi Dini dan Terapi Autisme di Jakarta seperti dikutip Antara, Kamis (8/9).
Hardiono menuturkan gejala autisme yang dapat dilihat sejak anak kurang dari satu tahun tersebut ialah terjadinya gangguan komunikasi seperti hanya mengulang apa yang didengar atau berbicara seperti bergumam tidak jelas.
Gejala lain yang dapat terlihat adalah adanya gangguan interaksi di mana anak cenderung cuek dan tidak berniat melakukan interaksi, tidak mau berbagi dan tidak adanya respons ekspresi timbal balik ataupun tidak adanya pretended play (bermain peran).
"Yang penting, kalau dipanggil namanya dari belakang atau dari samping, dia tidak menoleh pada usia enam bulan. Ini harus periksa ke
dokter, karena bisa gangguan pendengaran atau bisa juga ada gejala autis yaitu tidak menoleh bila dipanggil namanya," katanya.
Baca juga: Rekomendasi Obat Mual untuk Ibu Hamil, Aman untuk Mama Muda
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan, gejala lain yang dapat terlihat jelas adalah
adanya perilaku berulang yakni seperti berputar mengelilingi ruangan atau menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Bahkan, anak menunjukkan sikap kurang memiliki minat untuk melakukan sesuatu atau fokus yang abnormal. Adapun gejala lain berupa reaksi yang berlebihan atau kurang terhadap rangsangan sensoris.
Sayangnya, Hardiono mengaku masih banyak menemukan orangtua yang telah merasakan beberapa gejala tersebut, namun memilih untuk menunda pemeriksaan ataupun konsultasi kepada ahlinya.
"Kalau anak kecil ada gejala autis tunggu saja tiga tahun baru bisa didiagnosis, itu sangat salah. Bahkan sekarang kita mulai lari ke arah
diagnosis umur satu tahun, nanti kita akan kasih lihat," ujarnya.
Oleh karenanya, Hardiono meminta agar setiap orangtua dapat lebih peka dan memahami gejala-gejala autisme pada anak. Diharapkan agar orangtua tidak menunda skrining pemeriksaan sampai anak mencapai usia tertentu.
Hardiono menyebutkan saat ini terdapat dua jenis skrining untuk menentukan diagnosis lebih lanjut pada anak autis. Kedua skrining itu adalah Early Screening Autistic Trait (ESAT) bagi anak usia 10-14 bulan dan M-Chat untuk anak usia 18-40 bulan.
"Terapinya jauh lebih mudah dan hasilnya jauh lebih bagus. Dulu saya bilang harus diagnosis dulu baru terapi. Tapi belakangan ini pendapat
saya berubah, jadi diingat begitu ada gejala harus segera intervensi," kata Hardiono. (Ant/OL-16)
Tim ilmuwan Johns Hopkins University berhasil mengembangkan organoid otak manusia pertama yang meniru seluruh bagian otak.
Ilmuan berhasil mengidentifikasi empat subtipe biologis autisme. Penemuan ini menjadi langkah besar untuk perawatan.
Acara BAC25 akan menampilkan lima rangkaian utama, yaitu konferensi umum, workshop atau lokakarya, pelatihan untuk pendidik, pemeriksaan autisme gratis (screening), dan pameran dagang.
PELUANG kerja bagi penyandang autisme di Indonesia masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orangtua mengalami kebingungan mencari pekerjaan untuk anaknya yang autisme.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Hingga saat ini penyebab kondisi autisme masih belum diketahui secara konklusif. Namun, faktor genetik disebut menjadi hal yang berperan besar meningkatkan risiko autisme.
Praktik hipnoterapi yang diimplementasikan secara tepat dapat menyembuhkan trauma yang disebabkan oleh perundungan dan meningkatkan prestasi anak di sekolah.
UPAYA memperkuat perlindungan perempuan dan anak dari ancaman tindak kekerasan melalui pengintegrasian sistem antarlembaga terkait harus mendapat dukungan semua pihak.
Pada usia 5 tahun, koneksi yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari dalam bermain, eksplorasi, belajar, akan secara harfiah membangun arsitektur otak mereka.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Cacingan umum terjadi pada anak usia 5–10 tahun. Kenali gejala, cara mengobati, dan langkah pencegahan untuk melindungi anak dari infeksi cacing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved