Rabu 07 September 2022, 20:51 WIB

Batik Tulis Wolter Sukses Ciptakan Model Pakaian Batik Kekinian

mediaindonesia.com | Humaniora
Batik Tulis Wolter Sukses Ciptakan Model Pakaian Batik Kekinian

Ist
Abel Hesed, Founder Batik Wolter, memperlihatkan kain-kain batik tulisnya.

 

SIAPA yang tidak kenal dengan kerajinan batik? Warisan budaya Nusantara yang telah menjadi identitas dan kebanggaan insan Indonesia; tentunya sudah sepatutnya kerajinan ini diperjuangkan dan dijaga eksistensinya.

Namun pada faktanya, seiring dengan perkembangan zaman, batik perlahan mulai ditinggalkan oleh kebanyakan generasi muda yang cenderung lebih tertarik dengan pakaian-pakaian yang sedang trending seperti streetwear, contemporary fashion, dan lainnya.

Bagi mereka, batik cenderung dipandang terlalu formal, terlihat kaku, bahkan kolot, tidak sedinamis pakaian-pakaian trending yang sedang populer belakangan ini.

Memang perlu diakui, kebanyakan batik masih didominasi motif-motif lawasan dengan warna-warna yang cenderung gelap, sebuah kombinasi yang sudah tidak menarik lagi dimata kebanyakan generasi muda yang sekarang ini berani tampil lebih bold.

Baca juga: Perkenalkan Batik di Paris Fashion Week 2022

Melihat realita yang ada, banyak produsen batik segera berinovasi, mereka berlomba-lomba untuk memodifikasi batik dan mencoba menyesuaikannya dengan selera pasar yang kian modern.

Salah satu inovasi yang sering diadopsi adalah konsep fast fashion di mana produsen batik cap dan printing memadukan bahan batik dengan bahan lainnya untuk menciptakan beragam model pakaian batik secara kilat dengan looks yang lebih casual dan stylish serta harga yang kompetitif.

Strategi ini terbilang cukup sukses menggaet minat generasi muda yang memang sudah sangat fasih dengan trend fast fashion ini.

Namun sayangnya, strategi fast fashion ini tidak dapat dinikmati oleh seluruh produsen batik, khususnya pengrajin batik tulis yang memproduksi batik secara handmade seutuhnya dengan kualitas, dan detail terbaik.

Proses pengerjaan batik tulis sendiri bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan per lembar batik tulis. 

Sehingga dari segi harga, proses, serta kualitas pun tidak memungkinkan untuk mengadopsi konsep fast fashion yang berfokus pada penciptaan beragam model sesuai dengan trend dalam waktu singkat.

“Beda dengan teman-temen pengrajin cap atau printing, kalau mereka cenderung lebih produksi massal ya. Batik tulis ga mungkin seperti itu, jadi berat kalau disuruh ngikutin trend fast fashion," ungkap Abel Hesed, Founder Batik Wolter, salah satu brand batik tulis Ibu Kota Jakarta dalam keterangan, Rabu (7/9)

"Mau engga mau jadi kita harus punya strategi beda supaya tetep bisa relevan. Di situ akhirnya kita lebih mainin ke corak motif batiknya, dibuat lebih kontemporer sama pewarnaan dibuat lebih berani dengan warna-warna modern.” tutur Abel Hesed.

Abel mengakui cukup berat awalnya untuk beralih dari motif lawasan yang sudah sangat kental dengan image kerajinan batik, ke motif kontemporer yang sebetulnya berjauhan dari konsep batik klasik pada umumnya.

Namun dengan pendekatan Batik Wolter yang lebih personal dan relevan bagi generasi muda, risiko yang diambil ini pun membuahkan hasil.

Batik tulis dengan motif-motif seperti singa, harimau, naga, elang, merak, cenderawasih pun tidak hanya diterima tapi bahkan digandrungi oleh pasar, terbukti dari jumlah pengikut Instagram @batikwolter yang telah mencapai 124 ribu followers.

"Bahkan hanya dalam 2 tahun belakangan saja, menjadikannya salah satu top of mind brand batik tulis Nusantara," jelasnya.

“Ya engga nyangka juga sebetulnya, waktu itu cuma kepikir, ini daripada mati ditinggalkan, lalu punah, lebih baik kita nekat sedikit. Agak nabrak-nabrakga apa, yang penting kita coba dulu," jelasnya,

"Lebih baik mati mencoba dari pada pasrah saja. Ya berharap ini jadi awal yang baik untuk dobrak anggapan orang-orang tentang batik tulis, cenderung kaku, kolot, khususnya bagi yang muda-muda. Kita terus inovasi dan buktikan kalau batik tulis bisa stayrelevant supaya ini terus terjaga, ga punah, ga ditinggalkan sama generasi muda,” tutup Abel. (RO/OL-09)

 

 

 

Baca Juga

Ist

Eksplorasi Penampilan, Bergaya Makin Stylish dengan Pattern Style

👤Media Indonesia 🕔Jumat 22 September 2023, 00:00 WIB
Memadukan fashion item dengan motif pattern bisa membuat penampilan terlihat lebih menarik, kreatif, dan...
Ist

Nicholas Saputra Jadi Brand Ambassador Sekaligus Creative Director Mondial

👤Deri Dahuri 🕔Kamis 21 September 2023, 23:02 WIB
Aktor Nicholas Saputra juga ditunjuk sebagai Creative Director untuk koleksi kolaboratif pertama yang dinamakan Mondial Precious x Nicholas...
Ist

Imprint Penerbit Erlangga Terbitkan Buku 'Berguru Kepada Kiai Sahal'

👤Media Indonesia 🕔Kamis 21 September 2023, 22:27 WIB
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Savic Ali yang berbicara tentang peran Kiai Sahal dalam pengembangan pendidikan di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya