Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ADAPTASI edutech menjadi kebutuhan mutlak digitalisasi ribuan kampus swasta di Indonesia untuk meningkatkan mutu layanan bagi mahasiswa sekaligus modal bagi pengajar meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi. Tanpa adaptasi edutech, ribuan kampus swasta akan sulit meningkatkan mutu layanan mereka kepada mahasiswa di tengah tren digitalisasi.
"Pada sisi lain, pengajar akan terus terjebak dalam pekerjaan administrasi dan sulit meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi," papar Ucu Komarudin, CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta), dalam webinar bertajuk Strategi Organisasi Pendidikan Sebagai Basis Menuju Center of Exellence diselenggarakan Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Kamis (18/8).
Selain Ucu Komarudin, hadir Mayjen Totok Imam Santoso selaku Kepala Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) TNI AD dan Andriew Lim sebagai Profesor Technopreneurship and Innovation in Hospitality di Hotelschool The Hague, Amsterdam, Belanda.
Edutech atau education technology dapat diartikan sebagai sistem pendidikan modern yang mengacu pada penggunaan peranti keras (hardware) dan peranti lunak (software). Platform ini dirancang untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di ruang kelas serta meningkatkan hasil pendidikan. Dari hasil implementasinya di berbagai kampus, Ucu mengatakan, edutech mampu mengurai beragam permasalahan kurikulum serta menyederhanakan sistem administrasi pendidikan hanya dalam satu platform digital.
Ucu juga memaparkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan fakta pada tahun ajaran 2021/2022 di Indonesia terdapat 8.956.184 mahasiswa yang aktif di 3.115 perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dari tiga ribu lebih kampus tersebut, kata dia, lebih dari 90% di antaranya berstatus swasta (PTS) yakni 2.990 sedangkan 125 sisanya perguruan tinggi negeri (PTN). Namun dari jumlah PTS yang dominan tersebut, hanya sedikit PTS yang terakreditasi A.
"Salah satu masalah yang kami dapati ialah ketidakmampuan PTS melakukan adaptasi digital. Sampai saat ini, digitalisasi masih sekadar dimaknai pengajaran menggunakan aplikasi komunikasi menggunakan audio video tetapi belum mengintegrasikan pada seluruh sistem perguruan tinggi," tuturnya.
Padahal, kata Ucu, dengan mengintegrasikan seluruh perangkat keras dan perangkat lunak komputer perguruan tinggi menggunakan edutech, akan tercapai efisiensi manajemen data yang memudahkan perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa.
"Nah sekarang tantangannya yaitu PTS di Indonesia yang ribuan dan harus terhubung dengan Kemendikbudristek masih menggunakan beragam aplikasi yang membuat mereka tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain," paparnya. Ucu menjelaskan dari kerja sama antara Edufecta dengan Aptisi (Asosiasi Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia) yang memiliki ribuan kampus swasta telah diakui bahwa Edufecta berperan nyata dalam membantu percepatan digitalisasi tersebut.
Secara terpisah, Direktur Utama TECH Billy Andrian turut menjelaskan sejauh ini pihaknya memosisikan diri sebagai pemain big data enabler di Indonesia. Sebagai emiten berbasis teknologi digital, TECH tidak hanya fokus pada pengembangan bisnis digitalisasi pendidikan saja. "Kami juga memiliki portofolio produk yang melayani business to business (B2B) seperti Renofax, KAWN, PingPoint, Lokamedia, dan beberapa platform digital lain," kata Billy.
Terkait performa di lantai bursa, Billy mengungkapkan adanya tren positif dari saham TECH. Berdasarkan data pada Kamis (18/8), emiten yang merupakan bagian dari portofolio Indosterling Group yang dikendalikan William Henley telah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp8,4 triliun. "Sejauh ini kami masih optimistis dengan laju pertumbuhan bisnis digital pada tahun ini, termasuk pengembangan bisnis Edufecta yang akan merambah primary dan secondary institutions," ujar Billy. (RO/OL-14)
Penerapan TKA membutuhkan pengawasan juga pendampingan. Hal ini sebagai upaya menjamin objektivitas serta validitas hasil sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Melalui algoritma ML yang akurat, metode pengukuran saturasi berbasis barge dapat dioptimalkan.
WAMENDIKDASMEN Fajar melanjutkan, perlu adanya mitigasi dalam rangka memastikan program-program prioritas Kemendikdasmen tepat sasaran dan tepat guna.
Puncak transformasi digital ditandai dengan pembentukan Lembaga Nasional Single Window (LNSW) pada tahun 2007.
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) resmi membuka seleksi Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional ke-8 berbasis komputer (CBT) secara daring pada Selasa, (17/06).
Pemungutan retribusi dilakukan perangkat daerah penghasil maupun Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) di lingkup Pemkab Cianjur. Baru sebagian kecil yang sudah menerapkan digitalisasi
Zero Trust merupakan model arsitektur keamanan yang didasarkan pada prinsip Never Trust, Always Verify (Jangan Pernah Percaya, Selalu Verifikasi).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved